ASPEN | 01

35 1 0
                                    

Dingin itu bukan salju

Tapi aku....

*****

Lula duduk terdiam di bangku taman kampus di samping ruang administrasi kemasiswaan Institut Kesehatan Neswara. Dia baru saja keluar dari ruang administrasi karena mendapatkan surat pangilan. Lula tau di dipanggil karna apa, yap karena lula belum membayar uang kuliahnya untuk semester ini. Padahal ini adalah semester akhir Lula, sebentar lagi Lula akan lulus dan bisa serius mencari pekerjaan. Bagaimana dia harus membayarnya, uang yang sudah dia kumpulkan dari bekerja menjadi pelayan di kafe sudah dia gunakan untuk membayar pengobatan neneknya yang terkena musibah jatuh dikamar mandi pada bulan kemarin.

"Haaaaa....." helaan napas Lula terdengar sangat keras menandakan dia sudah bingung harus bagaimana mengatasi masalah ini.

"Coba aja kemarin gue terima aja tawaran Sonya buat jadi perawat pengganti," penyesalan selalu datang belakangan, Lula menyesal karna kemarin dia menolak tawaran Sonya salah satu temen sekelasnya yang menawarinya untuk menjadi perawat pengganti menjaga seorang bayi.

"Coba deh gue tanya Sonya lagi, mungkin aja ada kerjaan," optimis Lula sambil mengambil handphone yang ada di dalam saku celana jeannya.

"Halo Sonya, sorry nih gue ganggu lu,"

"Gini... gue mau nanya kira-kira lu punya info kerjaan buat gue gk ya?"

"Iya, gue lagi butuh banget kerjaan soalnya, btw sorry buat kemaren yang pas gue nolak gantiin lu kerja."

"Ooo oke...gue tunggu ya kabar baiknya, thanks Sonya." Ucap Lula menutup sambungan telponnya dengan Sonya.

Hanya helaan napas yang terdengar dari Lula. Sekarang dia hanya bisa menunggu kabar baik dari Sonya, semoga saja secepatnya.

*****

Lula baru saja kembali dari tempat dia bekerja sebagai pelayan kafe, Lula memang memiliki pekerjaan sebagai pelayan, namun itu hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari Lula di Jakarta. Lula menghidupkan handphonenya kembali karna selama bekerja dia selalu mematikan handphonenya.

Lula memeriksa semua notifikasi yang masuk ke handphonenya, ternyata ada pesan dari Sonya di whatsAppnya.

'Lula ini gue mau ngasih info kerjaan nih, barusan gue dapat kabar dari temen gue kalau ada orang yang lagi nyari perawat buat anaknya yang cacat lumpuh. Lu minat nggak? Kalau minat kabari gue ya, secepatnya.'

Itu lah isi chat Sonya kepada Lula. Lula tanpa pikir panjang langsung membalas chat Sonya dengan tiga kata. "Oke gue mau."

"Haaaaaaa......." Helaan napas lega keluar dari mulut Lula diikuti dengan senyuman yang manis terbit di wajah cantik Lula.

*****

"Ini bener nggak ya alamatnya," ujar Lula sambil melihat kartu nama yang diberikan Sonya padanya tadi di kampus.

"Yaudah gue coba aja siapa tau bener, kayaknya sih bener." Lula melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan sesuai dengan kartu nama yang dia pegang.

"Permisi mbak, ada yang bisa saya bantu?" ujar seorang resepsionis di depan lobby perusahaan itu.

"Ooo iya mbak, ini saya dapat info kalau perusahaan ini membutuhkan seorang perawat, apakah benar?"

"Iya mbak benar, tunggu sebentar di ruang tunggu ya mbak, akan saya panggilkan bapak Arka." Resepsionis itu menunjukan ruang tunggu kepada Lula.

ASPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang