•|01|•

551 53 8
                                    

Loving can hurt, Loving can hurt sometimes.
But it's the only thing that I know.

Mencintai bisa menyakitkan, mencintai terkadang bisa menyakitkan.
Tapi itulah satu-satunya yang ku tahu.

•°•°•

Tokyo, 2025

GADIS berambut indigo yang berusia 25 tahun itu membulatkan mata bulannya ketika menemukan seorang pria berambut pirang tengah tersenyum tipis sembari menjelaskan presentasi mengenai produk baru di hadapan beberapa karyawan penting yang ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GADIS berambut indigo yang berusia 25 tahun itu membulatkan mata bulannya ketika menemukan seorang pria berambut pirang tengah tersenyum tipis sembari menjelaskan presentasi mengenai produk baru di hadapan beberapa karyawan penting yang ada di sana.

Hinata Hyuuga ---gadis itu menahan napas untuk sesaat. Dunianya seolah berhenti sejenak ketika menemukan seorang pria yang seusia dengannya, beberapa bulan lebih tua dari Hinata. Sosok yang begitu lekat dengan pikirannya.

Senyuman itu... senyuman yang sangat dikenalnya. Tiga garis di pipi membuat Hinata sadar bahwa itu adalah ‘dia’. Rambut pirangnya kini tersisir rapi dengan pomade mahal yang membuat kesan dewasa semakin lekat dengan pria itu. Dan jangan lupa pakaiannya semakin berkelas dan menambah daya pikat laki-laki itu. Namun ada hal yang masih sama, ekspresi itu. Mata Shafire yang bersinar itu ... Hinata rindu.

Dalam hati Hinata berteriak girang, apakah ini pertanda jika pertemuannya kembali dengan pria itu adalah takdir dari Tuhan? Entahlah, Hinata hanya bisa berdoa sekarang. Semoga ini jawaban Tuhan atas semua doa yang selalu Hinata panjatkan.

Hingga terdengar suara Kiba menyadarkan Hinata untuk kembali dalam dunianya. Kembali ke dalam sebuah realita bahwa jika dirinya berada disini karena tuntutan pekerjaan bukan karena pria itu.

"Hey? Ada apa?" Tanya Kiba yang saat ini sedang berdiri tepat di samping Hinata.

Hinata menggeleng, ia lantas tersenyum kikuk. "E-enggak. Aku cuma keinget seseorang."

Mendengar jawaban Hinata membuat pria berambut cokelat itu menautkan alisnya.

"Siapa?" tanyanya.

Hinata melirik ke arah Kiba ---sepupunya yang kebetulan satu tim dengan dirinya.

Hinata lantas tersenyum tipis. "Bukan siapa-siapa cuma teman lama."

•°•°•

When it gets hard, you know it can get hard sometimes.
It is the only thing, makes us feel alive.

Saat keadaan terasa sulit, kau tahu kadang keadaan bisa sulit.
Inilah satu-satunya yang membuat kita merasa hidup.

•°•°•

Konoha, 2018

Hinata POV

Photograph ; Naruhina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang