Katzia Romanof, seorang wanita independen. Pemilik tubuh moleh dengan payudara besar serta mata menawan.
Bekerja sebagai penjaga perpustakaan tertua di kota.
Kebanyakan orang akan mengeluh dan merasa bosan jika berada di antara buku-buku tua. Tapi bagi Katzia, itu adalah tempat teraman untuknya.
Zia, itulah dirinya biasa dipanggil.
Sore itu, cuaca mendung dan sebentar lagi akan turun hujan.
Zia duduk di meja konter, menghadap jendela besar. "Huhh.... hujan lagi." keluhnya.
Berdiri dari duduknya. Zia berjingkat pelan menghilang ke rak buku yang tingginya mencapai langit-langit.
Tidak banyak pengunjung yang datang. Apalagi cuaca yang sebentar lagi hujan.
Zia berhenti berjalan.
Tak jauh dari tempatnya berdiri. Ada dua lelaki yang Zia tahu, dialah pengunjung tetap di perpus ini.
Zia berjalan ke arah berlawanan.
Ada tempat yang cukup terpencil. Karena jarang dikunjungi. Lumayan redup.
Melihat sekeliling, memastikan tidak ada orang lain di sekitar.
Zia menurunkan rok pendeknya. Menyisakan kaos ketat dan celana dalam.
Merasa tidak cukup. Zia membuka celana dalamnya, melemparkan ke dekat rok yang sudaha teronggok di lantai.
Menggigit bibit bawah. Zia menangkat satu kaki untuk bertumpu di rak buku. Menarik nafas gugup. Zia membelai vaginanya.
"Ohhh...." usap- usap. Terus Zia lakukan.
Melihat sekeliling. Masih sunyi. Zia memasukan dua jarinya sekaligus ke dalam vaginanya.
Dorong.
Tarik.
Dorong.
Terus diulang dengan tempo semakin cepat.
Kebiasaan Zia yang tidak banyak orang tahu. Jika dia bosan, di sinilah ia akan bersembunyi. Memuaskan diri sendiri.
"Oahhh....Ahhhh...."
Wajah Zia semakin merah. Tangannya bergerak semakin cepat. Erangan tertahan juga sesekali keluar tanpa bisa dia tahan. Cairan bening kental menetes perlahan melalui jari-jarinya.
Nafas Zia semakin tersengal, dan ia tahu kalau ia akan sampai.
"Arghhhhhhhh....."
Lolongan penuh kelegaaan keluar dari bibir Zia.
Menurunkan kakinya. Zia meraih celana dalamnya untuk menyeka tangan dan juga vaginanya. Untung dia membawa celana dalam cadangan di tasnya.
"Ehem...."
Tubuh Zia kaku ketika mendengar dehaman.
Dua lelaki yang Zia lihat tadi. Kini sedang menatapnya.
Kedua lelaki itu menyeringai melihat wajah terkejut Zia.
Rasanya Zia ingin pingsan sekarang. Tapi apa daya, justri ia sangat sadar!
Raka dan Zaky seorang kakak beradik. Hal yang tidak Zia tahu. Kedua bersaudara ini terkenal sebagai pengusaha sukses dan kejam. Julukan kejam karena Raka dan Zaky akan menolak para wanita yang mendekatinya dengan makian kasar mereka.
Zia tidak tahu sama sekali. Yang ada di kepalanya sekarang, adalah meraih roknya dan segera memakainya. Melarikan diri dari tempan ini.
Sret!