0.4

20 9 0
                                    

Langit sudah menggelap. Dibalik lampu temaram yang berkedip terdapat seorang laki-laki yang masih berseragam sekolah. Bersandar pada dinding besar salah satu rumah dengan rokok yang terapit dikedua jari. Asap berbahaya berhembus mengotori udara. Badannya sedikit gemetar akibat berlama-lama terkena suhu udara luar.

Pandangannya menatap kearah rumah disebrangnya. Lampu dari salah satu kamar dilantai dua masih menyala terang. Bayangan si pemilik rumah yang terlihat mondar-mandir membuat Yuta terkekeh pelan. Hingga tanpa diduga si pemilik rumah membuka jendela kamarnya bersandar diujung jendela sembari menatap langit yang menggelap.

Gadis berpiyama merah muda itu masih betah menikmati indahnya langit. Membuat Yuta berpikir apa yang ia lihat dari langit yang kosong tanpa bintang barang satupun.

Sekelibat bayangan Sinb terlintas. Gadis pemberani itu pernah berkata 'jadi orang itu yang seimbang Yut, kayak langit yang terang dan gelap sesuai porsi waktunya, lo juga gak usah berlagak sok kuat, lo juga boleh nangis, nangis dan ketawa sesuai porsi jangan larut disalah satu'.

Mungkin selama ini Yuta menilai hidupnya persis seperti langit sekarang. Gelap dan hampa. Hidupnya terlalu gelap tanpa ada semburat warna terang yang menemani. Hingga awan menepi menampilkan bulan yang samar mulai terlihat indah.

Detik ini Yuta sadar, sudah ada warna terang yang menemani harinya. Warnanya tak terlalu terang namun juga tak terlalu redup, warna itu cukup memberi cahaya indah dalam gelap hidupnya. Iya warna itu milik si gadis berpiyama merah muda yang sedang menutup jendela kamarnya. Tak lama kamarnya ikut menggelap.

"selamat malam Sakura"

"selamat malam Sakura"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"gimana kalau bikin pentas drama penthouse aja?!"

Mendengar itu Yuta menepuk keningnya sedikit keras disusul helaan nafas beberapa anggotanya.

"lo kira penampilan kita ini berapa jam hah?!" teriak Yuta sedikit tersulut emosi.

"ya kan bisa dirangkum Yut"

"oke tapi lo yang jadi joo dan tae"

"oke skip cerita lain"

Mana mau Lee Haechan berperan menjadi orang jahat, ia kan maunya jadi logan lee yang terkesan cool asoy, atau minimal jadi joo seok hoon lah tapi bae ro na nya harus Sakura dan eun byul nya somi. Biar tau rasa tuh si bule ditolak mentah-mentah sama dia.

"gimana kalau cerita baeuty and the beast?" usul Somi yang langsung mendapat tatapan nyalang Lee Haechan.

"jangan bilang gue yang jadi jeleknya?!" duga Haechan "mending gue jadi pohon aja" lanjutnya lagi.

Pembahasan terus berlangsung beberapa anggota nampak aktif mengeluarkan ide. Namun masih belum ada yang pas dengan pemikiran Yuta. Bisa saja Yuta menyetujui ide beberapa anggotanya namun harus ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Seperti jumlah pemeran, waktu yang diperlukan dan jumlah properti yang dibutuhkan. Yuta tak ingin memberatkan anggotanya untuk mengumpulkan biaya besar. Meski ada Haechan yang kayanya tujuh turunan, Yuta tetap tak setuju.

"gimana kalau kita bikin cerita sendiri aja?"

Setelah lama memendam akhirnya Sakura berani bersuara. Meski keadaan langsung menjadi hening dan canggung. Juga beberapa tatapan tak suka yang ia terima, Sakura tetap menegakkan kepalanya menatap sang Ketua yang juga menatapnya.

"oke, gue setuju. Kalian semua gimana?"

Dengan gerak malas beberapa anggotanya menganggukan kepala setuju meski terpaksa.

Sedang Lee Haechan menatap Yuta nyalang, tak lupa senyum smirk terbingkai di wajah eksotisnya. Tanpa ragu ia berdiri dan bertepuk tangan heboh, "kayaknya ada yang jatuh cinta nih"

"DU-DUK!" ucap Yuta penuh penekanan.

Haechan menurut, "yut, memendam cinta itu sama kayak nahan kentut, kalau gak dikeluarin, sakitnya bukan main" ucap Haechan tepat dihadapan Yuta.

"bacot"

Mendengar itu Haechan hanya tertawa sumbang. Tak urung ia duduk kembali dengan sopan. Melanjutkan pembicaraan yang belum terselesaikan.

Dalam kepala Yuta berfikir keras. Apa benar setiap rasa harus diungkap?
Apa ia bisa mengungkapkan perasaannya pada seorang gadis polos. Yuta tahu diri seperti apa dirinya di pandangan orang lain. Yuta si bajingan tengik. Yuta si penindas sejati. Yuta si bla bla bla. Hampir tak ada sisi baik yang bisa ia banggakan pada orang lain. Jadi apa ia layak mencintai gadis sebaik Sakura?

----

'Yut, cinta itu diungkapkan bukan dipendam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Yut, cinta itu diungkapkan bukan dipendam. Daripada memendam cinta mending memendam diri lo sendiri, alias sana gali kubur pendem diri lo sendiri'
-dari Haechan mantan Bae Rona untuk Yuta mantan Sinb-

 Daripada memendam cinta mending memendam diri lo sendiri, alias sana gali kubur pendem diri lo sendiri'-dari Haechan mantan Bae Rona untuk Yuta mantan Sinb-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'kamu malu gak kalau punya saya?'
-dari Yuta tampan untuk Sakura cantik-


Salam sayang dari Ha Eun Byul😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam sayang dari Ha Eun Byul😍

空  Sora  - Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang