Berbeda dengan kemarin, hari ini sampai menjelang siang pun Galang masih berada di kamarnya. Ibu datang tadi pagi membawakannya makanan rumah, jadi dia tidak perlu pergi keluar untuk mencari makan.Pukul 13.30, Galang baru saja menyelesaikan workout nya, latihan rutin yang dilakoninya, latihan yang bisa dilakukan tanpa perlu menggunakan alat bantu. Dulu dia bukan penggemar olahraga, tapi sejak dia mulai bekerja di mebel milik orang tua Layla, memiliki badan bugar merupakan suatu keharusan baginya. Setelah beberapa waktu, akhirnya dia baru mengerti kenapa Denis begitu menggemari olahraga, selain membuat badan menjadi segar, olahraga juga dapat membuat pikirannya lebih jernih.
Bunyi dering ponsel menandakan adanya pesan masuk, nama Dara tertera disana,
Jangan lupa jam 7 nanti di cafe kemarin.
Ternyata Dara mengingatkannya tentang janji temu mereka, kemarin mereka memang saling bertukar nomor, Dara yang mengusulkan, katanya agar dia bisa melacak Galang jika laki-laki itu ingin menghilang seperti sebelumnya. Galang hanya tersenyum menanggapi sindiran itu, dia tidak memiliki hak untuk merasa kesal, lagipula semua memang salahnya.
Oke.
Setelah memastikan pesannya terkirim, Galang segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap, janji temu mereka memang masih lama, tapi sebelum itu ada satu tempat yang harus dia tuju.
Pukul 15.45, Galang kini mematung di tengah ramainya orang berlalu-lalang, tidak adil, dari sekian tempat yang dikunjunginya, kenapa taman kecil ini masih terlihat sama, tidak ada berubah selain bertambahnya jenis fasilitas permainan bagi pengunjung anak-anak.
Sungguh tidak adil, dalam sepuluh tahun, kenapa harus tempat ini yang sama sekali tidak memiliki perubahan. Semua masih sama, persis sama dengan yang ada dalam ingatannya, seolah hal ini menjadi hukuman baginya, seolah taman ini menjadi saksi baginya bahwa di sinilah semua bermula.
Tidak ada yang lebih membahagiakan baginya saat ini, lulus SMA dengan nilai baik, mendapat penghargaan sebagai salah satu siswa berprestasi dan lolos seleksi masuk perguruan tinggi dengan jalur nilai raport. Fakultas kedokteran, seperti yang selalu diimpikannya, kini menjadi seorang dokter bukan hanya akan angan-angannya semata, tinggal tersisa satu langkah dan semua akan menjadi kenyataan. Ah satu lagi, Dara juga lolos dan akan menjadi salah satu calon mahasiswa keperawatan di Universitas yang sama dengannya. Sempurna, terlalu sempurna, Galang tidak bisa berhenti merasa bersyukur atas semua yang didapatkannya.
Suara deburan ombak dan gemersiknya hembusan angin lebih terasa menenangkan ketika dirasakan sambil menutup mata. Mereka bertiga, tepatnya Galang, Denis dan Dara sedang berada di pantai saat ini, tentu saja untuk merayakan kebahagian dan keberhasilan yang telah mereka capai.
Sepulangnya acara kelulusan sekolah, mereka langsung bergegas pergi ke pantai, Dara bilang ingin merayakan kelulusan mereka dan Denis merekomendasikan pantai sebagai destinasinya. Tak butuh waktu lama segera setelah menyimpan tas serta memberikan surat kelulusan pada mamanya, Denis yang sudah menunggu dari tadi bersiap membawa kunci mobil ayah dan membawanya ke garasi. Tentu saja sebelumnya mereka sudah meminta izin pada kedua orang tua.
Melihat Denis dan Dara yang telah lebih dulu bermain dengan pasir dan air pantai, Galang tidak ingin tertinggal, setelah menanggalkan sepatu dan menyingkap sedikit keatas celana panjang yang dipakainya, dia berlari menyusul dan ikut bermain.
Jam menunjukkan pukul 15.00, mereka harus segera pulang jika tidak ingin bermalam di jalan. Acara kali ini berakhir dalam waktu singkat, tiba pukul 11.30, dan kini mereka harus segera pulang, karena tidak ada nya persiapan mereka bahkan tidak bisa berenang sesuka hati, tapi sebelum pulang mereka sudah berjanji akan kembali ke pantai ini, dengan persiapan yang matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
General FictionHidup punya cara tersendiri untuk menyimpan rahasia. Dan hidup punya kejutan tersendiri untuk mengungkapkannya. Galang kala itu masih berusia 18 tahun ketika mengetahui bahwa dia sama sekali tidak memiliki ikatan darah dengan Ayahnya, bahwa dia te...