1

15 6 1
                                    

"Hahahaha Ayo Shazad kejar aku kalo kamu bisa" Seorang gadis kecil berumur 6 tahun itu berlari dengan tawa lepas di wajahnya dengan seekor bayi harimau yang terus mengejarnya dari belakang.

Sampai didepan pintu rumahnya yang terbuka. Ia tidak sengaja mendengar percakapan Ayah, kaka laki lakinya dan pria tua.

"Baiklah, saya akan memberikan harimau itu kepada anda tuan *****, namun saya tidak akan memberikannya dengan harga yang murah" ucap ayah dari gadis kecil itu, namun gadis itu tidak bisa mendengar dengan jelas kepada siapa ayahnya itu ingin memberikan harimau kesayangannya, Shazad.

"Tidak masalah tuan, sebutkan saja angkanya, dan saya akan memenuhinya" kata pria tua didepan ayah dan Kaka laki lakinya.

"TIDAK" gadis kecil itu masuk kedalam dan menatap kecewa ayahnya

"Bianca.. bagaimana bisa kamu ada di.." ucapan Kaka laki lakinya terpotong

"Bianca ngga akan pernah memberikan Shazad ke siapapun dan berapapun harganya!, Bianca menyayangi dia Ayah jangan pisahkan Bianca sama Shazad!" tegas Bianca dengen rengeknya

"KAMU HANYA ANAK KECIL YANG TIDAK MENGERTI DUNIA LUAR, DIAM SAJA DAN MASUK KE KAMAR!" Teriak ayahnya yang membuat Shazad kaget dan menjadi liar, ia sangat marah karena laki laki itu ingin menyakiti pemiliknya, Bianca.

Shazad pun mengacau dirumah itu, gelas, vas, bingkai foto, semuanya pecah, keadaan di dalam rumah sangat tidak terkondisikan. Pria tua dengan nama yang terdengar samar itu meraih senapan yang menempel di punggungnya dan berusaha menembak Shazad. Namun kalah telak, tembakan pria itu melesat dan Shazad sudah menyerang Ayah dari gadis kecil itu, dan merobek serta menusuk jantung ayahnya.

"HUARMMM!!!" Auman Shazad lalu menatap mata gadis kecil itu dengan dirinya yang masih liar.

"AAHHHHHH" teriak seorang wanita muda yang terbangun bersamaan dengan alarmnya.

"Mimpi itu lagi, kenapa mimpi itu slalu menghantui gue sih? sebenarnya apa yang terjadi sama gue waktu kecil?! ARGHHH KENAPA GUE NGGA INGET SAMA SEKALI" Ucap wanita itu frustasi.

Helaan nafas terdengar, "bodo deh, mimpi kan cuma bunga tidur, ngga mungkin itu beneran terjadi sama gue dulu" kata wanita itu dengan santai.

"BIANCAAA BANGUN, MAMA UDAH SIAPIN SARAPAN" teriak mama nya dari lantai bawah

"IYA MAHH BIANCA UDAH BANGUN, BIANCA MAU MANDI DULU" balas teriakan wanita cantik itu yang berna Bianca.

Ia pun segera mandi dan menggunakan seragamnya dengan rapih, lalu turun ke bawah.

"good morning mama sayang" Sapaan pagi dari Bianca untuk mamanya dan tidak lupa ia mencium pipi mamanya itu, mamanya hanya bisa terkekeh melihat kelakuan anaknya yang manja dan membalas sapaan paginya.

"Morning tuan putri mama, sekarang sarapan dulu, mama udah siapin makanan kesukaan kamu" kata mamanya

"Wahh jinjja ma? seneng banget deh, makasih ma" ucap Bianca dengan campuran bahasa Korea akibat terlalu sering menonton drakor favoritnya, sama seperti yang sekarang membaca.

Lalu Bianca pun segera mengambil sarapan itu dan menikmatinya dengan lahap. "Ka Bryan kemana ma? Kok ngga keliatan?" Tanya Bianca sambil mengunyah makanan.

"Tadi udah berangkat duluan, katanya ada kerjaan mendadak di kantor" balas mamanya dan di jawab anggukan oleh Bianca sebagai tanda bahwa ia mengerti.

Selesai sarapan ia bergegas untuk sekolah diantar dengan supir pribadinya, pak yanto.

"Sudah siap neng?" Kata pak Yanto
"Siap pak, gasskeun" jawab Bianca dengan nada alaynya.

Sampai di gerbang sekolah, Bianca langsung menuju ke kelasnya dan tiba tiba ia terkejut karena ulah sahabatnya yang tidak pernah berubah.

"ssttt, nanti lu kagetin dari sebelah kirinya, terus gue kagetin dari sebelah kanannya, oke?" bisik Zia ke Melinda. Mereka berdua adalah sahabat terdekat Bianca.

"Santuy aja Napa seh sama gue, beres lah" ucap Melinda dengan senyum simpul di bibirnya.

"DUAR" serempak Zia dan Melinda dengan diselingi tawanya yang pecah.

"EHH AING TEH MAUNG" kaget Bianca
"KUTU KUPRET EMANG SIA MAH YA, MASIH PAGI UDAH BIKIN DARAH PENDEK" kesel Bianca ke kedua sahabatnya.

"Ihh darah itu merah bukan pendek Bianca" ucap Zia polos

"CUKUP, HENTIKAN DRAMA INI, BARBIE SUDAH LELAH" balas Bianca dengan tangannya yang menepuk jidat dan gaya yang sangat mendramatis.

"Ewww huekk" Melinda yang mendengarnya seketika ingin muntah. "Barbie lu bilang? Lebih mirip orang orangan sawah baru bener" sinis Melinda.
"Bawel kalian, udah ayo masuk, ntar di amuk pak kumis baru tau rasa lu" Zia yang depresot dengan kedua sahabatnya itupun menarik lengan keduanya dan menuju ke kelas.

"BIANCA, ZIA, MELINDA, IKUT IBU KE RUANG BK SEKARANG" teriak guru bk dari belakang mereka bertiga.

"WHAT... MATI GUE..." ucap serempak dengan mulutnya yang mengongo.

____________________________________________

lanjut besok pemirsa...



SHAZAD - My Tiger boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang