Bab 6

2.1K 237 26
                                    

Saat ini Mark dan Haechan tampak saling berpelukan satu sama lain. Tangan Mark melingkar dipinggang Haechan yang tak kunjung dilepaskan. Jika kalian memikirkan bagaimana Haechan bisa lolos dari ibunya, jawabannya adalah Mark Lee. Mark memang penyelamatnya! Dengan adanya Mark, ia seperti mempunyai sayap pelindung yang kuat.

Tak ada sedikit pun rasa curiga terhadap mereka dari ibu Haechan. Sudah menganggap Mark sebagai anak kandungnya sendiri. Rasa percaya sudah dipupuknya hingga sudah sebesar ini. Namun siapa sangka bahwa rasa percaya itu suatu saat akan hancur berkeping-keping dengan derai air mata yang tiada henti.

"Mark, apa kau mau mendengar ceritaku?" kata Haechan sambil mendusal pada dada bidang Mark.

"Berceritalah, aku akan selalu mendengarkanmu."

"Kau pasti tahu asal usul keluargaku. Aku yang dikira memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia ternyata mempunyai sisi kelam. Mungkin kau tahu bahwa ayahku yang sekarang adalah lelaki yang baik dan penyayang, namun sebenarnya dia bukan ayah kandungku." Setetes air mana hinggap di pipi Haechan yang halus.

Sebagai kekasih Haechan, Mark tahu disaat Haechan jatuh, ia harus siap memberikan bahunya untuk bersandar. Didekapnya lembut kepala Haechan. "Jika tidak ingin dilanjutkan tidak apa-apa."

"No, aku akan melanjutkannya. Tidak ada yang tahu bahwa aku sudah mengetahui kenyataan ini, aku tahu ini dari salah satu aib keluarga, tapi aku percaya padamu."

Mark mengusap pucuk kepala sang kekasih. Ia tahu bagaimana perasaan Haechan saat ini. Pasti sulit sekali untuk mengungkapkan hal yang membuatkan sedih, ia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri.

"Aku mengetahuinya saat aku mendengar pembicaraan mereka beberapa bulan lalu. Mereka membicarakan bahwa ayah kandungku ingin menemuiku, namun ibu menolak keras. Ia tak ingin aku bertemu dengannya. Lelaki jahat yang telah meninggalkan kami bahkan disaat aku masih berada didalam kandungan."

"Apakah kau ingin bertemu ayah kandungmu?" tanya Mark pelan. Haechan tak langsung menjawab, ia terdiam beberapa saat.

"Sejujurnya tidak, tapi disatu sini aku ingin tahu siapa ayah kandungku. Bagaimanapun juga beliau adalah ayahku." Mark tersenyum mendengar jawaban dari kekasihnya. Sangat dewasa.

"Aku bangga padamu, sayang. Jika kau ingin bertemu dengan ayah kandungmu, kau bisa mengajakku jika tak ingin sendirian." Haechan pun mengangguk pelan.

"Mark..." panggil Haechan. Sang empunya pun menoleh.

"Hm?" Pelukan Mark semakin erat.

"Aku mencintaimu." Setelah itu Haechan mengecup bibir tipis itu dan segera memeluk Mark erat.

Hanya satu kata yang ada dipikiran Mark saat ini, gemas.

"Aku juga mencintaimu, sayang"

♡♡♡


Hari ini adalah hari yang tepat untuk mengumpat karena ujian mendadak yang dilaksanakan oleh guru matematika yang terkenal galak dan menyeramkan. Haechan dan Jaemin rasanya ingin bebas dari soal angka yang membuatnya menggila. Segelas es teh dan semangkuk bakso menjadi pilihan yang pas saat ini bagi mereka.

Waktu pun menunjukkan istirahat. Suara riuhan terdengar dari kelasnya. Selebrasi dilakukan karena akhirnya mereka terbebas dari bencana yang menerjang.

"Na, ayo ke kantin." Ajak Haechan.

"Yuk, rasanya cacing diperutku benar-benar lapar saat ini."

Akhirnya mereka pun menuju kantin. Seperti biasa kantin tampak ramai dan penuh. Mata Haechan melihat seluruh penjuru kantin mencari tempat kosong,  namun sebelum itu ada seseorang yang memanggil dirinya.

"HAECHAN!"

Ah tenyata lelaki bongsor bernama Lucas yang memanggil dirinya. Lucas adalah temannya satu eskul taekwondo. Ia melihat ke arah sumber suara dan menemukan sesuatu yang membuatnya sakit.

Mark dan Mina sedang berpegangan tangan.

Bajingan.

-tbc-

Tmi, aku lupa alur dan akhirnya muter otak lagi biar bisa update hari ini😭😭

Maafkan aku yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEN & BARBIE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang