kencan?

69 10 0
                                    

sebuah remake dari novel dan web drama dengan judul yang sama. dijadikan dalam bentuk versi boys love dengan penambahan dan pengurangan seperlunya.

.

.

.

Seperti janjinya pada pemilik studio, Seungmin akhirnya membeli kamera itu. Semangat membelinya semakin berkobar setelah menyadari keajaiban yang dimiliki sang kamera.

Baik Chan dan Seungmin kini telah sampai di depan studio milik Minho dan duduk di bangku depan studio. Seungmin meraba permukaan kamera. Dia meraba seakan ia telah kehilangan penglihatan.

"Kamera ini bisa menghentikan waktu, kan?" tanyanya di sela-sela kegiatannya meraba permukaan kamera.

Chan mengangguk ragu. "Aku masih belum percaya walaupun aku melihat dengan mataku sendiri." jawab Chan dan Seungmin mengangguk setuju.

"Kau pernah mendengar kamera seperti ini sebelumnya?" sekali lagi Seungmin bertanya.

Chan menggeleng. Ini pertama kali bagi Chan mengalami dan mendengar hal seperti ini. "Apa kau pikir pemilik sebelumnya tahu bahwa kamera ini memiliki kekuatan menghentikan waktu?" Chan balik bertanya.

"Kurasa dia tidak tahu. Jika dia tahu, tak mungkin ia menjualnya."

"Berapa film yang tersisa?"

Seungmin memeriksanya dan ia takjub. Film dalam kamera tersebut masih tersisa tujuh. Padahal sebelumnya Seungmin juga memeriksa dan jumlahnya tak berubah sama sekali. Seungmin menduga bahwa kamera ini rusak.

"Jika kau tak tahu berapa banyak film yang tersisa, lebih baik kau tak perlu mengambil gambar sembarangan." Chan menyarankan.

Seungmin menunduk menatap kamera. "Lalu, bagaimana aku harus menggunakan kamera ajaib ini?" tanya Seungmin bimbang.

Chan ingin menjawab pertanyaan Seungmin namun sebuah panggilan mengurungkannya. Melirik layar ponsel, ibunya yang menelpon.

"Iya, bu... Gedung komite pameran Gyeongju?... Baiklah, aku akan segera kesana." Panggilan selesai. Wajah Chan berubah cemberut. Ibunya selalu berhasil membuatnya kesal.

"Ada hubungan apa dengan tempat pameran Gyeongju?" tanya Seungmin. Dia penasaran saat Chan membahas tempat pameran di telpon.

"Tugas..." Chan menatap Seungmin. "Ibuku menjadi koordinator pameran di sana." jelas Chan.

"Oh, paman Minho juga ada disana mengambil gambar. Bagaimana kalau kita pergi bersama? Aku dengan senang hati akan menjadi pemandumu." tawar Seungmin. Senyum manisnya muncul.

Chan yang melihat senyum itu mau tak mau menerima tawaran tersebut. Dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Kesempatan menghabiskan waktu berdua dengan tetangganya.

Chan sudah berdiri di depan gedung tempat pameran diselenggarakan sambil menenteng berkas pesanan ibunya.

Tak berapa lama ibu Chan keluar. Wanita itu sibuk dengan teleponnya, sayu-sayup Chan mendengar ibunya meminta izin kepada atasannya untuk keluar sebentar. Ibu Chan mengambil berkas dari genggaman Chan. Dia menyelipkan beberapa lembar won di sela-sela jari anaknya untuk ongkos naik taksi.

Sejujurnya Chan sangat ingin bertanya kapan ibunya pulang. Namun wanita itu lebih memilih menanggapi atasan yang masih menelponnya dan melangkah masuk ke dalam gedung. Menghiraukan Chan.

Chan menatap uang pemberian ibu dengan raut cemberut. Lagi-lagi seperti itu. Chan sebal.

Berbalik. Chan melangkahkan kaki-kakinya menjauhi gedung tempat pameran akan berlangsung. Ia cukup terkejut mendapati Seungmin di sana. Berdiri di bawah pohon dengan kedua tangan Seungmin terselip di saku celana.

9 second: eternal time ✧ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang