2. Jatuh dan Jauh

304 57 12
                                    


BAB 2
Jatuh dan Jauh

BAB 2 Jatuh dan Jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*

Pertemuan pertama adalah hal yang paling Alaska ingat dari Selesa Langit Sediakala. Pertemuan pertama mereka mungkin tidak spesial bagi Langit—tapi hal itu terasa begitu spesial bagi Alaska. Pertama kali bertemu, cowok itu duduk di ruang tamu rumahnya dengan jaket jeans dan kaus hitam, tidak lupa dengan topi hitam favoritnya.

Kala itu Alaska melangkah turun dari tangga perlahan-lahan, mengunci pandangannya pada sosok Langit seakan-akan dia baru saja jatuh cinta dalam beberapa detik ketika pertama kali melihat cowok itu. Langit yang kala itu sibuk berbincang bersama Atlanta, Rumi dan Jingga yang belum menyadari kehadiran dirinya di sana. Mereka masih sibuk tertawa bersama, membuat Alaska ikut tersenyum melihat keempat cowok itu.

"Eh, hai Ska!" Rumi menyapa Alaska saat itu, membuat gadis itu langsung menoleh dan berhenti menatap Langit dengan tatapan memujanya. Karena panggilan Rumi, Atlanta dan yang lainnya ikut menoleh dan langsung berdiri.

"Nah, Kenalin Lang, Ga, ini kembaraan gue, namanya Atlaska," Atlanta merangkul Alaska mesra, dengan bangga memamerkan kembarannya yang cantik itu.

Jingga tersenyum ala playboy, biasalah. "Jinggala, panggil aja Jingga. Lo cakep banget btw, cocok sama gue yang ganteng!" Alaska hanya mampu tertawa, sedangkan Atlanta sudah siap mengubur cowok itu hidup-hidup.

Sedangkan Langit malah tersenyum manis, memandang Alaska dengan tatapan yang mampu membuat gadis itu jatuh lebih lagi. Alaska menyodorkan tangannya ke arah Langit lebih dulu untuk pertama kalinya.

"Nama gue Atlaska, tapi biasanya dipanggil Alaska."

"Nice to meet you, Alaska. Gue Langit." Langit membalas jabatan tangannya, menyentuh tangan Alaska untuk pertama kalinya. Kala itu Alaska bisa merasakan berjuta kupu-kupu memenuhi perutnya. Dia merasa begitu bahagia padahal baru pertama kali melihat Langit di hadapannya.

Setelah itu Langit melepas jabatan keduanya yang sebenarnya membuat Alaska sedikit tidak rela. Kejadian itu adalah pertama dan terakhir kalinya mereka melakukan skinship. Skinship normal yang dilakukan banyak orang, jauh dari kata romantis atau spesial, tapi kenyataanya bersalaman dengan Langit untuk pertama kalinya mampu membuat Alaska bahagia setengah mati.

Namun Alaska gak pernah menyangka akan datang hari dimana akhirnya Alaska merasakan perasaan itu lagi. Merasakan bagaimana rasanya berada di genggaman Langit. Cowok itu mengenggam lengannya beberapa saat lalu—membuat Alaska tidak bisa menyembunyikan rona di pipinya sejak tadi.

"Ska? Pipi kamu kenapa merah begini? Kamu demam?" Alaska terpenjat beberapa saat ketika Atlanta menangkup pipinya dengan kedua tangan hangat cowok itu. Membuat Alaska menggeleng cepat, berusaha menghindari kegugupannya.

THE BOOK OF FALLING | HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang