2

13 6 1
                                    

"BIANCA, ZIA, MELINDA, IKUT IBU KE RUANG BK SEKARANG" teriak guru bk dari belakang mereka bertiga.

"WHAT... MATI GUE..." ucap serempak dengan mulutnya yang mengongo.

"Gimana nih, kita kabur aja kali ya?" Usul Bianca yang ketakutan karena guru bk nya yang sangat killer itu

"Aduh bodoh banget si lu, kalo kita kabur yang ada makin dikejar, lagian tuh guru ngefans banget sih sama kita" saut Melinda

"Mending kita samperin dulu aja kali ya" ucap Zia yang paling waras diantara kedua sahabatnya.

"NGGA ADA WAKTU BUAT KALIAN DISKUSI, CEPAT KESINI!" Tegas guru BK itu dengan nada tinggi.

Mereka pun berbalik badan dan tertawa renyah. "Hehehe eh ada ibu, ibu apa kabar? makin cantik aja deh" basa basi Bianca ke guru killer itu.

"Ngga usah banyak cincong kamu, cepat ikut ibu masuk ke ruang BK" jawab guru bk itu dengan malas.

Mereka bertiga akhirnya mengikuti guru itu masuk kedalam, dan tanpa disuruh mereka sudah langsung duduk di sofa yang ada dalam ruang BK. "Duduk aja duduk, santai aja Bu, anggep ruangan sendiri" kata Melinda dengan gayanya yang santai.

Ibu guru itupun hanya menghela nafas karena sudah lelah menghadapi ketiga murid ini. Badgirl langganan Bk, biasalah.

"Ibu mau ngomong sama kalian, kemarin ada murid yang mengaku sebagai saksi bilang kalian telat dan akhirnya ke gerbang belakang dan motong besi gerbang sekolah pakai gergaji, apa itu benar?" Nada interogasi dari guru bk

"Eh Anu by, eh bu maksudnya. Kita tuh ngga telat Bu, cuma ya kemarin itu kita emm... Kita ngapain ya girls kemarin" kata Bianca dengan gugup dan mengode temannya untuk membantu menjawabnya, namun nihil, para sahabat kampretnya itu malah melihat ke arah lain seakan akan mereka bilang "kita mengandalkanlu Bianca, kita bantu doa aja".

"Banyak alasan kalian ini, setiap hari berulah, ngga bosen apa ngeliat muka ibu Mulu! Ibu aja tuh ya rasanya bosen kalian lagi kalian lagi. Terus itu gergaji juga kalian bisa dapet darimana ya Gusti" sepertinya guru bk itu sangat tertekan karena kelakuan ketiga muridnya ini, bahkan ia sampai memijat keningnya karena terlalu pusing mengurus muridnya yang tidak kelar kelar membuat masalah.

"Kita minjem lah Bu, kebetulan di samping sekolah ada yang lagi ngerenovasi rumah gitu, bagus deh Bu jadinya, nanti ibu mampir deh kesana buat liat, siapa tau bisa termotivasi buat rumah ibu yang kedua dengan suami kedua. Eh" Saut Melinda yang asal ceplas ceplos itu berhasil membuat wanita tua didepannya, yang merupakan guru BK melotot ke arahnya, bukan apa apa, ia hanya takut bola mata gurunya keluar.

"KALIAN BERTIGA IBU SKORS! NGGA ADA NAWAR NAWAR, IBU UDAH AMAT SANGAT TERTEKAN MEMILIKI MURID YANG NAKAL, TIDAK SOPAN, DAN PEMBUAT ONAR SEPERTI KALIAN".

Bianca, Zia, dan Melinda yang mendengar itu berusaha meluluhkan hati gurunya agar ia tidak di skors. Mereka menggunakan berbagai cara agar gurunya itu tidak jadi menskornya.

Dengan jurus andalan Bianca, apalagi jika bukan menggoda guru nya itu.

"Bu, ibu tau ngga, kenapa kita ini bandel?" Kata Bianca

Namun gurunya sama sekali tidak membalasnya karena sudah sangat malas.

"Kita tuh bandel karena kita ngga mau ibu lupa sama kita kalo udah lulu, kita juga kan udah selalu nemenin ibu di ruang BK. Ibu tuh udah kayak ibu kedua kita. Ibu juga sangat baik dan sabar.... Bla bla bla"
Bianca mengeluarkan segala gombalannya.

Akhirnya, seperti harapan mereka guru itupun luluh.

"yasudah ibu tidak menskors kalian, karena setelah ibu pikir pikir, ibu akan kangen dengan kalian jika kalian lulus nanti. Sekarang balik ke kelas kalian sebelum ibu berubah pikiran" pasrah guru bk itu.

Bianca, Zia, Melinda memeluk guru bk itu sekilas lalu pergi terbirit-birit ke kelasnya. Sampai di kelas ia langsung masuk dan duduk di bangkunya, untung saja guru pelajaran mereka datang terlambat.

Setelah selesai pelajaran dan pulang sekolah. Bianca, Zia dan Melinda memutuskan untuk pergi ke cafe **** di dekat sekolahnya.

Tring.. lonceng di pintu cafe terdengar saat mereka memasuki cafe itu.

"Lu aja deh yang mesen mel, gue mau Istirhat dulu" kata Zia
"Masa gue sih, gue kan kemarin udah, sekarang gantian lu ca" sewot Melinda
"Iya deh sekarang gue, kalian duduk aja dulu, biar gue yang pesen, tenang gue tau minuman fav kalian kanjeng ratu" ucap Bianca meledek kedua sahabatnya.

Setelah selesai memesan dan ingin mengantar minumannya. Bianca tertabrak seorang pria berjas biru Dongker yang tampan. Bianca pun menoleh siapa yang ia tabrak, mereka saling beradu pandang. Dan seketika kepala Bianca terasa sakit karena terbayang kembali dengan mimpinya bersama shazad.

lelaki itupun terlihat terdiam sebentar, karena merasa sangat familiar dengan wanita yang ditabraknya. Dan sadar karena mendengar rintihan Bianca.
"Kamu baik baik saja?" Tanya laki laki itu dan memegang lengan Bianca karena takut wanita itu terjatuh.
"Lepas!, Gue baik baik aja" Bianca menarik paksa lengannya. Lalu berjalan menuju mejanya dengan sedikit oleng karena kepalanya masih terasa sakit.

"Siapa sebenarnya wanita itu, mengapa sangat familiar dan kita terasa sangat dekat?" gumam pria itu

"Masa bisa pusing cuma karena nabrak pria rese itu sih? Tapi kenapa rasanya dia mirip sama yang ada di mimpi gue ya? Ih gue kenapa sih?" perang Bianca dengan batinnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHAZAD - My Tiger boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang