Katanya sih selingan, tapi selagi ada ide ketik aja kali ya hehehe. Buat update, kayaknya ini bakal lebih slow daripada TOTB, soalnya yang jadi prioritas itu TOTB. By the way, jangan lupa vote dan comment yaaaa❤❤❤
Happy reading!!💙
Javin dan Yana saling bersahutan ketika menghela napas. Manik keduanya berfokus kepada foto pernikahan yang terpajang tepat di atas televisi, beberapa kali pandangannya beralih kepada bocah lelaki yang sibuk menirukan karakter kartun di televisi.
Tangan Yana menampar pipi Javin yang sontak membuat lelaki itu terkejut. perempuan itu melihat tangannya yang terasa kebas seusai menampar Javin. "Bukan mimpi, jadi ... kita udah nikah?" tanyanya.
"Dan punya anak?" Javin menyambung pertanyaan Yana.
Perempuan itu menggeleng. "Gak mungkin, gue masih 22 tahun. Kemaren gue baru aja pulang dari kampus, masa tiba-tiba udah beranak?"
Javin menoleh pada Yana. "Gue juga baru 20 tahun anjir? Baru 3 bulan lagi ulang tahun, kenapa tiba-tiba di sini?"
Yana mencengkram kerah kaos Javin. "Lo minta sesuatu yang aneh-aneh, kan?"
"Maksudnya?"
"Bisa aja kan lo minta ke bintang jatuh kalo lo pengen liat masa depan," tebak Yana. "Atau jangan-jangan lo main sesuatu yang yang gak benar, terus bikin kita berdua kelempar ke sini?"
"Enak aja nuduh sembarangan, lo kali yang begitu. Nama lo siapa?"
Yana melipat tangannya di depan dada. "Gue dengar tadi umur lo baru 20 tahun? Jadi lo harusnya manggil gue yang sopan dong. Nama lo siapa?"
Javin tersenyum terpaksa. "Maaf, Tante."
"Lah kok lo manggil gue tante?!"
"Lo lupa kalo udah punya anak satu, wajar dong gue panggil tante."
Yana mendengus sebal. "Maaf ya, om yang namanya gue gak tau." Ia menunjuk bocah lelaki yang kini mendorong mobil mainannya. "Secara teknis lo juga bapak anak satu ya."
Bruk!
Keduanya sontak menoleh pada asal suara. Bocah yang sepertinya putra mereka tersungkur. Javin terlebih dahulu menghampiri bocah tersebut dan mengangkat tubuhnya, tapi bocah tersebut malah kesal pada Javin dan menatap tajam padanya. Dari bibirnya tampak kalau ia hendak menangis.
"Eh santai dong," ujar Javin.
Yana menggeser badan Javin. Ia berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya dengan tinggi badan bocah itu. "Gak sakit, gak sakit." Ia merapalkan kata-kata tersebut sambil mengelus tangan dan lutut si bocah.
"Dak atit." Bocah itu mengikuti perkataan Yana.
"Yes!" seru Yana yang diikuti lagi oleh sang bocah.
Javin menggaruk tengkuknya. "Makna yes barusan apa?"
Yana berdiri. "Gak ada, lo liatin tuh dia. Gue mau cari petunjuk lain," jelasnya. Yana berniat untuk mencari dokumen seperti surat nikah atau KK di kamar.
"Ih gue takut, tadi dia ngeliatin gue serem banget!" keluh Javin.
***
"Jadi petunjuk yang lo temuin apa aja?" tanya Javin sebelum menyuap makanan cepat saji yang baru saja mereka pesan.
"Nama lo Javin, dan nama si bocah Leo."
"Kalo nama lo?"
"Yana, Kiana."
"Pasti orang tua lo waktu nulis di akte salah, kan? Niatnya mau nulis Kiara, malah ketulis Kiana."
"Ngomong sekali lagi, gue gampar ya," ancam Yana.
Javin langsung memperbaiki gaya duduknya. Ia menundukkan kepalanya sambil masih mengunyah makanan, menurutnya Yana ini sama seramnya dengan bocah bernama Leo itu. Ia melirik pada Yana dan Leo sesekali, keduanya tidak begitu mirip dari segi wajah, tapi sepertinya sifatnya sangat mirip. "Ngomong-ngomong, kerjaan kita apa ya?" tanya Javin untuk memecah keheningan-sekaligus menjawab rasa penasarannya.
Yana hanya mengendikkan bahunya. "Ya lo cari sendirilah, gue Cuma cari informasi tentang gue aja."
Ting Tong!
Yana berdiri. "Biar gue aja, lo liatin tuh si Leo."
Lagi-lagi Javin merasa sebal karena ditinggal berdua dengan bocah yang menurutnya di kehidupan sebelumnya adalah harimau. "Heh bocah, kok galak banget sih sama bapak sendiri?"
Leo hanya melirik sebentar. Javin mengelap sisa minyak dari makanannya, kemudian mendekati Leo. Ia menggelitik tubuh kecil Leo yang membuat bocah itu terkikik. Ketika ia berhenti, malah Leo yang menggelitik telapak kaki Javin. Lelaki itu dengan sigap memeluk Leo, dia tidak tahu apa yang ia rasakan, tapi senang saja ketika melihat bocah itu tertawa sambil memperlihatkan deretan gigi-gigi kecilnya. Padahal ini adalah kali pertama ia bertemu dengan Leo. "Siapa ganteng?"
"Eyo!" jawab Leo masih dengan kikikan kecil.
Sedangkan di pintu, Yana mematung ketika membaca sebuah dokumen yang diberikan oleh kurir. She found out the reason. The divorce paper answer all of their questions. Apa karena mereka berdua akan bercerai, sehingga keduanya tiba di masa depan? Lalu apa yang harus mereka lakukan? Menghentikan perceraian ini ketika keduanya berada di masa depan. Akan tetapi, masih ada pertanyaan yang belum terjawab, alasan mereka bercerai.
"Siapa?" Javin menghampiri Yana ke pintu dengan Leo yang memeluk kakinya.
Perempuan itu menyimpan surat tadi di belakang punggungnya. "Gak ada apa-apa, cuma orang salah alamat aja," katanya.
Javin mengintip sedikit ke belakang Yana karena mencurigai gelagat perempuan itu. Namun, tarikan tangan Leo membuatnya kembali fokus pada anaknya di masa depan. Ia menggendong Leo dan membawanya ke luar rumah. Selagi Javin keluar, Yana langsung mencari tempat untuk menyembunyikan dokumen yang dikirim oleh pengadilan.
"Mungkin aku gak suka fakta kalau aku nikah sama orang yang gak aku kenal sama sekali, tapi aku gak bakal bikin pernikahan ini hancur begitu aja." Yana memandang foto pernikahan setelah berhasil menyembunyikan dokumen tersebut.
-to be continued-
Ini pendek bangettt maapkeeun huhu, sebenernya cerita ini gabungan dari beberapa work yg udah pernah aku publish, kaya versi baru gitu lho hehehe, makasii yang udah bacaa❤❤❤❤
9/4/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Universe
General FictionDalam sebuah cerita, pemeran utama mendapatkan kesempatan untuk kembali ke masa lalu untuk mengubah hal-hal yang disesalinya. Lalu bagaimana dengan Javin dan Yana yang tiba-tiba terlempar ke masa depan? 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭: 𝟎𝟔/𝟎𝟒/𝟐𝟎𝟐𝟏 𝐞𝐧𝐝: ??? ©Ma...