WARNING!! THIS IS BXB STORY
YANG HOMOPHOBIC MENJAUH!!!
Welcome to my story:)
Sebelum membaca alangkah lebih baiknya kalian para readers tercinta memasukkan cerita ini ke perpustakaan kalian ya:)
Selamat membaca dan semoga kalian terhibur^^
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Tok!tok!tok!
Gedoran pintu terdengar dari luar kamarku, namun hal itu tak kunjung membuatku bangun. Aku justru semakin menarik selimut hingga menutup seluruh badanku. Tidak ada yang bisa menggangu waktu tidurku.
Gedubrak!!!
Suara pintu terbuka cukup kencang kembali mengusik kegiatan menyambung tidurku, tak perlu membuka mata untuk melihat si biang onar karena aku tau siapa di balik kekacauan ini. Sudah pasti Jeongwoo saudara laki-laki ku.
"Hyung! Ayo bangun!" Aku dapat merasakan tubuhku di guncang-guncang dengan cukup kasar.
Aku berdecak sesaat dalam hati menyumpah serapahi pengganggu tidurku di pagi yang bahkan masih tampak gelap ini.
"Ck, Hyung masih mengantuk." Aku kembali merapikan selimut yang kusut akibat tarikan adikku yang nakal ini.
Terdengar decakan dari pemuda itu namun aku tak memperdulikan nya, sungguh aku merasa sangat mengantuk saat ini, apalagi Aku baru saja tertidur saat jarum jam menunjukkan angka 4. Ya, aku begadang karena terlalu asik bermain games.
"Hyung, Bangun atau Lele suruh Johnny hyung menyita PS mu!"
Dan kata-kata itu berhasil membuat mataku terbuka lebar,membulat sempurna. Aku lantas terbangun lalu langsung meloncat dari ranjang sambil mengambil handuk yang tersampir di lemari. Aku berbalik lalu tersenyum ke arah saudara laki-laki ku yang telah mengganggu tidurku tadi, dapat ku lihat raut sinis nya menatap ke arahku.
"Aku sudah bangun sekarang, adik kesayanganku jangan sampai beritahu Johnny hyung ya." Ucapku sok lembut sambil mengelus rambutnya seperti seekor kucing.
Chenle menatapku muak sambil meniru gaya bicara sok lembutku tadi, aku yang melihatnya lantas senyum dua kali lipat lebih lebar dari yang tadi. Jika bukan adikku sudah ku bakar habis-habisan karena telah mengganggu waktu tidurku.
Setelah itu akupun bergegas melangkah ke kamar mandi untuk segera bersiap-siap karena jika tidak pasti Chenle akan benar-benar mengadu pada hyung tertua sekaligus orang yang paling aku sayangi. Itu akan menjadi gawat! Kenapa? Karena aku tidak ingin pacarku eh! alias PS ku di sita olehnya.
Oke sebelumnya perkenalkan, namaku Haechan. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Umurku 17 tahun dan beberapa bulan lagi akan genap 18 tahun, aku sekarang menginjak bangku sekolah menengah atas. Aku sangat suka dengan susu pisang, bahkan di kulkas yang tersedia di dalam kamarku pun penuh dengan susu pisang, bahkan saking sukanya aku terhadap susu beraroma buah berwarna kuning itu membuat kedua saudaraku bahkan teman-temanku memanggilku dengan sebutan anak monyet, menyebalkan sekali memang tapi aku tak peduli karena aku tau mereka hanya bergurau saja tentangku. Tapi sungguh jika di tanya hal yang paling aku suka maka aku akan menjawab susu pisang. Dan aku sarankan kalian juga meminum susu agar sehat seperti ku terutama susu pisang yang sangat-sangat lezat.
Oke kembali ke perkenalanku...
Mungkin beberapa orang mengatakan jika aku beruntung hidup dalam keluarga yang terlihat begitu harmonis. Ayahku seorang arsitek terkenal sedangkan Bunda seorang dokter yang juga cukup terkenal karena bekerja di rumah sakit terbesar di kota Seoul. Orang-orang melihat kami akan berfikir jika keluarga kami penuh kehangatan dan kasih sayang, memang semua itu tidak salah karena Ayah dan Bunda sangatlah menyayangi anak mereka. Namun, fakta yang sebenarnya yang aku alami adalah aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibu seperti saudara-saudara ku yang lainnya. Sejak aku kecil dulu aku bisa merasakan bagaimana bedanya perlakuan ibu terhadap aku dan saudara-saudara ku, bahkan ibu terlihat lebih menyayangi Johnny hyung ketimbang aku yang notabenenya adalah anak kandungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI ATAU TINGGAL? (Markhyuck)
Fiksi Penggemar"Tuhan, bisakah aku dan Mark hyung bersama selamanya?" pemuda malang itu hanya mampu menangis sambil berjongkok, meminta pada Yang Maha Kuasa.