ㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁ
Wabi sabi [안 성 민]
ㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁㅁWanita paruh baya terduduk di ranjangnya. Di depannya terdapat seorang perempuan cantik yang tengah membersihkan dan memijat kakinya yang tercelup ke dalam baskom berisi air hangat dengan minyak esensial dari bunga kamelia.
Harumnya tercium ke hidung dari si perempuan muda dan wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum tatkala jemari kakinya di tekan-tekan dan merasa nyaman saat tangan lentik perempuan itu memijitnya. "Kamu pinter mijit ya?"
Perempuan yang memijitnya tergelak pelan. Lalu dia mendongak, "Nenek suka?"
"Iya, nenek suka. Ga pernah nenek dipijit seperti ini." jawabnya. Sang perempuan hanya mengulum senyum setelahnya. Merasa iba lantaran wanita paruh baya di depannya dibuang oleh kedua anaknya yang telah berkeluarga. Ya, wanita di depannya ini di titipkan ke panti jompo oleh kedua anaknya. Dia seorang janda, kedua anaknya telah sukses dengan pekerjaan mereka sendiri. Dan mirisnya tidak ada satupun anaknya yang ingin merawat ibunya yang telah renta.
"Kamu kalo senyum cantik banget. Kayak anak pertamanya nenek." ucapnya. Sang perempuan hanya diam mendengarkan. "Tapi sekarang anaknya nenek dimana ya? Nenek pengen ketemu." ucapnya.
"Lagi kerja, Nek. Nanti kalo udah ada waktu pasti anaknya nenek jenguk nenek kok." jawabnya. Namun jawaban sang perempuan hanya di jawab helaan nafas dari sang nenek. "Dari kemarin kerja terus. Nenek tungguin juga ga dateng-dateng, apa dia sibuk banget?"
Perempuan itu hanya diam tak menjawab. Dia sangat iba saat mendengar keluhan nenek tentang anaknya yang sudah hampir satu tahun ini tidak menjenguknya. Sungguh biadab sekali kedua anaknya yang tega membuangnya di panti jompo.
Menepis pikiran keruh itu, sang perempuan mengangkat kedua kaki nenek itu dari baskom. Dia menyingkirkan baskom itu, dan mengelapi kaki si nenek dengan handuk kecil yang bertengger di bahu sebelahnya. Dia sungguh telaten mengurusi semua manula di panti jompo ini. Menganggap semua manula disini adalah orangtua dan kakek neneknya sendiri.
"Dah, kaki nenek udah enakan kan? Sekarang nenek istirahat lagi ya? Nanti kalo anaknya nenek dateng, saya bangunin lagi." ucap sang perempuan dengan lembut. Nenek itu telah berbaring di atas ranjangnya. Senyumnya yang membuat kedua sudut bibirnya mengerut masih terukir di wajahnya. "Makasih ya, Hyera. Kamu memang cucu nenek yang paling cantik," ucap sang nenek sembari mengusap lembut rambut perempuan bernama Hyera itu.
"Iya Nek, nenek istirahat dulu. Saya mau pergi," pamitnya. Hyera pamit dan pergi di barengi dengan sang nenek yang memejamkan matanya. Kantuknya masih menyerang, hingga dia harus tidur lagi pagi ini.
Kembali pada Hyera, dia pergi ke ruangan dimana banyak sekali loker-loker disimpan. Dia membuka lokernya, dan melepas seragam khusus perawat panti jompo yang melapisi kemeja putihnya. Dia menyempatkan diri ke kamar mandi untuk mengganti celananya dengan celana hitam bahan yang sering dia gunakan untuk bekerja.
Setelah semua seragam kerjanya telah menempel di tubuh, dia melipat seragam perawatnya kembali. Dan menyimpannya di loker. "Udah selesai shift lo?" seseorang menyapa dirinya. Dia adalah salah satu perawat disini, seumuran dengannya. Ya bedanya adalah, Hyera adalah relawan panti jompo. Sementara temannya adalah perawat tetap yang memang bertugas di panti jompo.
"Iya, Ji. Gue udah selesai, mau berangkat kerja dulu." jawab Hyera.
Lantas, perempuan dengan mata seperti rubah itu menjawab, "Lah... Lo dari semalem ngurus panti terus, kaga tidur. Kenapa ga izin dulu hari ini buat istirahat?"
"Yang ada gue malah kena omel bos gue lah. Udah ya, gue pergi." Hyera menggantungkan tas kerjanya di sebelah bahunya. Lalu menepuk bahu temannya dua kali dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange [Cravity]
Fiksi Penggemar[Hiatus] •MINI PROJECT• Karena sesuai vote kemarin, aku buat lawan main anak-anak Cravity itu OC ada dua OC disini, OC lokal dan non-lokal. untuk OC lokal namanya Lovita Reysha Habiba (panggilan Lovita, Rey, atau Echa) untuk OC non-lokal namanya Hy...