Chapter 13: A haircut.... date?

150 20 2
                                    

^Cha Hyunsoo after his hair cut. Of course, less dirtier XD^

<STARTED WITH A CRY>

Kejadian demi kejadian terus terjadi hari itu. Hyunsoo hanya menghela nafas senang mengingat semua kejadian itu bukan sebuah hal buruk. Hari ini dia menerima project pertamanya dan dia juga mengerjakan tugas kelompok beraama Edward dan Eunhyuk (ada satu orang lagi yang menjadi bagian dari kelompok mereka, tetapi Hyunsoo tidak dapat mengingat nama gadis itu).

Selanjutnya demam yang mengganggunya seharian itu mereda setelah istirahat kedua. Mungkin karena Alex yang terus menerus menambah porsi makanan Hyunsoo hal itu dapat terjadi. Namun Hyunsoo benar benar bersyukur dengan kondisi tubuhnya yang membaik. Dia bahkan sempat lupa mengenai keberadaan Kent yang akhirnya mengumumkan kedatangannya dengan sedikit dorongan keras pada bahu Hyunsoo. Untungnya itu adalah satu satunya hal yang dilakukan siswa satu itu.

Dalam kata lain hari ini adalah hari yang baik bagi Hyunsoo. Terlepas kejadian aneh dengan guru ekonomi bisnisnya tadi pagi dan dorongan keras dari Kent serta demam yang dia hadapi, tidak ada hal hal aneh yang membuat Hyunsoo ingin mengambil cutter dan mulai melukai pahanya lagi. Berbicara mengenai hal itu, luka pada pahanya telah sembuh dan menutup dengan sempurna, hanya menyisahkan beberapa garis kercil yang tidak akan tampak jika tidak diperhatikan.

Kakinya melangkah menuju loker miliknya. Eunhyuk yang sibuk dengan ponselnya berjalan di sebelahnya. Karena loker mereka berdekatan, Hyunsoo memutuskan untuk terus menempel pada Eunhyuk. Apa lagi fakta bahwa dia dan Eunhyuk juga memiliki banyak kelas yang sama. Hyunsoo hanya berharap agar sang pemuda berkaca mata tidak merasa keberatan dengan semua itu.

Seperti kemarin, Eunhyuk tampak buru buru membereskan setiap barang barangnya. Untungnya kali ini Eunhyuk sempat berpamitan dengan Hyunsoo melalui tepukan pada bahunya (sesuatu yang ajaibnya tidak membuat Hyunsoo tersentak). Dilihat dari gerak geriknya, mungkin Eunhyuk memiliki pekerjaan sepulang sekolah. Fakta bahwa Eunhyuk bekerja dan masih dapat meraih peringkat atas di sekolah ini adalah sebuah fakta menarik bagi Hyunsoo. Dia sendiri tidak bodoh bodoh amat, tapi dia memerlukan banyak waktu belajar untuk meraih semua itu. Atau setidaknya konsentrasi penuh pada sekolah untuk itu semua.

Baru saja Hyunsoo akan berjalan keluar sekolah (dia sudah diberi tahu bahwa Alex memiliki latihan football setiap hari Senin, Selasa, Kami, dan Jumat) saat ponselnya bergetar. Menandakan bahwa ada pesan yang masuk. Tangannya meraih ponsel pada kantung celananya. Entah sudah berapa lama sejak terakhir kali dia mendapat pesan masuk akal dan bukan dari si menyebalkan Dohun itu. Kedua matanya membawa nama samcheonnya yang entah kesambet apa, tiba tiba menyuruhnya untuk pergi potong rambut.

Hyunsoo, aku dengar demamu sudah sembuh. Karena aku dan Hans akan pergi untuk menemui seseorang hingga sore nanti, bagaimana jika kau mengajak temanmu untuk pergi potong rambut? Aku ingin melihat wajahnu tanpa rambut rambut itu. Love, Samcheon.

Dan sekarang Hyunsoo harus mencari tempat potong rambut sendiri karena teman yang dibicarakan oleh samcheonnya bernama Lee Eunhyuk yang sudah hilang entah kemana. Hyunsoo kembali bergerak untuk keluar gedung sekolah saat siluet seseorang yang tampak familiar berjalan mendekatinya. Sir Jeremy berajalan mendekati Hyunsoo dengan dahi mengkerut. Sang guru sejujurnya terheran heran saat menyadari keberadaan Hyunsoo hari ini. Bukankah anak itu sedang sakit? Kenapa masih masuk sekolah? Ini adalah pertama kali dia menemukan seseorang yang memilih untuk masuk sekolah bahkan saat sedang sakit.

"Kau masuk sekolah?" Hyunsoo menatap Jeremy yang berdiri tepat di hadapannya. Perbedaan tinggi badan mereka membuat Hyunsoo harus mendongak demi menatap wajah sang guru yang balik menatapnya heran. Hyunsoo mengangguk pelan, tidak melihat hubungannya dia masuk sekolah dengan guru olahraga dihadapannya.

Started with a cry (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang