kamera bekas

80 16 0
                                    

sebuah remake dari novel dan web drama dengan judul yang sama. dijadikan dalam bentuk versi boys love dengan penambahan dan pengurangan seperlunya.

.

.

.

Klik.

Chan menyadari ada mata yang memperhatikannya. Itu tetangganya. Pemuda berkacamata hitam. Untuk apa pemuda itu memotret dia yang sedang bersedih?

Menurunkan kamera. Seungmin salah tingkah. Dirinya ketahuan. Dan sekarang ia gugup. Apa yang akan terjadi padanya? Dirinya ketahuan mengambil gambar tetangganya diam-diam.

Chan mengelap titik air mata dan sorot pandangannya masih tertuju pada Seungmin. Dia menunggu penjelasan Seungmin. Sedangkan Seungmin, pemuda pendek itu gugup dan menunjuk keatas.

"Bisakah kita bertemu di atap sekarang?" teriaknya. Chan hanya menatap Seungmin.

Mungkin di atap nanti Seungmin akan menjelaskan maksudnya mengambil foto Chan diam-diam, pikir Chan.

Seungmin telah berada di atap rumahnya. Dirinya berlatih mengucapkan kalimat apa yang harus dikatakan pertama kali pada Chan. Beberapa menit kemudian, Chan muncul. Berdiri di seberang sana, di atap rumah Chan, menatap Seungmin. Menunggu Seungmin berbicara.

Raut bingung menguar dari wajah Seungmin saat ditatap Chan seperti itu. Apa yang harus diucapkannya?

"Senang bertemu denganmu." pada akhirnya Seungmin mengucapkan hal itu. Sedikit basa basi tak apa kan? "Namaku Kim Seungmin. Mulai sekarang kita adalah tetangga. Selamat datang."

Apakah kata-kata Seungmin terkesan kaku? Kenapa Chan mengabaikannya? Kenapa Chan diam saja saat ia menyapanya? Apakah Seungmin terlalu formal? Seungmin bingung sendiri.

Di seberang sana, Chan menatap Seungmin yang bingung. Dirinya diam bukan karena ingin mengabaikan. Tapi, dia bingung membalas kalimat kaku Seungmin dengan apa.

Memutar otak. Mungkin dengan memperkenalkan namanya bisa membantu. "Aku..." Chan mulai membuka suara. Namun Seungmin lebih dulu memotongnya.

"Aku tahu. Namamu Bang Chan."

Chan melotot. Kenapa dia harus memotongnya sih? Menambah kebingungannya saja. Chan diam-diam menggerutu.

"Aku mendengarnya di kantor polisi tadi..." jelas Seungmin. "Bagaimana pun, senang bertemu denganmu tetangga." Seungmin mengulurkan tangannya.

Chan mematung. Dengan jarak sejauh ini bagaimana bisa bersalaman?

Tangan Seungmin yang terulur dengan ragu ia tarik kembali dan berpindah ke belakang leher. Menggaruk tengkuknya. Dan sekarang dirinya baru ingat bahwa sebuah kantung kain kecil sudah bertengger di tangan kirinya sedari tadi.

"Ini..." ucapnya sambil melemparkan ke arah Chan.

Chan berhasil menangkap. Penasaran. Ia pun membuka. Sebuah plester dan salep? Seungmin tahu tangannya terluka?

Chan menatap Seungmin hendak menanyakannya. Namun, Seungmin telah lebih dahulu berkata.

"Jika kau memakainya, lukamu tak akan membekas."

Seungmin tahu dirinya terluka. Chan terenyuh. Walaupun tetangganya itu kaku dan menyebalkan, ternyata dia memiliki sifat peduli juga.

"Jangan mulai menyukaiku karena hal-hal seperti ini. Akan sangat melelahkan jika menjadi populer."

9 second: eternal time ✧ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang