MALAM INI. (Name) temani lagi --Tenko-- teman pertamanya sejak dia pindah kesini. (Name) selalu kagum dengan mata merah darah miliknya dengan surai hitam seperti pangeran tampan, gadis itu memeluk lutut sambil memandangi Tenko bercerita riang tidak seperti seseorang yang habis di tampar sang ayah. Alasan yang selalu sama itu karena Tenko yang bermain permainan 'Hero'.
(Name) sendiri tidak kaget ada ayah seperti itu, lihat saja ayah (Name). Setiap hari memaksanya untuk menjadi sesuai keinginannya. Menurut (Name) dia brengsek yang banyak mau serta tidak pernah puas karena alasan kepindahan ini tidak lain perceraian kedua orang tuanya akibat pria yang mengaku sebagai 'ayah' menyimpan jalang. (Name) tau perkataan ini tidak pantas bagi anak seumurannya, tapi itu karena dia muak bagaimana orang yang bukan siapa siapa mengatur kehidupannya.
Tapi, (Name) bersyukur atas keuangannya yang tetap lancar. Dia dan Tenko bisa memborong cemilan manis dengan keuangan tersebut.
Sudah cukup (Name) memaki orang itu, dia lebih baik mendengarkan cerita Tenko. Dia selalu merasa lebih baik karena senyum ceria Tenko.
"(Name) chan, apa nanti kamu mau jadi hero?"tanya Tenko tiba tiba, dia tersenyum ceria. (Name) hanya tersenyum canggung sambil memegang erat kain dari gaun tidur putihnya.
"Aku suka melihat mereka, tapi aku tidak akan menjadi salah satunya. Aku tidak suka kekacauan dan suara berisik dari perperangan, jadi lebih baik aku hidup normal sambil membuat usaha yang menghasilkan uang"mata (e/c) (Name) berbinar hebat begitu membahas uang, dia mengelus rambut hitam Tenko "Tapi, jika Ten chan mau menjadi hero. Aku akan memberikan sponsor dan dukungan sebagai fans no 1 mu"
Pipi Tenko menampilkan semburat pink. Dia ikut berbinar seraya menggempalkan kedua tangan "Kalau begitu, aku akan berkerja keras!" (Name) tertawa kecil, sampai lupa malam yang dingin ini menjadi hangat.
"Terus, aku akan melindungi (Name) chan jadi tunggu aku" mata Tenko bertemu dengan mata (e/c) (Name). (Name) melebarkan matanya sekejap kemudian tersenyum geli "Masa? aku aja selalu yang melindungimu. Terus, Ten chan lebih pendek dariku" tanpa sadar (Name) tertawa jahil sambil merebahkan kepalanya pada pagar kayu berukuran besar ini.
Tenko merengut "Beneran! aku juga akan lebih tinggi dari (Name) dan (Name) juga tidak perlu melindungiku" dia menatap langit malam sesaat bulan muncul. Menampilkan mata merah Tenko berkat hamparan cahaya bulan sabit. (Name) sekali lagi terpukau akan matanya, dia bisa tenggelam kapanpun pada Tenko. Mungkin ini karena Tenko adalah orang yang (Name) sukai sepenuh hati.
(Name) mengakui dia menyukai Tenko begitu bertemu netra merah miliknya, (Name) juga menyukai segala sisi tentang Tenko yang jujur, (Name) menyukai apapun tentang Tenko.
"Kalau begitu aku akan menunggu Tenko."
(Name) menyukai teman kecilnya itu.
******
"(Name) Kikenhana. Kau bertemu lagi dengan tetanggamu itu?"
Mata milik (Name) melirik malas pada ayah-nya, orang yang memimpin nama keluarga Kikenhana. Keluarga terpandang dimata orang orang. Orang yang selalu mengatur kehidupan (Name) hingga (Name) muak terlebih lagi melemparkan seluruh ekspetasi tinggi pada (Name) hanya karena beberapa kegagalan kecil yang dilakukan orang tuanya.
(Name) baru saja bahagia menghabiskan waktu bersama Tenko tapi dihancurkan begitu saja pada pagi ini.
"Terus? Kenapa? Mau mengaturku lagi?"tanya (Name) membuat para pelayan disana menatapnya panik apalagi nada menyebalkan dari (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗵𝗮𝗻𝗴𝗲 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝗿𝗹𝗱 (Shigaraki x Reader)
Fanfic(Name) sungguh menyesali saat itu dimana dia memilih pilihan untuk mengikuti pria itu. "Tenko, jangan.." (Name) memegang kerah jubah merah hasil pembunuhan pada salah satu hero yang dilakukannya. Tenko Shimura, bukan. Shigaraki Tomura. Tangan milik...