3. Arkan Saguna Mukti

43 14 5
                                    

"Aku senang, bisa bertemu lagi. Semoga kedepannya kita tak pernah terpisah lagi. " -Arkan

Hari ini adalah MOS terakhir. Alana sudah siap sekali untuk menghadapi MOS terakhirnya, dengan senyuman lebarnya. Yang tadinya Alana ingin pindah sekolah gara-gara keberadaan Randra, sekarang Alana malah bersemangat sekali sekolah disini. Yang membuat Alana semangat sekali adalah, kemarin dirinya, dihari pertama MOS nya Alana bertemu orang yang sangat berarti untuk hidupnya. Tidak seperti Randra, orang tidak penting.

Mulanya Alana ingin meminta pindah kelas kepada pihak sekolah, namun entah kenapa kepala sekolah disini tidak menyetujui permintaan Alana. Ya, Alana harus sabar ketika berada dikelas nanti, karena ada penganggunya.

Alana memasuki kelas barunya dengan senyuman lebarnya. Dirinya mulai menduduki bangkunya. Alana menengok kesebelah kursinya ketika ada yang bertanya pada dirinya. Oh iya, Alana sudah mempunyai teman sebangkunya. Menurut Alana, orangnya baik, asik, se frekuensi lah dengan Alana dan Amel. Kemarin juga, waktu MOS keduanya mereka berkumpul bersama dikantin.

"Alana, lo waras kan? Kok senyum-senyum sendiri?" tanya Hana

"Yah waras lah. " masih dengan senyumannya.

Sedangkan diseberang Alana, Ergi berbalik badan menghadap bangku Randra. "Itu Alana kenapa sih? Tumbenan banget senyum-senyum sendiri. Biasanya juga mukanya jutek gitu. "

"Iya yah. Tumben-tumbenan banget. " Kaffi menyetujui keanehan Ergi.

Galang yang duduk disebelah Randra menatap bingung kearah dua manusia didepannya ini.

"Lah emang kenapa kalo dia senyum. Bukannya bagus yah. Kan biar tambah cantik. " perkataan terakhir dari Galang membuat Randra langsung menatap tajam Galang.

"Lah kenapa dah? " menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Heran.

Galang juga belakangan ini sudah mulai akrab bersama ketiga curut itu.

"Lah dia gak tau ajah Kaff. " Ergi tertawa kecil.

"Randra ini aslinya benci sama Alana, tapi kalo ada cowok lain yang bilang Alana cantik. Langsung dah tuh, dikasih tonjokan mautnya. " jelas Kaffi.

"Randra tuh gak main-main." tambah Ergi.

Galang hanya mengangguk saja.

"Berarti Randra ke Alana antara benci dan cinta dong? "

Ketua osis dan antek-antek nya datang memasuki kelas X Mipa 4 . Senyuman Alana yang tadinya memang sudah terukir, sekarang malah tambah lebar, diselingi semburat merah dipipinya. Ketika melihat Arkan memasuki kelasnya.

"Halo semua, hari ini hari MOS terakhir. Maka dari itu kalian diberi tantangan untuk memberi bunga sekaligus menyatakan perasaan nya kepada kakak osis disini. Atau sebaliknya kakak osis disini yang menyatakan perasaan kalian. Kalian tenang saja ini hanya sekedar permainan. Tidak lebih. Dan juga, tidak usah dibawah perasaan. " ketua osis menjelaskan tantangan apa yang diberikan untuk peserta MOS nya.

"Oke sekarang kita mulai. " salah satu anggota osis itu memberi instruksi kepada peserta MOS nya.

Permainan ini dimainkan dengan cara peserta MOS menutup matanya ditempat duduknya. Lalu ketua osis memilih salah satu pesertanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang