1.Rajendra

35 14 3
                                    

"Dunia ini yang memang sempit sekali, atau memang kita ditakdirkan untuk bertemu? "  -Rajendra besar.

Seorang laki-laki yang kisaran umurnya memasuki 16 tahun itu, dengan percaya dirinya berdiri didepan cermin memandangi dirinya yang mungkin menurut dirinya sangat tampan sekali. Laki-laki itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana abu-biru nya.  Lalu, tersenyum bangga karena memiliki wajah tampan yang diatas rata-rata.

Lalu dirinya mulai mengambil tas sekolahnya dan disampirkan disebelah pundak kanannya. Sekali lagi, laki-laki itu berdiri didepan cerminnya dan tersenyum bangga. Lalu mulai membuka pintu kamarnya dan berjalan kelantai bawah menuju ruang makan.

"Randra!" teriak mamanya -Tari- dibawah tangga untuk memanggil anaknya untuk makan pagi bersama.

"Apasih mah?" Randra mulai memasuki ruang makan, lalu mendudukan dirinya disamping mamanya.

"Enggak jadi" ucap Tari cuek.

"Dih mama" memandangi mamanya dengan heran.

"Gimana Randra? Semua udah beres kan? Kamu udah siap kan buat MOS dihari pertama? " tanya papah Randra - Bagas- 

"Udah dong Pa. Randra udah siap banget" percaya diri Randra mulai nampak kawan.

"Udah siap dari mananya kamu? orang ini tas yang dibawa kamu cuman ada satu buku doang. " Tari mengangkat tas Randra yang ringan sekali.

"Ya elah mah, lagian juga cuman MOS doang belum KBM. jadi santai ajalah mah. "

"Tapi Ran-" ucapan Tari dipotong oleh suaminya. Dan Tari langsung menatap  suaminya dengan tajam.

"Udah-udah.  Mending kita makan ajah. Ayok Randra cepet dimakan. Papa takut kamu telat. " mengabaikan tatapan tajam dari istrinya dengan memakan sarapannya dengan santai.

"Papa emang the best.  Enggak kayak mama." Randra mulai mengejek mamanya dengan lidahnya yang diulurkan.  Tari hanya memandang Randra malas.

"Rajendra..." panggil teman-teman Randra untuk pergi ke sekolah bersama.

"Iyah bentar! " balas Randra dengan teriakannya. Lalu dirinya segera bergegas untuk menghampiri teman-temannya itu. Dengan mengabaikan teriakan mamanya agar menyelesaikan makanannya.

"Lama banget lo Ran! " kesal Ergi teman Randra. Kaffi, mengangguk kan kepalanya menyetujui kekesalan Ergi.

"Lo berdua nya ajah yang tumben-tumbenan banget datengnya kepagian. " balas Randra mulai menaiki motornya lalu memakai helm nya.

"Pagi mata lo buta! Ini udah hampir jam 7 lewat Randra! " kesal Ergi dengan menunjukkan jam tangannya.

"Udah-udah kalo kita ribut terus, kapan sampainya di sekolah" Kaffi menengahi mereka berdua, lalu mereka bertiga mulai menjalankan motornya menuju sekolah baru mereka.

Setelah mereka sampai di sekolah barunya, terlihat gerbang sekolah sudah ditutup. "Yah Lo nih Ran. Salah lo! " Ergi mengumpat tidak jelas diatas motornya.

"Gimana nih Ran? Masa hari pertama masuk sekolah udah telat ajah. " takut Kaffi.

"Udah lo berdua tenang ajah. Kayak di sekolah sebelumnya gak pernah telat ajah. " Randra turun dari motornya. Lalu berjalan menuju gerbang, dan mulai memanjat.

"Yah tapi kan ini beda, ini pertama kalinya kita masuk SMA masa udah telat ajah. " Ergi mendumel tidak jelas, namun tak urung tetap mengikuti Randra memanjat gerbang sekolah. Sama halnya dengan Kaffi.

Bugh

"Aduh"

"Yang bener dong Kaf. Sakit nih punggung gue." keluh Ergi ketika badanya tertimpa badan setengah besar milik Kaffi.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang