[3/3] - Akhir Dari Semuanya

148 29 15
                                    

“Indranila! Pegang tangan aku yang kuat!” ujar si kurcaci merah, perempuan itu menurut dan kembali mengeratkan tangannya ke tangan Fenly. Mereka semua berjajar dan lebih menguatkan genggaman satu sama lain.

Ricky menengok sekilas ke belakang, benar saja tebingnya sangat curam. Jauh di bawah sana, terlihat ada sungai yang mendidih. Ricky merasa ngeri jika saja ia ....

“Ricky! Awas—Rickyyy!”

Byur!

Ricky tercebur di sungai panas itu, badannya yang mungil sudah tidak terlihat lagi. Ketujuh temannya panik dan saling menengok untuk memastikan Ricky masih hidup di sana.

“Kamu kurang ajar! Mengapa kamu menghempaskan temanku ke bawah sana!” Teriakan Farhan terdengar nyaring, ia tidak terima jika monster ular di hadapannya mencelakai sahabat karibnya.

Ular itu tertawa licik, “justru.. aku ini membantu kalian untuk kembali ke sana, ke tempat kalian yang sebenarnya! Ahahaha!”

“Aku mohon kamu pergi, jangan sakiti teman-temanku,” ucap Indranila lirih, matanya berkaca-kaca.

“Kamu tidak percaya padaku, gadis manis? Baiklah, aku akan menendang temanmu yang berwarna merah muda itu! Ahahaha, rasakan!”

Sekali sembur, kurcaci pink yang bernama Farhan terpental dan ikut tercebur ke sungai panas itu. Tawanya terdengar lagi, monster ular itu kembali mendepak salah satu di antaranya yang berwarna nila.

“Gilang! Farhan! Ka-kalian bisa denger aku, kan?” teriak Indranila, tidak ada jawaban. Matanya sekarang beralih ke monster ular di depannya, “aku mohon kali ini, cukup.. jangan sakiti teman-temanku lagi.”

Di sini tersisa Indranila, Fiki kurcaci kuning, Fenly kurcaci merah, Fajri kurcaci jingga, Shandy kurcaci ungu, dan Zweitson kurcaci biru. Mereka menangis tersedu-sedu karena kehilangan ketiga temannya yang jatuh tragis di sungai.

Si monster ular melayang, mendekatkan dirinya pada Indranila yang spontan mundur selangkah, tanpa sadar ia juga terjatuh ke sungai dan tidak terlihat lagi badannya. “Ow ow ow, padahal aku hanya ingin membantu kalian kembali. Apa kalian tidak percaya?”

“Apa maksudmu? Kita tidak percaya denganmu!” elak Shandy, ia mengeratkan tangannya pada Fiki dan Fajri yang ada di sampingnya.

“Jangan gila kalian! Aku adalah monster baik, buktinya aku mengantarkan kalian pada ujung tempat ini!”

“... jadi, kalian ucapkan selamat tinggal untukku dan segeralah menyelam di sungai itu! Ahahaha!”

Shandy yang didorong paksa oleh monster ular tersebut akhirnya terjatuh diikuti Fiki dan Fajri. Mereka jatuh bersamaan di sungai panas itu dan seperti sebelumnya, badan mereka tidak terlihat lagi oleh pandangan.

Kini, tersisa Fenly dan Zweitson. Mereka menatap nyalang pada monster di sampingnya. “Kau terlalu jahat! Kau menyisakan kami berdua di sini! Kembalikan teman-teman kami!”

Fenly menambahi, “kalau kau baik, lantas mengapa kau sengaja menjatuhkan mereka ke sungai panas itu!”

“Jangan banyak omong, kalian sudah hampir 10 hari di sini, jika kalian berdua masih keras kepala menantangku, kalian akan menjadi kerdil selamanya ... di tempat ini!”

“Hah? Sepuluh hari?”

“Iya, sebentar lagi kalian akan jadi kurcaci abadi. Maka dari itu ....”

Byur!

“... aku menjatuhkan kalian juga dari sini! Ahahaha! Selamat tinggal manusia-manusia mortal!”

[✔] Indranila dan 8 Kurcaci Dari DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang