Hujan

310 41 0
                                    


Suara hujan dan petir membangunkan Yuna dari tidurnya. Ia duduk di ranjangnya, mengamati kamarnya yang gelap. Tanpa aba-aba, kilatan cahaya dan suara petir menggelegar dan membuat Yuna kaget. Ia menarik selimutnya, menutupi kepalanya dan memegangnya dengan erat sambil berharap hujan segera berhenti dan tidak ada lagi suara petir yang mengganggunya.

Harapan Yuna rupanya tidak terkabul karena petir kembali menyambar dan suaranya lebih nyaring dari sebelumnya. Kalau boleh jujur, ia merasa takut karena tidak ada Lia bersamanya karena Lia dan Yeji sedang berada di luar kota untuk keperluan syuting.

Mengumpulkan keberaniannya, Yuna melangkah keluar kamarnya untuk mencari pertolongan dari salah satu member yang ada di asrama bersamanya. Lagi-lagi petir menyambar dan suaranya nyaring. Yuna terkejut dan masuk ke dalam kamar yang ada di depannya.

Yuna berlari kecil ke dalam kamar, langsung saja masuk ke dalam selimut dan memeluk sesosok gadis yang sedang tidur pulas.

"Eh siapa nih?" Ujar gadis tersebut ketika merasa tidurnya terganggu.

Yuna tidak menjawab, malah ia semakin mengeratkan pelukannya.

"Yuna?" Tanya gadis itu setelah benar-benar bangun dari tidurnya.

"Kak, aku gak mau tidur sendirian." Rengek Yuna.

"Kenapa sih? Biasanya juga--" Suara nyaring dari petir memotong kalimat Ryujin.

"Oh, karena petir dan juga karena gak ada Kak Lia?" Tanya Ryujin.

"Iya!" Jawab Yuna sambil membenamkan wajahnya di punggung Ryujin.

Ryujin berusaha melepaskan pelukan Yuna namun bukannya melepaskan, Yuna malah semakin mengeratkan pelukannya. Ryujin tertawa kecil karena tingkah Yuna yang sangat manja ini.

"Dek, lepasin dulu. Kak Ryujin gak bisa balik badan ini." Kata Ryujin yang langsung dituruti oleh Yuna.

Kini mereka berhadap-hadapan. Ryujin tersenyum melihat Yuna yang menurutnya saat ini terlihat sangat menggemaskan.

"Kak! Udahan liatin akunya!" Perintah Yuna.

"Hahahaha iya iya. Habisnya kamu lucu banget sih." Kata Ryujin sambil menarik Yuna ke dalam pelukannya.

"Kak, sorry aku ngebangunin Kakak,' Kata Yuna.

Ryujin tersenyum kecil. "Udah gak pa pa. Kakak seneng kok."

Yuna mengangkat kepalanya menjauh dari dada Ryujin dan menatap Ryujin sambil bertanya, "Kenapa?"

"Karena bisa tidur di samping Yuna." Kata Ryujin sambil mengelus halus kepala Yuna.

Yuna tersenyum lebar setelah mendengar kata-kata The Older Shin ini. Di dalam hati, Yuna diam-diam berterima kasih karena hujan dan petir yang turun malam ini.

"Kak--"

"SSSHHHH, udah kamu tidur aja." Perintah Ryujin dengan mata yang tertutup dan mau tidak mau Yuna menurutinya.

Beberapa menit kemudian, hanya ada suara napas beraturan yang terdengar. Yuna sudah tertidur dengan pulas. Ryujin membuka matanya dan mengecup pucuk kepala Yuna dan berkata, "Selamat tidur Shin Yuna. Hari ini aku belum siap untuk jujur. Mungkin nanti saja aku jujur sama kamu tapi satu yang pasti hari ini, besok, lusa, dan seterusnya aku tetep sayang kamu."

One-Shot Stories | 2SHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang