waktu berharga

58 11 0
                                    

sebuah remake dari novel dan web drama dengan judul yang sama. dijadikan dalam bentuk versi boys love dengan penambahan dan pengurangan seperlunya.

.

.

.

Pagi hari. Mendung bergumul di langit timur. Tak membiarkan sang surya memunculkan kemolekannya. Angin perlahan menggoyangkan pohon-pohon tegap.

Waktu yang kuhabiskan denganmu kemarin benar-benar membuat jantungku berdebar.

Minho mengetikkan kalimat itu pada ponselnya. Bermaksud mengirim pesan pada Jisung. Sekalipun dirinya tengah duduk di atas closet dan membuang hajatnya.

"Ah, mungkin ini sedikit berlebihan." komentarnya setelah membaca ulang ketikan tersebut. "Aku harus mengetiknya ulang. Ketik ulang." ucapnya penuh semangat dan mulai menghapus kalimatnya tadi. Ia mulai mengetik ulang.

"Paman!" teriak Seungmin sambil membuka pintu kamar mandi yang tak di kunci Minho. Gerakan Seungmin dan teriakan mendadak itu membuat Minho kaget. Hingga membuat Minho tak sengaja memencet tombol send.

"Astaga." desah Minho. Ia mulai gugup. Ia menekan-nekan layar berharap hal itu mampu membatalkan pesannya yang sudah terkirim.

"Kita harus pergi ke sekolah untuk tuna netra hari ini, apa paman lupa? Cepatlah bersiap!" paksa Seungmin.

Minho ternganga. Dia menghiraukan ponakannya. Dia lebih memikirkan pesannya yang telah terkirim pada Jisung.

Melihat bokongmu yang akan meledak kemarin membuatku benar-benar bahagia.

Itu kalimat yang berhasil terkirim pada Jisung. Tentu saja Minho syok. Ia berteriak seperti orang gila di dalam kamar mandi. Minho benar-benar ingin lenyap saat ini juga. Bagaimana ia harus memasang muka saat bertemu Jisung?

Jisung sibuk menulis materi bahasa Jepang di whiteboard. Para siswa tak ada satupun yang memperhatikannya. Muridnya sibuk dengan dunia mereka sendiri. Ada yang tidur. Ada yang bergosip. Ada yang saling lempar kertas. Dan Chan, pemuda itu sibuk menggambar abstrak di buku pelajaran.

Merasakan sebuah pesan masuk, Chan membuka ponselnya dan ternyata itu pesan dari Seungmin. Seungmin mengirim beberapa foto yang di ambilnya hari ini. Foto pemandangan dan beberapa foto bangunan gedung.

Kau dimana sekarang? -tulis Chan.

Hanya keluar untuk mengambil gambar. Ini pertama kalinya bagiku. Jangan teralihkan dan belajarlah dengan baik. Chan semangat! -Seungmin menambahkan beberapa emoticon tanda semangat.

Chan cemberut. Ia bosan di kelas. Apa yang harus ia lakukan agar rasa bosannya lenyap?

Mata lensa ia arahkan ke sebuah patung. Saat dirinya akan menekan tombol shutter, tiba-tiba wajah tampan Chan muncul. Senyuman Chan sangat lebar. Seungmin yang kaget langsung menurunkan kameranya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya pemuda yang identik dengan kacamata hitamnya.

"Tentu saja bolos. Memang apa lagi?" jawab Chan santai. Chan mulai berkeliling taman itu. Seungmin hanya melihat sifat urakan Chan dan tersenyum. Pemuda itu, benar-benar.

"Wah disini sangat indah!" kagum Chan. Seungmin lagi-lagi tersenyum. Entah kenapa setiap melihat apa yang Chan lakukan selalu membuatnya ingin tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

9 second: eternal time ✧ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang