3. Hidup Baru

259 32 67
                                    


Hari ini hari ketiga So Eun di Seoul. Tidak banyak yang ia lakukan karena sebenarnya ia masih menyusun rencananya dengan matang, ia tak ingin buru-buru jika hasil akhirnya tak sesuai yang ia inginkan. Sia-sia perjuangannya selama di London.

Setelah mengumpulkan niat, ia bangun dari kasurnya lalu mulai membersihkan apartemennya. Kegiatan selanjutnya adalah memasak. Namun, tak ada bahan apapun yang bisa dimasak di kulkasnya alias kosong.

"Hanya ada air mineral, baiklah aku akan ke supermarket sekarang" So Eun menutup kembali kulkasnya.

Dengan pakaian seadanya, ia memakai hoodie hitam oversize dan hotpants. So Eun sekarang terlihat seperti remaja 18 tahun. Begitu lucu dan mungil.

•••

Troli So Eun sudah terisi penuh dengan berbagai jenis kebutuhannya mulai dari sayuran hingga camilan. Ia tinggal menuju kasir namun seorang anak lelaki berumur 5 tahun menghentikan langkahnya.

Anak itu menangis dan memegangi ujung jemari So Eun.
So Eun berjongkok dan mensejajarkan badannya dengan anak itu.

"Anak manis, kenapa menangis? Mana orang tuamu?"

"Hikss, tidak tau. Aku ke sini bersama paman. Tapi sekarang tidak tau paman di mana" spontan saja anak kecil itu memeluk So Eun membuat So Eun tak berdaya.

"Anak ini pasti ketakutan" batinnya. Lalu, So Eun menggendong anak itu dan membawanya antre ke kasir.

Setelah selesai membayar belanjaannya, So Eun berdiri di supermarket itu berharap paman anak kecil yang ia gendong ini segera datang.

"Kita ke mobil saja dulu. Oke?" Anak kecil itu mengganggukkan kepalanya, ia tidak lagi menangis sejak So Eun menggendongnya.

Saat ingin membuka pintu mobil, terdengarlah suara seorang lelaki yang tidak asing lagi di telinga So Eun.

"Junki?" Kim Bum mempercepat langkahnya mendekati So Eun.

"So Eun? Bagaimana bisa kau dengan Junki?"

"Oh jadi kau pamannya. Tidak becus sekali. Anak ini menangis mencarimu" So Eun ingin menyerahkan anak kecil yang baru ia ketahui namanya itu. Ternyata, Junki tertidur di gendongan So Eun.

"Bagaimana sekarang?" So Eun mengecilkan suaranya, tidak ingin membuat Junki terbangun.

Kim Bum dengan cekatan mengambil kunci mobil yang ada di tangan So Eun. "Aku akan mengantarmu pulang"

So Eun masih belum mengerti apa yang Kim Bum maksud. "Aku memang ingin pulang, kau ambil dulu keponakanmu ini"

"Jika aku mengambilnya darimu, maka ia akan terbangun. Kau tega membuatnya terbangun? Biarkan dia tidur lebih lama lagi"

So Eun pikir apa yang Kim Bum katakan tidak sepenuhnya salah. Tanpa pikir panjang lagi, ia masuk ke dalam mobil. Bagi orang awam yang tidak mengetahui bahwa Junki adalah keponakan Kim Bum, maka orang pasti mengira mereka adalah sepasang suami istri yang telah memiliki anak.

Dari kejauhan, seorang lelaki dengan kamera di tangannya tersenyum lebar. "Sungguh foto-foto ini akan menjadi berita besar" pria itu memasukkan kameranya dan mengikuti mobil So Eun.

•••

"Terima kasih sudah membawa Junki bersamamu" Kim Bum tadi hanya meninggalkan Junki sebentar ke toilet tapi saat ia kembali Junki sudah tidak ada.

"Hmmm, fokus saja pada jalan" So Eun tidak berminat panjang lebar berbicara dengan Kim Bum.

Saat sudah tiba di depan apartemen So Eun, Junki masih tidur dengan sangat nyenyak. Kim Bum menggunakan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan So Eun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang