06 - Run Rasel, Run!!

16.3K 1.9K 159
                                    

"Sebenarnya manusia itu hanya memiliki dua ketakukan, yaitu takut akan kesepian dan takut kehilangan."
—Antariksa—



Happy Reading!

—————————


Cahaya matahari yang menembus masuk melalui jendela membangunkan Rasel dari tidur cinderellanya. Remaja bermata kucing itu mengusap matanya berusaha menetralisir cahaya terang yang masuk. Netranya lalu berkeliling mendeteksi ruangan disekitar.

Ini Rasel lagi dimana?

Rasel makin bingung ketika melihat baju rumah sakit yang dipakainya dengan tangan kanan terinfus.

Dia gak lagi di prank kan?

Rasel ingat, terakhir..dia lagi sparing lawan SMA Dirgantara.

Tapi hanya itu aja yang dia ingat, setelahnya pandangan matanya memburam.

Pintu ruangan terbuka perlahan, menampilkan sosok tinggi dengan wajah tampan yang berjalan masuk menghampiri Rasel.

"Bangun lo, kebo banget."

Terdengar sahutan suara mengisi keheningan ruangan rawat inapnya. Rasel membalikkan wajahnya menuju sumber suara, ia terdiam begitu mengetahui si pemilik suara tersebut adalah orang yang sangat ingin dihindarinya.

Kenapa ada Serkan disini?

Jangan bilang kalo Serkan menculiknya?

Eh tapi ga mungkin juga, Rasel kan bukan y/n yang hidupnya tiap hari ngedrama wkwkwk.

"Udah mendingan?" Tanya Serkan.

"Mendingan apanya. Gue aja gak sakit!" Rasel menjawab sewot.

Serkan menyunggingkan senyum kecil. Remaja di depannya ini benar-benar membuatnya tertarik. Entah kenapa, Serkan merasa ada yang berbeda dari seorang Rasel.

"Lu ga mau bilang makasih ke gue? Gue udah cape gotong tubuh kingkong lo ke rumah sakit." Goda Serkan sembari duduk di samping ranjang rumah sakit.

Rasel memutar bola matanya kesal. "Enak aja lo ngatain tubuh gue kayak kingkong! Fyi aja nih, paha gue bahkan lebih mulus dari wajahnya Tzuyu Twice."

"Hm yaudah sini gue check dulu, siapa tau lo bohong." Baru saja Serkan ingin membuka celana Rasel, tangannya langsung di tepis kasar.

"Ga usah mesum!" Rasel menatap Serkan garang. Ia tak habis pikir, Serkan ternyata ga ada bedanya sama om-om di Kalijaga.

MESUM BANGET WOY!

Sementara itu, yang dimarahi hanya terkekeh geli. Melihat Rasel sudah bangun dari pingsan dan kembali bertengkar dengannya membuat hati Serkan semakin menghangat.

"Abim gak ada disini?" Tanya Rasel penasaran.

"Gue usir,"

Mata Rasel melebar, "Hah?!"

"Pengganggu kan emang harus diusir." Serkan membalas dengan acuh.

Rasel sama sekali gak ngerti apa yang sedang Serkan bicarakan—Apa manusia tolol ini udah gila? Masa sahabatnya diusir!

"Gue mau pulang," gumam Rasel.

"Gue anter"

"—Enggak!" Rasel berteriak menolak.

Serkan mengerutkan alisnya, "Nanti lo pingsan lagi. Nunggu Abim jemput juga pasti lama.."

"Gapapa, gue bisa pulang sendiri." Rasel tetap bersikeras menolak tawaran Serkan.

Serkan kemudian hanya tersenyum simpul,

"Oke, gue panggilin dokter dulu." Gumamnya final.

o)(o

"Tagihan rumah sakitnya kok udah lunas sih?"
"Gue yang bayarin."
"Cih, gaya banget."
"Bilang makasih k—"
"IYA MAKASIH SERKAN!!"

Serkan kemudian tertawa puas melihat Rasel menggeram kesal.

Keduanya kini sedang berjalan di lorong rumah sakit. Tadi Rasel sempat mengecek tagihan administrasi rumah sakitnya, tetapi tagihannya ternyata telah dilunasi.

Kesal sih, harga dirinya sebagai lelaki macho agak terluka ketika mengetahui fakta bahwa Serkan lah yang membayar tagihan rumah sakitnya.

Tapi disisi lain, ia juga merasa beruntung, karena—

Rasel juga ga bawa dompet ahahaha.

Tapi beneran deh, mau taruh dimana lagi harga dirinya kalau nanti ketauan ga bisa bayar tagihan rumah sakit di depan Serkan. Kebayang banget pasti bakal malu tujuh turunan!

"Lo anterin gue sampai sini aja." Rasel memberhentikan langkahnya di ujung lorong.

Serkan tersenyum miring,

"Sejak kapan gue bolehin lo pulang sendiri?"

Dia ngomong apa sih? —batin Rasel. Ia memijit pelipisnya sejenak. Ah, stress banget ngomong sama monyet. Padahal Rasel sudah bilang sebelumnya.

"Tadi kan lo ngeboleh—ARGHH SERKAN TURUNIN GUE!!"

Belum selesai Rasel berbicara, tubuhnya tiba-tiba terangkat ke atas. Serkan menggendong tubuh Rasel ala bridal style tepat di tengah lorong. Beruntung keadaan di sekitar sangat sepi, tidak ada orang yang berjalan di sekitar lorong rumah sakit.

Melihat Rasel yang semakin liar memberontak, Serkan semakin mengeratkan gendongannya. Namun tiba-tiba—

'CUP'

Rasel melebarkan matanya begitu Serkan mencium bibirnya singkat. Tubuhnya menegang seketika di gendongan Serkan. Serkan menarik senyum kecil, ia menatap bibir Rasel yang kini semakin memerah.

Rasel memegang bibir mungilnya itu, hiks.. itu kan ciuman pertamanya! Wajah Rasel semakin memerah malu. Ia menguburkan wajahnya di dada bidang Serkan. Tangannya memeras pundak lelaki yang menggendongnya itu.

Ya tuhan, rasanya ingin mati saja. First kiss Rasel sudah direbut Serkan!

Sementara itu, Serkan semakin menatap Rasel penuh nafsu. "Jangan berontak lagi, gue ga bisa nahan hasrat lebih lama lagi." Suara berat milik Serkan menarik atensi Rasel untuk diam.

Serkan benar-benar berbahaya!


-
-
-
-
-
-
To be continue

------To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serkan Ananta

ANTARIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang