ANGIN malam menerpa pipiku, aku memandang teman masa kecilku dengan banyak luka lebam hasil ayah kandungnya namun juga dengan darah di tangannya. Benar, aku menjadi sanksi pembunuhan atas lelaki di sampingku. Aku menghela nafas, mempertanyakan teman masa kecilku bersurai hitam yang memeluk lenganku. Satu hal menjadi pertanyaanku adalah alasan dia malah menangis ketakutan. Ayah kandungnya akhirnya tidak akan memberinya perlakuan kasar, tapi dia menangis.Aku paham kalau misal itu Ibu atau kakek neneknya tapi dia menangisi ayahnya?
Aku memandang kosong kedepan, membiarkan lelaki disebelahku — Tenko Shimura — meluapkan hatinya, kemarahannya, rasa bersalah dan sedihnya.
Aku dan Tenko sudah bertemu semenjak aku tinggal disini dan dimana aku memainkan ayunan sendiri karena tau teman temanku lebih suka bermain dengan kakak perempuanku.
Tenko mengulurkan tanganku lebih dulu, lebih dari siapapun bahkan darah yang mengalir sama denganku.
Saat aku ceritakan tentang kakak perempuanku — Shiina Kikenhana — yang jauh lebih cantik, punya kepintaran yang bisa dibanggakan, multitalent, semua orang mendabakan ingin menjadi sepertinya.
Tenko hanya tersenyum, tertawa kikuk "Lalu? Apa aku harus menyukainya juga seperti orang orang yang kau sebutkan?"tanyanya.
Detik itu juga, aku menangis akibat satu perkataan. Pada akhirnya ada seseorang yang berada disisiku, berada dipihakku.
Setelah melamun memikirkan kenangan lama itu, aku menatap Tenko sambil memeluk lutut dengan dress corak bunga lotus milikku.
"Nee..Tenko"lirihku sambil menunggu dia menatap wajahku.
Dia akhirnya menatapku dengan matanya yang memerah akibat sembab menangis "Hm?"
"Bagaimana dengan melarikan diri?"aku tanya, setidaknya dia harus tenang. Tanpa sadar, darah menetes dari hidungku. Pasti karena Quirk ku "waduh"
"Me-larikan diri?"tanya dia ulang dengan wajah polos. Aku tertawa, dia sama sekali tidak seperti orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya.
Tidak. Pembunuhan ini tidak sengaja, Tenko ketakutan dan kebingungan karena quirk miliknya.
"Benar, kita cari tempat dimana All Might mudah menemukan kita. Bukan begitu? dan mungkin kita bisa bertemu Shimura obaa san" jelasku mengelus rambut Tenko selembut mungkin.
"Tapi polisi?"tanya Tenko menunduk memegang kedua tangannya gemetaran.
"Bodoh. Polisi ga bakal peduli sampai hero benar benar ada. Jadi mari kita lari lebih dulu"Aku tersenyum meyakinkan, lagipula aku muak pulang ke rumah. Aku pegang tangannya erat erat "Aku akan baik baik saja. Aku tidak akan menjadi debu semudah itu. Aku ini kuat Tenko"
Tenko awalnya terdiam sangat lama, aku menunggu sabar sambil terus menggenggam tangannya yang dingin karena malam ini.
Tanpa sadar rambut [long/short hair] bersurai [h/c] milikku tertiup angin kencang hampir menusuk mata [e/c] milikku.
Tangan Tenko mengusap anak rambutku yang hampir menutup mataku, mata merah Tenko bisa aku lihat malam ini "Ba-Baiklah, ayo kita kabur mencari All Might"
Aku tersenyum, membantunya berdiri. Aku dan Tenko melihat ke depan, perlahan kedua kakiku mulai berjalan cepat. Genggaman tanganku pada Tenko tidak lepas.
Kami meninggalkan perumahan ini, malam ini kami meninggalkan tempat yang kami panggil rumah.
[Name] Kikenhana dan Tenko Shimura malam ini meninggalkan semuanya.
Tanpa sadar karena pelarian itu, sesuatu berubah juga mengikuti tiap langkah kaki kita.
Tanpa sadar karena malam itu dunia mulai berputar karena kita.
Haiii—!! Sudah lama banget hampir setahun lebih ga up. Maaff bangettt karena awalnya cuman iseng doang, and author back versi SMA.
After see this ff hal pertama thor merasa cringe banget😭😭
So this's revisinya wkwkk
I hope you still enjoyed this
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗵𝗮𝗻𝗴𝗲 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝗿𝗹𝗱 (Shigaraki x Reader)
Fanfiction(Name) sungguh menyesali saat itu dimana dia memilih pilihan untuk mengikuti pria itu. "Tenko, jangan.." (Name) memegang kerah jubah merah hasil pembunuhan pada salah satu hero yang dilakukannya. Tenko Shimura, bukan. Shigaraki Tomura. Tangan milik...