•|06|•

350 51 8
                                    

Konoha, 2021

Hari itu, mahasiswa matkul pilihan Kebijakan Pembangunan Desa telah melakukan obeservasi lapangan di Desa Konoha yang pada saat itu menjadi Desa Terbaik dalam Perencanaan Suistainable Developmnet Goals

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, mahasiswa matkul pilihan Kebijakan Pembangunan Desa telah melakukan obeservasi lapangan di Desa Konoha yang pada saat itu menjadi Desa Terbaik dalam Perencanaan Suistainable Developmnet Goals. Setelah melakukan project best team work, mahasiswa diperbolehkan pulang karena hari sudah mulai menjelang malam. Tak terkecuali Hinata dan Naruto.

Setelah melakukan project kelompok mereka, Hinata berterimakasih pada Naruto karena telah membantunya menyelesaikan project ini dengan baik. Narutopun juga berterimakasih pada Hinata ---karena sudah jadi partner yang selalu bisa diandalkan.

“Ta?”

“Ya?”

“Balik sama siapa?”

“Ah itu ….”

“Mau aku anter?” tawar Naruto.

Hinata tersenyum kikuk, gadis itu tak kuasa untuk menyembunyikan sebuah garis di ujung sudut bibirnya.

“Hin balik sama siapa? Kalo belum ada temen, gue anter.” Sasuke tiba-tiba datang dan menawari Hinata tebengan.

Hinata menatap Naruto dan Sasuke bergantian. Gadis itu mengigit bibir bawahnya gugup, “Eng… Sorry, Sas. Gue balik sama Naruto.”

Sasuke menatap Hinata penuh selidik, “Oh. Oke deh kalo gitu.” Jawabnya lantas menatap Naruto sengit.

Naruto hanya memasang wajah sok cool dan membiarkan Sasuke berlalu.

“Kamu nggak balik sama Sasuke?” tanya Naruto pada Hinata.

Hinata menggeleng, “Enggak.”

“Kenapa?”

“Kan kamu duluan yang ngajakin pulang bareng.”

“Sebenernya kalo kamu nolak juga nggak papa sih. Aku juga nggak maksa.”

Jawaban Naruto entah kenapa membuat hati Hinata sedikit tercubit. Jujur, Hinata sendiri juga bingung harus bereaksi seperti apa.

“Ta?”

“Ya?”

“Jadi pulang enggak? Buruan naik.”

Dengan sedikit berat hati, Hinatapun mulai menaiki motor Naruto, dan berpegangan pada almamater yang dikenakan cowok itu.

“Naru.”

“Ya?”

“Boleh pegangan almet nggak?”

Naruto tertawa ketika mendengar pertanyaan Hinata, “Iya nggak papa. Maaf ya Hinata naik motornya ngebut soalnya mau gerimis. Jadi pegangan yang kenceng yaa.” Jawab Naruto kemudian menambah kecepatannya. Membuat Hinata makin jantungan.

Sebenernya Hinata bingung. Jantungnya deg-degan karena dibonceng Naruto atau karena Naruto naik motornya kenceng banget kayak ngajakin Mati?

Di sisi lain, Naruto senang. Naruto senang ketika Hinata memilih pulang bersamanya. Menaiki motor maticnya dan menyusuri kota Konoha dibawah rintih gerimis dan langit senja.

Photograph ; Naruhina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang