di situlah dimana aku mulai bertanya-tanya dimana kedua orang tuaku , apakah mereka membenciku? Jika memang iya untuk apa aku di lahirkan.
Usia 5 tahun aku mulai masuk TAMAN KANAK-KANAK masa-masa yang sedikit sulit karena aku sudah sering mendapatkan bullyan bahkan aku tidak ingin memiliki teman sejak aku berada di taman kanak-kanak . aku sering di bully karena tidak ada orang tua yang mendampingiku bahkan mengantar dan menjemputku sekolah mereka mengejek juga berprilaku kasar kepadaku . aku berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki sambil menangis , bisa di bilang aku adalah anak yang sangat cengeng dan suka menyendiri. Aku merasa kesepian dan selalu larut dalam kesedihan aku selalu takut pulang ke rumah karena prilaku pamanku yang selalu kasar padaku , aku bahkan takut untuk melihat wajahnya . nenekku terkadang sampai menangis melihatku dipukul dan di tendang oleh pamanku karena tidak mendengarkan ucapannya .
"jangan terlalu kasar ke merisa dia masih kecil". ucap nenekku sambal menangis.
"udahlah buk , jangan di manja nanti jadi kebiasaan". Kata pamanku
Ucapan yang selalu terngiang-ngiang di telingaku hingga detik ini , aku tidak pernah tau bagaimana kabar mama dan papa mereka seperti menghilang tanpa jejak tidak satupun dari keluargaku yang memberi tahu kabar mereka. Bayangkan jika kau ada diposisiku yang tidak mengerti hidup ini sebenernya untuk apa..
Nenek mengajarkanku sembahyang di usia 3 tahun kata nenek rajinlah berdoa karena tuhan akan mendengar doamu dan menyampaikan rasa rindumu ke mama dan papa.
Di setiap sholatku aku selalu menyelipkan doa untuk mama dan papa yang selalu ku rindukan , bahkan sebelum tidur aku selalu berdoa untuk bertemu dengan mereka di dalam mimpiku karena aku takut akan lupa dengan kenangan kecil kita.
"tuhan izinkan aku bertemu mama dan papa,aku hanya ingin memeluk mereka.aku ingin kita kembali bersama-sama" doa kecilku.
Aku selalu tidur sendirian sejak aku di sana terkadang aku merasa takut terutama dengan hantu, sendirian dalam gelap dan selalu menangis hingga terlelap . Ke esokan harinya aku berisiap untuk berangkat sekolah ritual di pagi hariku nenek selalu memasakkan air hangat untukku karena air disini seperti air es setelah itu menyuapiku dan setelah itu aku berangkat sekolah berjalan kesekolah bersama kakak sesepuku.dulu sebelum di bangun jembatan kita harus menyebrang sungai aku mengankat tasku diatas kepala lalu menyebrang untuk mendapat jalur tercepat jika tidak kita harus memutar jauh dan membuat kita terlambat kesekolah.
Tidak semuanya menyedihkan karena sepulang sekolah aku beralih profesi menjadi bolang bermain di sawah dan menjelajah hutan dengan imijanisasi kita adalah bocah petualang yang hebat lucunya aku kabur mencuri sarung paman untuk di buat menjadi hammock yang aku harus siap dengan konsekuensinya bahwa aku akan di hajar habis-habisan sesampai dirumah. Jika aku belum pulang diwaktu makan siang dia akan mencariku membawa potongan kayu untuk memukulku karena dulu pernah dimana dia menghajarku dan menendangku hingga tubuhku menghantam tembok yang itu membuatku kesulitan bernafas kurang lebih 60detik karena aku harus menjerit untuk dapat bernafas kembali.
Bisa dibilang aku dan kedua kakak sepupuku ini lagend karena kita tidak tahu bahwa sawah itu memiliki hak milik karena kita sering mencuri jeruk , semangka dan buah lainnya sampai pada akhir sang pemilik kebun mengetahui kita mencuri satu keresek penuh jeruk dari kebunnya dan mengejar kita setengah mati membawa celurit.
Aku dan kedua kakak sepupuku berlari dengan sekuat tenaga lucunya aku terjatuh di sawah tubuhku penuh dengan lumpur karena mustahil bagi kita bertiga berlari di sawah dengan jalan setapak yang kecil . gara-gara aku kita jadi tertangkap dan jurus utama yang kita lakuan adalah menangis . kita mengembalikan jeruk yang curi lalu meminta maaf kepada bapak pemilik kebun jeruk di area sawah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU gak SENDIRI
Teen Fictionseorang wanita dengan berjuta kekurangan sebut saja dia Merisa.. merisa adalah sosok wanita yang penuh dengan canda dan tawa, senyumnya terlihat sangat bahagia tanpa ada beban di pundaknya, tanpa mereka tahu bahwa dia sedang sekarat oleh semua luka...