[ON GOING] PG-17 | Alaska tidak pernah menyangka dari sekian banyaknya laki-laki yang berusaha merebut hatinya, Alaska malah diam-diam menaruh hati pada Selesa Langit Sediakala, atau Langit-yang notabenenya adalah sahabat baik kembarannya, Atlanta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
Kalau Alaska bisa mendefinisikan perasaanya sekarang, mungkin seratus halaman tidak akan pernah cukup untuk gadis itu tulis dengan kata-kata dan kalimat bahagia dan betapa menyenangkannya bagi gadis itu untuk memandang Langit dari jarak sedekat ini. Memandang cowok itu yang kini sedang memakan makanan favoritnya itu; sate ayam.
Biasanya, Alaska hanya bisa memandang Langit dari jauh ketika cowok itu sedang duduk di kantin gedung lama sekolahnya—memakan dua piring sate ayam dengan lontong setengah porsi, juga minuman kesukaanya; susu pisang.
Kombinasi yang aneh. Tapi Alaska tidak bisa men-judge selera orang-orang disekitarnya. Karena dia tahu bahwa setiap orang mempunyai beberapa hal yang mereka sukai tanpa alasan pasti.
Seperti perasaannya untuk Langit.
Alaska tidak akan bisa menjelaskan kenapa dia bisa begitu menyukai Langit padahal Langit saja tidak pernah memberinya harapan, memberinya kasih sayang, atau bahkan hal-hal yang bisa membuat orang lain mudah jatuh cinta dalam sekejap.
Tapi kenyataanya; Alaska jatuh untuk cowok itu. Lebih dalam dari yang bisa kalian bayangkan.
Tanpa alasan, tanpa ada jaminan apapun.
Dia hanya menyukai Langit. Menyukai semua hal yang ada di dalam diri cowok itu.
"Gak dimakan, Ska?"
Alaska mengedipkan matanya beberapa kali, hampir saja ketahuan memandangi sosok Langit sejak tadi.
Alaska tersenyum kikuk.
"Suka gak?"
Alaska yang tengah mengunyah mendongak, menatap Langit.
"Huh?"
Langit tersenyum kecil. "Suka gak sama satenya? Kalau gak suka, gue pesenin yang lain. Kata Atlan, lo lumayan picky soal makanan."
Alaska tersenyum tidak enak. "Suka kok. Cuman udah lama aja gak makan Sate ayam. Sempet pernah sakit sampe di opname karena makan sembarangan. Jadinya abis itu trauma. Jadi sedikit picky." Jelas Alaska.
Langit menarik piring gadis itu. "Kalau gitu jangan di makan. Nanti gue anter lo makan ke tempat yang lebih higienis aja, Ska."
Alaska menggeleng tidak setuju. "Jangan! Gue bisa makan ini kok, perut gue sekarang gak sesensitif itu. Gak papa, Lang."