AWD - TWO

2 1 0
                                        

Agha menaiki motor ninjanya menuju sekolahnya. Salwa juga ikut naik.

"Abang cepet. 20 menit lagi telat!" Ucap Salwa.

"Iya."

Agha melajukan motornya membelah ibu kota jakarta. Jalan raya tampak ramai sebab anak remaja yang berpergian ke sekolah. Ada yang naik motor, angkot, maupun kendaraan lainnya.

Salwa menikmati angin pagi yang cerah. Pikirannya kembali pada Davina. Semalam, ia memberi chat singkat padanya. Davina juga membalasnya langsung karena saat itu dia sedang onnline. Menurutnya, Davina itu menyenangkan. Ia cepat bergaul dengan orang.

Motor ninja milik Agha berhenti di depan pagar sekolah SMA Jaya Bangsa. 5 menit lagi pagar sekolah akan ditutup, jadilah Agha dan Salwa secepat kilat memasuki lingkungan sekolah.

Kring..kring..kring..

Suara bel sekolah menggema keseluruh ruangan. Para murid SMA Jaya Bangsa
tampak terbirit birit memasuki kelas. Agha dan Salwa juga sudah memasuki kelas masing masing. Agha kelas XII IPA 3 dan Salwa kelas XII MIPA 1.

Pak Darman--wali kelas XII IPA 3 memasuki kelas.

"Selamat pagi anak anak." Sapa Pak Darman ramah.

"PAGI PAK!!"

"Baiklah, kita lanjut pelajaran kita. Buka halamam 83." Ujar Pak Darman seraya mengambil buku paket yang dia bawa.

Pak Darman memang tidak galak seperti guru killer. Ia Ramah dan murah senyum, bahkan ia susah sekali untuk marah pada muridnya. Siapa coba yang gak mau sama guru kayak pak Darman?

Pelajaran di mulai. Ada sebagian murid yang tampak fokus mendengarkan penjelasan pak Darman, ada murid yang main HandPhone, bahkan ada murid yang tertidur.

***

Davina tampak memasang wajah memelas. Sial! Ia terlambat 15 menit. Bagaimana jika Bu Fani melihatnya? Bu Fani jika melihat siswa yang terlambat semenit saja sudah seperti singa garong, bagaimana jika terlambat 15 menit? Sudah pasti Davina akan dimakan hidup hidup.

"Yaelah, bisa dimakan hidup hidup nih gue."

"Gimana mau masuk coba?"

"Manjat pagar, entar jatoh"

"Lewat pintu belakang, eh dikunci."

"Coba aja gue gak telat bangun, pasti gue gak bakal gini,"

"Mana Bu Fani kalo marah kek singa garong kelaparan lagi,"

Davina terus mengomel. Hingga sebuah mobil barwarna hitam mengkilap datang dari arah kanan.

Tin..tinn..

"Anjir kaget." Umpat Davina. Ia menoleh pada mobil tersebut.

"Woi Vin! Telat lo?" Tanya Sang pemilik mobil tersebut--Fadlan. Fadlan tampak keluar dari mobilnya.

"Enggak kok. Gue gak telat,"

Fadlan megernyit bingung. "Lah, tapi kayaknya udah masuk 15 menit lalu deh. Lo telat!"

"Kalo tau ngapain nanya bego!"

"Gue kan cuma nanya."

"Au ah. Serah lo, yang penting gue mau masukk!" Lesuh Davina seraya menggoyang goyangkan pagar yang kini tertutup rapat.

"Pak! Bukain gerbangnya dong!" Pinta Davina pada Pak Satpam penjaga gerbang,

Agha With DavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang