Venus meet Neptunus - 3

627 57 6
                                    

Setelah hampir 10 hari penuh bekerja, akhirnya Mira pulang ke rumahnya. Pulang setelah urusan di kalimantan selesai. Penanganan limbah selama Mira disana berhasil ditanggulangi dengan tempo waktu yang cepat, dia beruntung kerusakan yang ditimbulkan efek dari kebocoran limbah itu bukan suatu yang parah, setidaknya untuk beberapa bulan Mira akan bolak-balik Jakarta-Kalimantan untuk memantaunya.

Mira mendorong trolley yang membawa barang bawaannya dan Oniel. Disebelahnya ada Oniel yang sibuk menghubungi driver perusahaan yang katanya sudah menunggu mereka.

Khusus Mira, bisa dibilang bawaan Mira cukup banyak, jika dia pergi dengan membawa 1 tas ransel backpaker miliknya untuk persiapan selama 3 hari, kini dia pulang dengan membawa tambahan tas koper besar yang berisikan baju-baju yang dia beli selama berada di kalimantan.

Tentu tidak lupa tradisi umat manusia apabila menggunjungi kesuatu tempat, sudah pasti buah tangan harus Mira bawa yang diperuntukan untuk sang Bunda dan sahabatnya, Ara yang mungkin saat ini masih mengamuk karena mereka melewatkan event penting di game favorit keduanya.

Buat Oniel sendiri.... Ehummm sepertinya barang bawaannya sama seperti Mira. Sama-sama banyak.

Bukan...

Bukan itu yang menjadi fokus kita.

Bukan banyaknya barang yang mereka bawa yang menjadi pokok pembahasan kita.

Fokus kita kali ini ada ditangan kiri Oniel. Lihat betapa bebasnya tangan itu mengapit tangan Mira. Berjalan layaknya seperti pasangan yang baru saja pulang berlibur.

Jika dilihat-lihat Mira dan Oniel bukan seperti orang yang baru saja pulang bekerja dari tempat yang jauh, malah mereka justru terlihat seperti orang-orang yang baru saja menghabiskan honeymoon.

"Mir, di depan supir kantor udah nungguin" kata Oniel dijawab gumaman rendah dari Mira.

Mira hanya diam ketika Oniel menuntunya kearah dimana driver kantor sudah menunggu.

Tepat di pintu masuk, driver yang dimaksud pun berhasil mereka temukan. Dengan sigap pria paruh baya itu membantu Mira dan Oniel memasukan barang bawaan ke bagasi. Setelah semua barang masuk, Mira dan Oniel langsung masuk kedalam mobil.

"Ahhh finally jakarta" Oniel merilekskan tubuh. "Seminggu lebih di kalimantan berasa udah lama banget ninggalin kota ini" tambah Oniel.

Berbeda dengan Oniel, Mira membuka ponselnya untuk mengabari sang bunda tentang keberadaannya.

Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Untuk beberapa saat suasana mobil hening, hanya ada suara mesin ac yang menghidupi suasana. Oniel menatap wajah samping Mira yang ada disebelahnya, masih terlihat sibuk dengan ponsel.

"Mira mau langsung pulang atau kita makan siang dulu ?" tawar Oniel.

Mira diam, masih fokus dengan ponselnya. "Pulang aja, bunda gue udah nungguin. Kerjaan dari sana juga banyak yang belum gue kerjain" kata Mira tanpa menatap Oniel.

"Makan dulu dong, temenin aku makan Udon ditempat biasa" Oniel mencoba memaksa Mira.

"Gak dulu, gue mau istirahat" kata Mira cuek.

Oniel hanya bisa pasrah sekarang. Dari sela matanya dia mengintip Mira yang kini menatap jalanan. Sisa perjalanan pun hanya diisi oleh kesunyian.

Mobil yang mereka tumpangi pun berhenti di depan rumah Mira. Mira bergegas turun membantu driver yang mulai menurunkan barang bawaannya.

"Miraaa akhirnya pulang jugaaa"

Seseorang keluar dari rumah dan menyambut Mira.

Mira menuju sosok yang sudah menyambutnya. Tak lupa dia menyalim tangan bunda. "maaf yah bun baru pulang" ucapnya.

Venus Meet NeptunusWhere stories live. Discover now