New Life

194 10 0
                                    


Ia menatap pantulan wajahnya di cermin sekali lagi. Memastikan penampilannya hari ini tidak buruk. Ini adalah hari pertamanya masuk kerja. Ia ingin memberikan kesan baik atasan dan rekan kerjanya.

Dadanya berdegup kencang saat menyadari bahwa ia akan bekerja di perusahaan baru. Lingkungan kerja baru dan menarik pekerjaan baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

"Han Areum, semangat!" ucap wanita itu memberi semangat pada dirinya sendiri. Ia terkikik geli saat dia melakukan hal receh itu, karena tidak ada orang yang menyemangatinya.

"Baiklah, mari pergi atau aku akan terlambat di hari pertama kerja." Wanita itu meraih tas tangannya dan segera pergi ke kantor dengan menggunakan bus.

***

"Dia adalah staf baru kita, Nona Han Areum. Nona, tolong perkenalkan dirimu," ucap sang kepala bagian memperkenalkannya pada anggota timnya.

"Halo, saya Han Areum, usia dua puluh delapan tahun. Mohon bantuannya." Han Areum membungkukkan badannya untuk menunjukkan rasa hormat pada rekan kerja dan kepala bagian.

"Seperti yang Kamu tahu, bagian gudang adalah bagian yang lumayan berat. Tapi saya harap Kamu sanggup untuk melakukan semua tugasmu. Untuk input data, nanti Chae Rin yang akan membantu mengajarimu. Dia adalah satu-satunya pekerja wanita di sini, sebelum Kamu bergabung."

"Halo Nona Chae Rin." Han Areum mengucapkan salam perkenalan.

"Halo Nona Han Areum," sapa Chae Rin dengan ramah. Wanita itu terlihat senang atas kehadiran Areum di tempat itu.

"Baiklah, mari kita mulai pekerjaan kita."

Semua orang yang mengikuti briefing segera membubarkan diri dan melakukan pekerjaan masing-masing. Areum mengikuti Chae Rin yang mengajarinya. Areum bernapas lega karena Chae Rin begitu baik padanya. Wanita itu juga sabar mengajari dirinya. Dalam sekejap saja, Areum dan Chae Rin sudah berteman baik. Chae Rin juga yang menjadi teman pertamanya di kota itu selain Dawoon.

***

"Eonnie masak sendiri?" tanya Chae Rin mencicipi udang tepung yang menjadi bekal makanan Areum hari itu.

"Iya, bagaimana? Tidak terlalu buruk, kan?" tanya Areum.

"Eum, mana mungkin buruk. Ini lezat sekali." Wanita itu menjawab dengan mulut yang penuh makanan.

"Pelan-pelan, Chae Rin. Jangan sampai tersedak," ucap Areum.

Chae Rin tersenyum. "Habisnya enak sekali."

"Makanlah yang banyak. Aku akan memasak lagi untukmu besok," ucap Areum senang. Ia bahagia melihat Chae Rin menyantap makanannya dengan lahap. Seumur hidup, tidak ada yang pernah mengatakan makanan buatannya enak. Bahkan sang suami, Chae Hyun Seung pun tidak.

"Jinjja?" tanya Chae Rin dengan mata yang berbinar.

"Iya, sungguh. Aku akan membawakan bermacam-macam lauk buatanku," janji Areum.

"Eonnie memang yang terbaik." Chae Rin mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Aku lega Kamu menyukainya, ayo habiskan," kata Areum seraya mengambil sedikit makanan untuknya sendiri.

"Eonnie, kenapa makan sedikit sekali? Pantas saja Eonnie kurus seperti itu."

"Apa maksudmu? Aku sudah lebih gemuk dua kali lipat dibanding setahun yang lalu." Areum tak terima saat Chae Rin mengatakan ia kurus.

"Hah? Seperti ini yang Eonni katakan gemuk? Lalu saat Eonni kurus seperti apa?" tanya Chae Rin.

"Mau lihat?" tanya Areum. Wanita itu menganggukkan kepala cepat.

Areum mengambil ponsel di saku celana. Lantas ia memperlihatkan foto lamanya ketika ia bekerja di perusahaan besar. Mata Chae Rin membelalak tidak percaya. Ia melihat Areum menggunakan seragam kerja perusahaan besar di Busan. Di gambar itu, Chae Rin melihat Areum kurus dan tidak terawat.

"Apakah ini benar-benar Eonnie?" tanya Chae Rin.

"Iya, tentu saja benar. Kenapa? Jelek sekali, ya?" Chae Rin salah tingkah karena tidak bisa berkata jujur.

"Wah, Eonnie pernah bekerja di NH Group?" tanya Chae Rin tak percaya.

"Ya, lima tahun. Sudah tidak perlu kita bicarakan. Itu hanya masa lalu, Chae Rin." Areum malas membicarakan masa lalunya yang pahit.

"Apa menyenangkan bisa bekerja di perusahaan yang besar?" Chae Rin sangat penasaran hingga tidak bisa berhenti untuk bertanya.

"Tidak juga, aku merasa lebih nyaman bekerja di sini. Meskipun aku harus mengangkat barang. Pusing menghitung barang juga melakukan input data, aku rasa ini lebih menyenangkan. Apa lagi ada Kamu di sini," ucap Areum jujur.

"Wah, Eonnie jangan buat Chae Rin besar kepala," ucap gadis itu tersipu.

"Apa yang aku katakan itu benar adanya. Di tempat itu, tidak ada yang namanya pertemanan apa lagi persahabatan. Yang ada hanya persaingan sengit dan saling tikam dari belakang. Di tempat ini, meskipun lelah karena harus mengangkat banyak barang, tetapi semua orang baik hati. Kerja sama tim bagus, poin pentingnya aku menyukai tempat ini," ungkap Areum sungguh-sungguh.

"Aku sangat terharu, Eonnie. Beginikah rasanya bekerja dengan perempuan? Lima tahun aku bekerja hanya dengan para lelaki yang tidak seru. Aku bersyukur karena akhirnya memiliki teman wanita. Aku rasa Tuhan mengirimkanmu untuk membuat hidupku lebih berwarna," ucap Chae Rin.

Areum tersenyum kecil mendengar ucapan Chae Rin. Entah mengapa ia merasa sangat nyaman bersama gadis yang lebih muda dua tahun darinya itu.

***

"Areum! Tolong bantu Dae Woong menyusun barang di dalam sana!" perintah Hyun Min, atasan Areum.

"Baik, Pak." Areum tersenyum dan bangkit dari duduknya.

"Huh! Pantas saja tidak ada wanita yang tahan bekerja di sini, dia selalu seenaknya begitu. Dia kan lelaki, harusnya dia yang membantu Dae Woong," ucap Chae Rin setelah Hyun Min pergi.

"Sabar, aku tidak apa-apa, kok. Dia kan atasan kita, sudah wajar anak buahnya yang mengerjakan," ucap Areum lembut.

"Tapi, barang-barang itu sangat berat Eonnie. Bagaimana bisa dia membuat seorang wanita mengerjakan pekerjaan seperti itu?" ucap Chae Rin kesal.

"Sudah, tidak apa-apa. Tolong lanjutkan input data ini, ya. Tinggal sedikit lagi sudah selesai," pinta Areum.

"Iya Eonnie, tenang saja akan aku lakukan," jawab wanita itu.

Areum tersenyum dan segera pergi dari tempat itu menuju penyimpanan barang bagian dalam yang Hyun Min sebutkan.

"Astaga! Eonnie bahkan sudah menyelesaikan pekerjaannya. Aku sudah tahu dari awal kalau dia adalah wanita yang hebat." Chae Rin menatap tak percaya hasil kerja Areum. Baru sebentar mereka mulai melakukan input data, tetapi pekerjaan Areum sudah hampir selesai.

Sementara itu di gudang bagian dalam.

Areum baru saja datang dan langsung diperintah untuk mengangkat kotak besar yang mempunyai berat sekitar 25 kilogram.  Sebenarnya wanita itu kepayahan mengangkat benda besar dan berat itu. Namun, ia tak ingin menyerah. Karena semua itu sudah menjadi tugasnya. Hingga setengah jam kemudian, Areum sudah berhasil menyusun kotak itu dengan rapi. Tinggal sedikit lagi yang belum tertata karena Areum tidak bisa menjangkau bagian atas.

"Dae Woong-si, ini kotaknya tolong letakkan di bagian atas. Saya tidak bisa menjangkaunya." Areum mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengangkat kotak besar itu dan menyerahkannya pada Dae Woong yang berdiri di atas tangga.

"Baik, Kak. Tunggu sebentar." Sedikit lagi tangan Dae Woong menjangkaunya dari tangan Areum. Namun, karena Areum tak kuat menahan beban itu lebih lama. Barang yang berat itu jatuh sebelum Dae Woong bisa menggapainya.

Gubrak.

Pria BeristriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang