Kedunia Lain

2 0 0
                                    

Entah sudah berapa hari ku lewati tanpa membuka mata sekali pun. Sepertinya aku menyadari sesuatu yang tidak aku ingin pikir kan. Apakah aku menjadi anak bayi kembali?

Yaaaah... Jika itu benar sepertinya hidup ku akan nikmat

"Sini aku ingin melihat anak ku. Cup cup cup" Suara Pria.

Apa apaan orang ini tangan kasar menggendong ku dengan kasar. Hmm sepertinya aku akan mencoba menangis

"Loh loh kok nangis ini papa jangan nangis anak papa pasti bakal jadi penerus papa" Suara Pria

"Sini kamu mandi aja sana" Suara Wanita

Sepertinya aku sudah sangat mengerti. Aku bereinkarnasi menjadi seorang bayi di dunia lain.

Hari berganti Minggu, Minggu berganti Bulan Entah berapa hari aku jadi seorang bayi... Tampaknya aku sudah bisa melihat dengan jelas sekarang.

"Hemmm... Anak mu sehat-sehat saja" Suara Wanita paruh baya.

"Tapi anak saya sangat jarang menangis dan hanya baru sekali menangis dalam 4 bulan ini" Suara Wanita.

Jadi aku sudah hidup di dunia ini selama 4 bulan lamanya. Ternyata sudah lama juga. He?? Itu wajah siapa? Itu ibuku? Wah cantik juga.

"Jelas dia takkan menangis karena dia anak ku. Huahahahaha" Suara Pria

Lelaki itu ayah ku? Lumayan Tampan sepertinya mereka emang serasi. Tapi dari tingkah laku selama ini mereka sangat berbeda tata krama nya.

Ibuku lembut penyabar, sedangkan ayah ku kasar. Bahkan tangannya sangat kasar.

Haaah sepertinya aku sudah mulai bisa merangkak. Apa yang harus aku lakukan. Sepertinya aku mencoba ingin melihat keluar.

Hemmmh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hemmmh... Cuaca dan suasananya sangat bikin nyaman. Indahnya jadi anak kecil.

"Selamat sore Taka kecil" Suara dari kejauhan.

Oh ternyata penduduk desa sekitar. Ngomong ngomong siapa nama ku di dunia ini? Taka kecil? Aku tidak tau siapa nama ku sendiri.

Akhirnya aku berusia 1 tahun. Aku mulai berjalan akhirnya bisa melihat sana kemari sendiri.

"Tunggu jangan keluar, Kamu jangan keluar bahaya nanti kamu terluka" Ibuku

Ahhh aku di masukan kotak bayi. Eh tunggu seharusnya di umur segini aku udah bisa berbicara.

"Mamma, mamma" Panggil ku

"Pintarnya anak ku sudah bisa bicara" Ibuku

"Ayah... Anak mu sudah bisa bicara" Ibuku

Oi oi oi aku cuma bicara mama loh kenapa sebahagia itu. Apakah salah anak diumur segini berbicara

"Mana aku ingin dengar, ayo sebut papah" Ayah ku

"Mamma, mamma" Ucap ku lagi
Ah.. Ternyata berbicara di posisi bayi seperti ini sangat susah. Mau Ucap papah aja jadi mamah

"Sekarang akan beri nama anak kita" Ibuku

Heeh? Jadi aku belum punya nama? Apakah tradisi di sini begitu? Pantas saja mereka senang melihat anaknya berbicara.

"Iya... Tunggu aku panggil kepala desa" Ayahku

Kita kira siapa ya nama ku di dunia ini? Nama ku yang simpel di dunia asal ku membuat ku ingin mendapatkan nama keren.

"Rai... " Suara

Heeem? Rai? Nama ku?

Kenapa aku? Kepala ku pusing. Ada apa ini lagi.

"Oiii... Bagaimana rasanya dunia barumu menjadi anak kecil" Suara

Ahhh... Suara di otak ku berisik sekali, ah aku tidak bisa melihat apapun dan tidak merasakan apapun. Apakah aku mati lagi? Tunggu apakah sebelum nya aku mati dan benar benar bereinkarnasi?

"Tepat sekali, Nama mu ***** kau mati di karenakan otak mu yang tersambar petir" Suara

Oh begitu rupanya aku mati, bagaimana kondisi keluarga ku melihat ku mati ya?

"Tidak di ketahui" Suara

Hemm... Ah mungkin mereka biasa saja. Jadi sekarang apakah aku mati lagi?

"Tidak, kau masih dalam tahap penyatuan roh dan tubuh di dunia ini" Suara

Ahhh aku pusing... Aku ingin tidur.

"Proses akan memakan waktu lama kau di perbolehkan tidur" Suara

Sebelum itu nama ku di dunia ini adalah?

"Rai Taka" Suara

Di Dunia Lain Dengan Sisa-sisa IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang