ASPEN | 02

13 1 0
                                    

Sakitnya terasa sama

Aku tak tau kenapa........

*****

Lula menarik napas dalam menenangan detak jantungnya yang terasa cepat sambil mengetuk pintu yang ada di depannya.

"Masuk." Terdengar suara dari pintu itu. Lula pun membuka pintu itu dengan menggerakan handle pintu.

"Aaaaaaaaaa......." Lula berteriak kaget dan hampir saja menjatuhkan nampan yang ada di tangannya.

*****

Lula berteriak dengan sangat keras dan reflek langsung membalikkan badannya membelakangi Kane yang ternyata sedang melepas kemeja warna abu-abu yang tadi masih dia pakai.

"Jangan berisik! Kalau kamu mau teriak sana dilapangan bola, bukan disini. Bodohnya saya mau nerima perawat kayak kamu." Umpat Kane kasar pada Lula dan umpatan itu di keluarkan Kane tanpa melihat ke arah Lula. Seolah-olah Lula tidak ada di dalam ruangan itu.

"Ma..mas Kane ngapain buka-buka baju gitu," Lula masih dalam posisi membelakangi Kane masih belum berani berbalik.

"Saya mau ganti baju, mau tidur." Ucap Kane seadanya menjawab pertanyaan Lula.

"Mana obat saya, jadi perawat jangan lamban." Cacian yang sudah kesekian kali yang Kane keluarkan untuk Lula hari ini. Lula hanya menghela napasnya berusaha menormalkan laju jantungnya yang entah kenapa berdetak sangat cepat dari tadi.

Lula berbalik dan melangkah mendekati Kane sembari memberikan obat tidur yang diminta Kane tadi. Kane langsung mengambil obat yang diberikan Lula dan langsung memakannya dan dibantu dengan segelas air putih yang juga di bawa Lula tadi.

Diam beberapa saat Lula masih terdiam di depan Kane, sejujurnya dia belum benar-benar tersadar dari keterkejutannya tadi.

"Ngapain kamu bengong disini, KELUAR!" ucap Kane tegas diukuti dengan teriakan tiba-tiba.

Lula sedikit terkejut dengan perubahan emosi yang terjadi pada Kane, karna pasalnya tadi Kane hanya berbicara kasar dengan nada dingin padanya, namun dengan tiba-tiba dia bisa berteriak marah seperti itu.

Lula yang tersadar langsung mendekati Kane karena berniat untuk membantu Kane pindah ke kasur. Lula lalu mengangkat Kane dengan sekuat tenaganya karena sebenarnya untuk seorang Lula yang memiliki postur tubuh mungil untuk mengangkat Kane membutuhkan tenaga ekstra.

Kane yang melihat Lula mendekat untuk mengangkatnya dan memindahkannya ke kasur hanya diam seribu bahasa tidak terlihat raut marah yang tadi ditunjukkan Kane pada Lula.

Setelah membaringkan Kane di ranjangnya Lula hendak beranjak pergi, namun tiba-tiba Kane menahan tangan Lula. "Tetap disini sampai saya tidur." Hanya kalimat itu yang diucapkan Kane dengan posisi sudah menutup mata.

Lula hanya menganggukkan kepalanya saja, walau sebenarnya anggukan kepala Lula tidak dilihat oleh Kane. Lula menarik salah satu kursi yang ada di pojok kamar Kane dan duduk di samping ranjang Kane.

Selama menemani Kane yang tidur Lula memperhatikan sekeliling kamar Kane. Kata pertama yang terlintas di otak Lula ketika memperhatikan kamar Kane adalah 'serem'. Kata itu menggambarkan kondisi kamar Kane dimata Lula. Kamar ini sangat gelap tidak ada cahaya matahari yang masuk, walpapernya pun berwarna coklat tua dengan perpaduan warna cream sedikit. Sangat sedikit furniture didalamnya, hanya ada sebuah ranjang dan lemari pakaian disamping kanan. Lula melihat ada satu pintu lagi di dalam ruangan itu, mungkin itu kamar mandi pikir Lula.

*****

Lula keluar dari kamar Kane setelah memastikan kalau Kane sudah benar-benar tidur. Lula pergi menuju dapur untuk mencari mbok Sumbi karena Lula ingin menanyakan sikap aneh Kane tadi yang minta ditemani tidur.

"Eh mbak Lula, mas Kanenya sudah tidur?" tanya mbok Sumbi dengan senyuman yang selalu mekar diwajah senjanya.

"Udah mbok, hmmm... mbok saya mau nanya nih tentang mas Kane boleh nggak?" ucap Lula ragu-ragu sebenarnya.

"Iya boleh mbak, mau tanya apa?"

"Ini... tadi mas Kane minta saya buat tetap disamping dia sampai dia tidur, saya kaget aja soalnya dari tadikan mas Kanenya galak sama saya." Ujar Lula mengemukakan rasa penasarannya.

Sebelum menjawab pertanyaan Lula mbok Sumbi menghela napas dan pandangan matanya seolah-olah menerawang jauh.

"Mas Kane itu ada trauma mbak, dulu pas mas Kane umur 10 tahun nyonya nadin mamanya mas Kane pamit sama mas Kane mau pergi ke supermarket sebentar , waktu itu mas Kane posisinya lagi mau tidur siang, tapi ternyata nyonya Nadin mengalami kecelakan mobil pas mau balik pulang kerumah. Sejak saat itu mas Kane tidak bisa tidur kalau tidak ada orang yang menemaninya sampai dia benar-benar tertidur." Penjelasan mbok Sumbi pada Lula membuat Lula merasa terenyuh. Ada rasa sakit yang dirasakan Lula jauh di dalam hati kecilnya.

"Ya sudah mbak Lula mbok mau pamit pulang dulu, soalny kerjaan mbok sudah selesai semua." Mbok Sumbi pergi berlalu meninggalkan Lula yang masih terdiam membisu setelah mendengan penjelasan mbok Sumbi tadi.

Pandangan Lula beralih melihat kearah kamar Kane, ada rasa kasihan dan sedih yang dirasakan Lula untuk Kane.

'Ternyata kita sama ya....' Kalimat itu terucap dalam hati kecil Lula.

*****

Happy Reading....

Please coment and Vote ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang