34💦

90 12 2
                                    

Keysa berjalan beriringan dengan Raka, bercerita dengan bahagia. Taoi tiba tiba Keysa merasakan perutnya melilit.

"Ka" panggil Keysa.

"Kenapa Key?" Raka mengalihkan pandangannya kearah Keysa.

"Gue ke kamar mandi dulu yaa" pamit Keysa.

"Gue anterin ya?"

"Gausah, gue sendiri aja. Lo tunggu di kelas" balas Keysa berbalik meninggalkan Raka.

Keysa POV

Aku berjalan menyusuri koridor untuk pergi ke kamat mandi, entah kenapa perutku merasa melilit, padahal tadi aku tidak sarapan banyak, hanya buah apel dan air putih saja.

Dari kejauhan aku seperti melihat tubuh tegap Nathan. Aku berjalan pelan mendekatinya. Tapi hanya pemandangan mengerikan yang aku lihat.

Aku tau Aleta lebih cantik dari aku, kaya yang di omongin Raka tempo lalu. Tapi, apa dihatinya sudah tidak ada rasa untukku? kenapa dia tega sekali?

Dengan percaya dirinya dia bermesraan di tengah koridor, jadi pusat perhatian pula.

Brukk

"Aww" Ringisku.
Pantatku terasa sangat sakit. Aku berdiri sendiri dengan mengelus pantatku yang sangat nyeri.

"Gue minta maaf ya" ucap laki laki yang tidak aku kenal.

"Iya gapapa kok" ucapku tentu berbohong, ini benar benar sakit.

"Gue pergi dulu ya" pamitnya lalu berlari meninggalkan aku sendiri.

Aku membersihkan rok yang aku pakai. "Duhh" gumamku pelan merasa kini dadaku yang sakit.

"Awwh" kini aku benar benar merasakan sakit itu. Kenapa dadaku terasa sempit sekarang, seperti terhimpit batu besar aku benar benar susah untuk bernafas.

Penglihatanku mulai kabur, dadaku semakin sempit, aku mulai kehabisan napas. Ya Tuhan, jangan ambil aku dulu, ucapku berdoa dalam hati. saat itu pula aku merasakan tubuhku tumbang dan gelap.

💦💦💦

Aku merasakan ada cahaya yang menusuk matanya. Berat sekali aku membuka mata, perlahan aku membuka mata menyesuaikan cahaya yang berada dikamar bercat serba putih dengan bau obat obatan yang sangat menyengat.

"Kamu tidak apa apa?" tanya wanita disampingku yang sangat aku kenali suaranya.

"Aku baik baik saja Tan" balasku menatap Tante Resti yang sangat terlihat khawatir.

"Apa kamu tidak minum obat semalam?" tanya Tante Resti, ku balas dengan menggelengkan kepalaku lemas.

Memang semalam aku tidak minum obat yang biasa aku minum. Aku capek jika harus setiap hari minum obat. Tapi jika tidak minum ya pasti akhirnya bakal seperti ini.

"Kenapa kamu tidak minum? kamu mau mati?" Titahnya lagi membuat aku sedikit kaget dengan ucapannya.

"Aku belum mau mati" Ucapku menatap tanganku yang kini bermain selimut yang aku pakai.

"Yasudah, lain kali diminum ya. Tante gamau kamu kaya gini lagi"

"Iya Tante" aku menganggukkan kepalaku.

"Yasudah, Tante pergi dulu mau urus administrasi" Aku menganggukkan kepalaku lagi dan Tante Resti pergi meninggalkanku.

Aku bersusah payah ingin duduk, tapi ini benar benar sakit. Badanku terasa sangat berat, padahal berat badanku malah menurun bukannya naik, tapi rasanya sangat berat.

Aku merasakan ada sebuah tangan yang hangat berada di tengkukku. Aku melihat orang itu ternyata Raka.

"Sini aku bantu"

Raka membantuku untuk duduk, entah mengapa hatiku seperti risih, padahal aku sendiri yang ingin move on dari Nathan dengan bantuan Raka.

Apa aku salah ya, jika melupakan Nathan dengan perantara Raka. Bagaimana jika Raka akhirnya jatuh cinta ke Aku? Yang pada akhirnya Raka akan terluka jika mengetahui kalo hatiku masih untuk Nathan.

"Arghhh" tanganku terulur menjambak rambutku karena aku benar benar pusing sekarang, memikirkan Raka yang kini menatapku khawatir.

"Key, jangan!" Dengan sigap tangannya menarik tanganku dari rambutku.

"Kamu kenapa? Jangan sakiti diri kamu sendiri" Aku merasakan hangat dipipiku, aku melihat tangan Raka yang kini mengelus pipiku.

Ceklek

Aku mendengar suara pintu terbuka, Aku dan Raka sama sama melihat siapa yang datang. Nathan nampak sedikit terkejut melihat aku dan Raka. Matanya seperti terkunci ke arah wajahku. Aku sadar apa yang Nathan lihat, dengan cepat aku menurunkan tangan Raka dari pipiku.

Nathan tersenyum ke arahku, namun bukan senyum bahagia melainkan senyum yang penuh luka. Nathan berjalan ke arahku, berhenti di samping ranjangku.

"Cepet sembuh ya Ke-" Tangannya sembari bergerak ingin mengelus rambutku namun terhenti, entah apa yang ada dipikiran Nathan aku tidak tahu.

Nathan kemudian berbalik ingin meninggalkan aku, tapi dengan cepat aku memanggil Nathan membuatnya terhenti dan berbalik menatapku.

"Sini" Bibirku terangkat sendirinya membantuk sebuah senyum.

Nathan berjalan mendekat kembali ke arahku. Aku langsung mengambil tangan Nathan dan ku letakkan di atas kepalaku.

"Cepet ngomong apa yang mau lo katakan tadi" Nathan tersenyum kembali, namun kini aku melihat itu adalah senyum bahagia.

"Cepet sembuh ya Key--sa"

"Yang?" Aku menyambar omongan Nathan yang membuatnya terkekeh.

"Keysayang" ucap Nathan membuatku melebarkan senyumku.

"Cepet sembuh Keysaku" kini aku merasakan sebuah benda kenyal mendarat di keningku.

Ternyata Nathan menciumku, inginku jungkir balik, inginku koprol, inginku jingkrak jingkrak. Bahagianya hatiku.

Aku benar benar rindu dengan ini semua. Nathan :))

Ceklek

Suara pintu terbuka kembali menampilkan seorang wanita yang membuat senyumku luntur seketika. Wanita yang ingin merebut Nathan dariku.

Aleta


~
Marhaban ya Ramadhan sayangnya akuuu❤️ lancarkan puasanya? lancar dong pasti😙

Maap nih lama banget author gak up:(
Jangan bosen nungguin Nathan sama Keysa up ya😙

Keysa said :"Woi, Voment lho ya. Aku maksa nih! Jangan lupa sebarin juga ke temen temen kalian, Ailopyu muwahhh:*"

Nah lo, jangan lupa tinggalkan jejak yaa❤️😙

LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang