0.2

39 10 0
                                    

-sora/langit-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-sora/langit-

Alunan musik puzzle piece milik Nct Dream mengalun indah dari radio sekolah. Tanpa diduga bibir Sakura ikut mengalunkan lagu manis tersebut disertai kepala yang ia anggukan sesuai irama. Namun tangannya tetap bergerak lihai diatas kertas putih polos diatas meja. Memberi goresan samar dan menyatukannya membentuk sebuah sketsa indah yang belum sempurna.

"nih lagu apasih?!"

Gebrakan meja yang keras membuat pensil yang dipegang Sakura terlempar jatuh entah kemana. Persetan dengan pensil, Sakura lebih mementingkan detak jantungnya yang nyaris terhenti. Dengan gerakan pelan ia mengatur nafasnya menetralkan kembali sebelum membuka mata dan mencabik orang yang mengganggu ketenangan dan hampir merenggut nyawanya.

"duhhh!!! Dasar titisan Joo Dan Tae ganggu orang lagi gam-"

"eh--- hehehe maksut aku ehmm- maaf maaf" lanjutnya sembari membungkukkan badan dua kali.

Tak berniat memberi umpan secara percuma pada Yuta, dengan segera Sakura mengambil buku gambar dan peralatan gambarnya secara membabi buta.

Selangkah lagi Sakura hendak pergi, Yuta menarik pergelengan tangannya membuat tubuh mungil Sakura tertarik kebelakang menabrak tubuh tegap Yuta sedikit keras.

"temenin gue disini"

Sakura mengerjapkan matanya berkali-kali memproses tiga kata barusan didalam otak hingga ia tersadar akan posisi tubuhnya sekarang.

"eh maaf kak" ucap Sakura sembari memisahkan tubuhnya dari sang kakak kelas.

"maaf mulu" balas Yuta ketus.

Ingin sekali Sakura berteriak lantang tepat ditelinga Yuta, 'YAIYALAH MINTA MAAF DARIPADA LO BULLY GUE! UDAH CUKUP GUE DIBULLY YIREN! JANGAN SAMPAI DIBULLY JUGA SAMA MODELAN JOO DAN TAE KAYAK LO BISA BISA PULANG BAWA NAMA DOANG GUE!'

Namun demi keselamatan jiwa dan raganya Sakura memilih diam. Menyimpan keluh kesahnya rapat-rapat.

Yuta menepuk bangku kosong disampingnya "duduk sini"

Dengan cepat Sakura menurut, mendudukkan dirinya tepat disebelah kanan Yuta. Dan lagi-lagi Sakura merasa kesehatannya mendadak menurun. Jantungnya berdetak kencang lagi. Apa umurnya sudah tak lama lagi? Apa ia akan menyusul Min Seol A di surga? Oh tidak Sakura tidak mau!

Suasana mendadak menjadi sunyi. Hanya terdengar cuitan beberapa burung yang sengaja hinggap diranting pohon. Meski disiang yang terik tak melunturkan kesegaran taman SMA Taesung. Beberapa pohon rindang disana sukses memberi keteduhan yang menenangkan. Sebab itu Sakura suka menghabiskan jam istirahatnya disini. Meski alasan pertamanya adalah menghindari segala risakan dari teman ataupun kakak kelasnya.

Sakura bukan siswi terkenal layaknya Hwang Sinb. Sakura hanya siswi biasa yang beruntung lolos tes memasuki SMA unggul dan elit. Bukan dari keluarga bangsawan namun cukup mumpuni membiayai kebutuhan pokok. Bukan juga siswi pintar peraih beasiswa. Sudah kubilang Sakura hanya gadis biasa.

Alasan ia mendapat perlakuan tak layak hanya karena salah satu mantan Wang Yiren menyukainya, padahal jelas Sakura tak menggoda pria itu. Bahkan untuk merasakan jatuh cinta pun Sakura masih enggan. Hidupnya sudah terlalu rumit jika ditambah dengan urusan cinta makin repot saja hidupnya.

"hewan yang tercipta tanpa akal aja mampu melindungi dirinya sendiri, masa lo yang manusia punya akal punya pikiran gak sanggup menjaga diri sendiri?"

Sakura menoleh mendapati Yuta yang sudah menegakkan badannya. Raut wajahnya serius seperti biasa. Namun ada yang berbeda. Sorot matanya tak setajam biasanya, seperti lampu yang hampir kehabisan daya mulai meredup namun memberi ketenangan.

"jadi cumi-cumi yang bisa mengeluarkan tinta hitam untuk melindungi dirinya sendiri, jangan jadi bunglon yang berusaha menghilang menyamaratakan warna dengan lingkungan, jadi orang yang berani jangan pengecut"

Setelah mengucap itu Yuta masih menatap Sakura, mencoba menyadarkan si gadis agar mulai memberanikan diri untuk melawan para pembully. Tak ada manusia yang pantas mendapat perlakuan tak adil sekalipun ia pembunuh. Tugas manusia adalah memanusiakan manusia bukan menghukum manusia.

"paham gak lo?!!"

Reflek Sakura menutup matanya. Membiarkan telinganya berdenging panjang. Membiarkan ingatan buruk melintas kembali di pikirannya. Membiarkan keringat bercucuran di dahinya. Hingga tanpa sadar air matanya turun. Disusul isakan pelan. Terulang lagi.

"jangan samakan hewan sama manusia. Makhluk hidup diciptakan berbeda. Dan kak Yuta sama aja kayak Yiren sama-sama penindas"

Untuk kali ini Sakura berani berbicara mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan. Dihadapan sang penindas yang sesungguhnya. Sakura berserah entah hal buruk apa yang akan menimpanya dikeesokan hari. Ia hanya perlu memasang hati sekuat baja, membiasakan diri menerima perlakuan keji.

Suara bel masuk mulai berbunyi membuat suara penging ditelinganya berangsur hilang membuatnya sedikit tenang dan berani membuka mata. Betapa terkejutnya Sakura mendapati Yuta yang tersenyum manis didepannya tak lupa laki-laki itu menepuk kepalanya dua kali.

-sora/langit-

"saya lebih suka kamu marah daripada cuma diam menundukkan kepala, kebayang gak sih kalau kita berumah tangga, tiap pagi diomelin kamu gegara aku susah dibangunin atau gegara kamu gabisa pasang LPG" -YUTA REAL NAMJA-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"saya lebih suka kamu marah daripada cuma diam menundukkan kepala, kebayang gak sih kalau kita berumah tangga, tiap pagi diomelin kamu gegara aku susah dibangunin atau gegara kamu gabisa pasang LPG"
-YUTA REAL NAMJA-

空  Sora  - Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang