Sumpah ya ni cewek dikasih makan apa sih di rumahnya? Petasan yang buat orang lamaran itu kali ya?
Gue nggak habis pikir kenapa semester ini gue malah kena sial, bisa satu kelompok sama cewek yang berisik, annoying, dan nggak bisa diem kayak cewek di sebelah gue.
Mungkin bener juga kata dia, harusnya gue masuk pas minggu pertama kemarin. Kalau gue masuk, mungkin gue bisa protes ke Tante Ning. Meskipun nggak jamin juga sih bakal diiyain sama Tante Ning atau nggak.
"Bri!" Gue menahan diri buat nggak mendecakkan lidah saat dia menyikut gue dan bikin gue yang tadinya udah hampir merem, jadi melek lagi. "Jangan tidur. Kalo lo tidur nanti gue bakal ngantuk juga."
That's your problem.
"Briii."
"Sumpah lo berisik banget." Akhirnya gue nggak tahan untuk nggak ngomong gitu ke dia dan menegakkan tubuh dari posisi gue semula yang hampir tidur dengan kepala beralaskan tangan.
Bukannya takut (kayak reaksi orang kebanyakan kalo gue tegur) atau jiper, cewek di sebelah gue ini malah melotot dan menusukkan kepala pulpennya ke lengan gue.
"Ssst, lo ngomongnya kenceng banget juga sih," gerutunya. "Jangan tidur, perhatiin yang presentasi. Abis ini ada sesi tanya-jawab terus setiap kelompok wajib nanya."
"Ya lo aja yang nanya."
"Okelah, bisa gue yang nanya. Tapi tetep aja lo jangan tidur dong, Briii."
Gue mengusap telinga gue yang gatel begitu mendengar dia manggil gue 'Bri' dengan nada yang dipanjang-panjangin. Gue inget kata sepupu gue, nada bicara orang kayak gini tuh khasnya anak manja yang apa-apa mesti diturutin.
Dasar bawel.
Akhirnya gue duduk dan memperhatikan layar di depan kelas dengan malas-malasan. Gue sebenernya males di kelas yang tiap minggu ada presentasi begini, mending dengerin langsung aja dosennya yang ngomong dan ngajar.
Tapi gue rasa akhir-akhir ini dosen juga males dicuekin sama mahasiswa sementara mereka ngomong panjang lebar di depan kelas. Jadilah sekarang posisinya dibalik--mahasiswa yang nerangin di depan, dosen yang merhatiin dari kursinya.
Gue udah mulai fokus sama apa yang diomongin kelompok satu, sampai ada suara debuman pelan di sebelah gue dan gue hanya menghela napas saat melihat kepala cewek yang--wait, namanya siapa sih?--duduk di sebelah gue ini, sudah berada di atas meja.
"Tadi siapa yang nyuruh nggak tidur ya?" gumam gue sambil mengambil pulpen dari depan gue dan gue pakai buat menoyor kepalanya. "Woy, bangun."
Gue toyor kepalanya beberapa kali, tapi nggak ada reaksi sama sekali.
Ck.
"Heh, bangun," kata gue sekali lagi. Kali ini pulpen gue arahkan ke lengan cewek yang memakai blus lengan pendek tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brighter Days with You
RomantikMasa-masa kuliah Nada si tukang tidur tadinya biasa saja. Dia tidak terkenal, bukan pecundang, punya teman, tapi tidak punya pacar--and she is fine with it. Kemudian satu mata kuliah membuat Nada harus mengerjakan tugas dengan Brian atau yang biasa...