20 vote for this part, can you guys?
○○○
Sehabis kelas perkuliahan hari ini Nancy buru-buru pulang ke apartemennya. Sekitar jam 4 sore udah sampe, setelah itu langsung bersih-bersih terus rebahan. Untung pagi tadi masih sempet rapihin apartemennya.
Tadi siang Felix tiba-tiba chat kalau jam 5 nanti mau telepon setelah lebih dari seminggu gak ada ngabarin Nancy. Entah apa yang dilakuin Felix yang jauh di sana tapi mengingat semester perkuliahan yang tambah tua ini Nancy jadi mewajarkan. Sibuk, alasan yang selama ini selalu ada diantara mereka dan jangan lupa juga soal jarak yang ada.
Dua tahun pacaran sama Felix setelah melewati semua masalah yang ada, dan harus menjalani yang namanya long distance relationship satu setengah tahun lamanya. Setelah lulus SMA waktu itu, Nancy diminta buat lebih deket sama orang tuanya walau pun tetep aja tinggalnya pisah, alhasil harus kembali ke kota dimana orang tuanya tinggal dan yang pasti kuliah juga di sini. Sedangkan Felix ada di kota dimana dia pengen kuliah, pilihan mereka beda tapi mereka masih sama-sama.
Tepat jam 5 sore, Nancy yang awalnya sibuk sama aplikasi belanja onlinenya langsung senyum sumringah waktu layar handphonenya berganti jadi voice call dari aplikasi whatsapp.
"Hai, sayang!" Sapa Nancy riang, padahal Felix belum nyapa.
"Hai, babe," sahut Felix singkat dengan suara beratnya di sana.
"I miss you a lot," kata Nancy setengah merengek, tapi emang seriously dia kangen banget sama pacarnya ini.
"Me too, how's your day babe?" Tanya Felix pelan, suaranya bener-bener pelan banget kayak orang lagi ngumpet.
"Nothing special, but berjalan sesuai keinginan aku mulai dari bangun tidur tadi," jawab Nancy, "Kamu gimana, babe?" Lanjut Nancy.
Terdengar Felix yang menghela napas, "Cukup melelahkan, tapi langsung semangat pas denger suara kamu." Setelahnya Kekehan Felix yang masuk ke telinga Nancy.
Nancy ketawa pelan, gombalan chessy dari Felix emang bikin moodnya jadi terisi penuh. It is called bucin, kata kebanyakan orang.
"Sooo chessy!" Protes Nancy bercanda aslinya senyum lebar banget.
"I bet you like it, don't you?"
Nancy ngangguk entah sama siapa, "You know me so well, sayang," sahut Nancy.
"Babe, i'm so sorry," celetuk Felix tiba-tiba.
"Sorry? For what?" Tanya Nancy pura-pura, padahal dia tau maksud Felix apa.
"Sorry for everything," jawab Felix gusar.
Nancy menghela napas, "Lix, kita udah bahas ini terus dan aku fine aja kan sama semuanya? Termasuk waktu kamu yang makin sedikit buat ngabarin aku, i'm totally fine," jelas Nancy, bohong.
Bohong kalau Nancy selalu bilang totally fine with everything, girls will be girls after all. Yang suka banyak pikiran, cemas, takut pokoknya overthinking setiap pasangan gak kasih kabar. Tapi Nancy selalu nutupin semuanya demi menghindari pertengkaran.
"I know, tapi sampe kawan kamu bakal bilang enggak apa-apa ketika aku begini?" Tany Felix cukup menohok.
Nancy langsung diem, pikirannya mendadak buyar. Semua senyum lebarnya barusan mendadak dia gak inget lagi. Entah, Nancy gak tau mau jawab apa.
"Kita bisa gak sih jangan bahas ini, Lix? Aku kangen loh sama kamu, kesempatan kamu hubungin aku kali ini mau aku manfaatin sebaik mungkin buat kangen-kangenan sama kamu," jawab Nancy menghindari semuanya.
"Ok, tapi aku gak bisa lama buat telepon sama kamu, masih ada yang harus aku urus," kata Felix.
"Urusan apa?" Tanya Nancy kecewa.
"Urusan kuliah, next time aku kabarin kamu lagi ya?"
"Sebentar lagi gak bisa? 5 menit lagi?"
"Gak bisa sayang, udah ya? Aku tutup dulu, see you babe."
"See you---"
Belum juga Nancy selesai sama kalimatnya, sambungan voice call mereka terputus. Felix mutusin voice call mereka lebih dulu, menyisahkan Nancy dengan rasa kecewa dan helaan napas berat yang mengudara.
○○○
Gimana-gimana? Yuk komen deh wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Between us
Short StoryFt. Lee Felix & Nancy J McDonnie [18+] Sequel of Friend with benefit "Can we stay together or we leave each other?"