MASA KECILKU

13 0 0
                                    

Pak pemilik kebun menggiring kita membawa kita bertiga kerumah nenek.

"Mampus! habis dah aku ni" bisikku pada kedua kakak sepupuku..

"iya , pasti paman akan menghajar mu dan kita juga " jawab mereka

Aku berfikir keras bagaimana cara membuat alasan yang bagus untuk terhindar dari masalah yang satu ini.

"bantu mikir buat alasan woii.. jangan diem aja" bisikku pada kedua kakakku yang terlihat pasrah dengan keadaan yang ada..

Aku menundukkan kepalaku saat pak pemilik kebun melirik ke arahku , lalu dia tertawa..

"Hahahaa, kau lihat itu wajah dan tubuhmu seperti monyet terjatuh di lumpur ."ucapnya

"di tolong enggak di ketawain iya" ucapku lirih

Sepanjang jalan menuju ke rumah jantungku berdegup kencang aku takut setengah mati.sesampai di depan rumah aku berhenti sejenak dan berfikir bagaimana pak kebun ini tahu dimana aku tinggal.

"knock.. knock.." suara ketukan pintu

Tubuhku begetar ketakutan saat membayangkan yang membuka pintu adalah paman,aku dan kedua kakakku saling berpegangan tangan dengan doa masing-masing.

"tuhan merisa janji gak nakal lagi gak main kesawah sama nyuri buah pak kebun."doaku dalam hati..

Pintu terbuka ..

"eh jaenudin , ada perlu apa?"tanya nenek..

lalu aku muncul dari belakang pak kebun "ya allah,merisa.. kamu kenapa penuh lumpur?kamu jatuh dimana?kamu terluka?"tanya nenek padaku.

"Tadi mereka berlarian di sawah lalu merisa terjatuh jadi saya antar pulang, ini saya juga bawakan buat hasil metik di kebun saya" jawab pak kebun sebelum saya sempat menjawab pertanyaan nenek, padahal aku sudah siap untuk menjawab dengan jujur tapi kenapa pak kebun tidak bilang sesejujurnya bahwa kita mencuri jeruk dan aku terjatuh karena dia mengejar kita.

Lalu paman berpamitan pada nenek dan berbisik padauk "lain kali jangan nakal ya kamu kan tahu pamanmu galak"..

Aku dan kakak-kakakku masuk rumah nenek menyuruhku segera membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum pamanku tahu.

"hoii kok pak kebun itu seperti membela kita ya?" tanya kak diki padaku

"lah kalau kau tanya ke aku terus aku tanya siapa?" jawabku

"iya kok aku goblok ya" ucap kak diki

"iya kau goblok, kau perlu di doain sama pak ustad tuh" jawab kak afif

Lalu kita bertiga tertawa Bersama

Hari ini aku terselamatkan oleh pak kebun juga nenek jika tidak habis aku di hajar oleh pamanku untung saja paman dan tante tidak ada di rumah entah kemana mereka intinya aku selamat dari siksaan hari ini . Lalu kenapa tadi pak kebun mengejar kita di tambah lagi dengan celurit di tangannya , apa dia sengaja membuat kita takut atau dia memang lagi ngerjain kita.

Malam tiba saatnya bersiap untuk belajar mengaji dengan anak-anak kampung sini , aku selalu membenci hal ini karena aku tahu apa yang akan terjadi. Tempat mengaji sedikit jauh dari rumah dengan jalan yang gelap melewati sungai kecil dan pepohonan.

Aku dan ke dua kakak sepupuku berjalan ke masjid tempat kita mengaji sebelum magrib agar kita bisa sholat bersama . aku kesulitan memiliki teman karena terkenal mudah untuk di takut-takuti apalagi aku selalu jadi bahan bullian itu juga alasan aku selalu menutup diri dan enggan bermain ataupun bercerita pada orang yang tidak benar-benar dekat denganku. Ke dua kakakku juga terkadang jadi bagian dari mereka yang membulliku tapi aku saying pada mereka berdua karena terkadang aku suka balas dendam pada mereka.

Setelah selesai sholat magrib aku mengambil qur'an milikku untuk memulai belajar mengaji sambil menunggu giliranku aku mengaji sendiri . aku selalu menyendiri karena aku tidak mau bergabung dengan yang lain , entahlah aku merasa nyaman sendiri dan aku selalu yakin dengan kemampuanku. Situasi yang mengajarkan aku untuk menjadi mandiri dan memiliki pola pikir yang tidak selayaknya anak di usiaku.

"Merisa.. merisa.. ayo sekarang giliranmu" panggil kakak cantik yang selalu mengajariku mengaji

"iya kak meluncur." Jawabku

" merisa kenapa kamu selalu menyendiri tidak mau bergabung dengan teman yang lain?" tanyanya padauk

Aku hanya tersenyum seperti biasa tanpa menjawab karena menurut itu percuma mereka tidak akan perduli dan aku juga tidak ingin mereka bersimpati atau merasa kasian dengan kehidupanku . walau terkadang aku merasa terbuang dan tidak diinginkan oleh siapapun termasuk keluargaku aku hanya ingin mamaku di sampingku aku tidak ingin apapun selain itu karena bagiku mama adalah segalanya.

Aku selalu bertanya-tanya kapan mama akan pulang kenapa aku harus ada diposisi seperti ini. Sepulang dari mengaji aku pulang bersama dengan kedua kakakku dan anak kampung lainnya mereka selalu berbisik-bisik dan

1.. 2.. 3.. "Lari!!!!" seruan salah satu dari mereka ..

Mereka berlari meninggalkanku di kegelapan jalan dan aku selalu menangis karena aku tidak pandai berlari dengan cepat di jalan yang penuh kerikil kecil. Aku selalu pulang dengan keadaan menangis di situasi ini aku benci kedua kakakku karena dia juga ikut ambil bagian dalam hal ini.sesampai di depan pintu rumah aku selalu menghapus air mataku karena jika pamanku tau dia hanya akan mengomel tanpa tau apa yang terjadi.

Jadwal sepulang mengaji adalah mengasingkan diri yaitu belajar di ruang , pamanku akan datang melihat pekerjaan rumahku sambil membawa sapu satu kesalahan satu pukulan . tidak ada yang berani mendekatiku di rumah mungkin hanya nenek yang dating untuk mengingatkan paman agar tidak terlalu keras padauk karena nenek sudah tua dan sering sakit , nenek dan kakek juga selalu tidur lebih awal .

Pamanku membiarkan aku tidur di luar sendiri ada ranjang yang hanya bersekatkan lemari jati besar disitulah aku tidur karena aku tidak memiliki kamar . sebelum tidur ku kirimkan doa untuk kedua orang tua dan berharap aku tidak ketakutkan karena selama bebrapa tahun aku tidur di luar tanpa cahaya hanya kegelapan . aku berusaha keras untuk tidak ketakutan terutama tentang hantu karena saat kegelapan datang imajinasiku menjadi sangat tinggi bahkan untuk memeluk guling pun aku sangat takut karena yang ada di imijinasiku itu adalah pocong.

Mungkinterdengar konyol tapi percayalah aku hanya anak kecil yang memiliki khayalan dan tingkat imajinasi yang sangat tinggi. Aku masuk ke dalam selimut danmenangis sambil terus berdoa semoga tidak ada satupun setan yang entah dengansegala bentuknya itu mendekat ke arahku . segala doa ku baca dalam hati sampaidoa makanpun juga ku baca karena kakakku selalu bilang hantu itu menghisap darah dan bodohnya aku mempercayainya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAMU gak SENDIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang