Crush

1.7K 307 0
                                    

Drama jatuhnya Hecan dan Nana selesai setelah keduanya diobati oleh bunda tersayang. Ketiganya memutuskan untuk membantu bunda mereka yang ingin membuat kue yang akan dibagikan ke tetangga baru.

"Nana mau pake cherry," matanya berbinar melihat cherry berwarna merah menghiasi meja dapur.

"Kok cherry sih, kebanyakan orang tuh sukanya strawberry tau," ujar Hecan menggoda adiknya.

"Suka suka Nana," jawabnya.

"Tapikan itu kue bukan buat kamu tapi buat tetangga,"

Nana terdiam, masa sih semua orang suka strawberry? Asam.. ewww hanya warnanya yang menarik selain itu big no.

"Mbak.." panggil bunda Yuna agar si tengah berhenti menggoda adiknya.

"Hehehe gemes abisnya bun, utututu kesayangan kita semua," Hecan mencubit gemas pipi Nana membuat si empu meringis. Nana merengut kesal sudah tahu ia marah masih saja digoda, dasar mbak tidak peka!

"Ri.."

"Ya Bun?"

"Bunda mau tanya deh."

Ri yang tadinya asik memoles cream ke kue nya mendadak berhenti lalu menoleh ke arah sang bunda.

"Kalau gak salah Alin tinggal disini deh, iya kan?" Tanya Yuna.

Ri mengangguk membenarkan ucapan Yuna. Alin adalah tetangga mereka sedari kecil namun saat SMP ia pindah ke komplek ini. Alin dan Ri sedari kecil sudah bersama, percaya atau tidak dulu Ri tidak terlalu dekat dengan adik-adiknya maksudnya adalah ia lebih suka bermain dengan Alin dibandingkan Hecan dan Nana.

"Ekhem.." Nana melirik Ri.

Kan kan giliran urusan seperti ini baru deh keduanya kompak.

"Apa sih," Ri menatap tajam kearah kedua adiknya.

"Hayoo jangan berantem,"

"Eh? Bunda lupa.. telurnya harus lebih banyak. Ini kayaknya kurang deh, bunda boleh minta tolong belikan?"

"Nana mauu Nana mauu,"

"Jangan Nana, nanti Nana kan yang anterin kuenya,"

"Ri aja deh," Yuna mengangguk lalu menyodorkan beberapa lembar uang, setelahnya Ri pun pergi ke warung terdekat.

~

"Cukup gak ya.. bunda gak bilang lagi buat beli berapa. Mana gak bawa handphone," gumamnya.

"Ah cukuplah kan cuman buat kue," ia menatap plastik telur yang ada di genggamannya.

"Rinjani?" Ri menoleh merasa ada yang memanggilnya. Dari sekian banyak orang kenapa harus dia yang memanggilnya sih..

"Hai.." sapa Ri kikuk.

"Lo kok disini?" Tanya Alin bingung, pasalnya daerah ini lumayan jauh dari rumah Ri yang dulu.

"Eum gua pindah.. hehehe,"

"Pindah? Kok gak ngabarin gua?" Tanya Alin.

"Handphone gua rusak jadi beli yang baru dan semua kontak hilang di handphone yang lama," jelas Ri.

"Pantesan dihubungi gak bisa," ucap Alin.

"Ada bunda juga?" Tanya Alin.

"Oh iya gua duluan ya kayaknya ini udah ditungguin bunda deh, bye Alin kalau ada waktu mampir ke rumah ya chat aja Nana kalo gak Hecan," Ri langsung melangkah dengan cepat meninggalkan Alin yang bingung akan sikap sahabat nya itu.

"Aliiinn lo bener bener gak bagus buat jantung," ucap Ri.

~

"Akhirnya karya Nana jadi juga, tepuk tangan," Nana tersenyum bangga melihat kuenya nampak cantik berhiaskan cherry.

"Nana kasih ke yang depan aja~"

"Loh kenapa?" Tanya Hecan.

"Kenapa apanya?" Nana bingung.

"Kok cuman tetangga depan? Terus yang samping?"

"Kan ada mbak, kenapa harus Nana? Nana males belok belok," ucapnya santai.

"Dasar.." Cibir Hecan.

"Kuenya jangan lupa dibagikan ya sayang, bunda mau ke atas dulu sebentar,"

"Oki dokie bunda," ucap Nana.

Semoga kue-kue yang dibikin dengan penuh cinta oleh Bunda dan Hecan serta perjuangan Nana dan Ri bakalan berbuah manis kepada mereka berempat.

Semoga kue-kue yang dibikin dengan penuh cinta oleh Bunda dan Hecan serta perjuangan Nana dan Ri bakalan berbuah manis kepada mereka berempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alin Gerald Leano
(Mas crush nya Rinjani)

SrikandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang