01. He's crazy?

401 45 3
                                    

Menurut Wikipedia, Cinta adalah suatu emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cinta diartikan sebagai suka, sayang, kasih, berharap, keinginan, dan rindu.

Tetapi, menurut pandangan J4, cinta adalah sebuah rasa yang datang dari hati dan tak bisa dipaksakan keberadaan. Serta, cinta juga berarti sebuah perasaan ingin melindungi meskipun tidak bisa memiliki...

"Anjir! Kata-kata gue bagus bener. Hahaha." Ujar seorang remaja lelaki, yang biasa dipanggil Jendra.

"BERISIK!"

Meski mendapat teguran keras dari seorang Juna, Jendra tetap tak peduli, ia masih sibuk menulis kata-kata mutiara layaknya anak indie.

Hari ini adalah hari ketiga mereka masuk sekolah, jadi belajar belum benar-benar dimulai. Sehingga seluruh siswa-siswi di kelas masih bisa bersantai sambil melakukan apa yang mereka mau, apalagi saat ini sedang jamkos. Seperti hal yang Jendra lakukan barusan.

Lain halnya dengan ketiga remaja lelaki yang berada disekitar Jendra, mereka hanya berdiam diri. Ah, tidak tetapi mereka sedang sibuk berbincang. Hanya berbincang ringan tetapi serius, entah apa yang mereka perbincangkan. Hingga seorang remaja putri menghampiri mereka.

"Permisi! Gue mau nagih uang buat beli keperluan kelas, ga banyak kok cuma 25 ribu aja."

"Aja?? Eh neng Jepa, 25 ribu cukup buat beli sebungkus rokok tau ga? Eh, tapi gue ga ngerokok ya, kan ga bagus buat kesehatan. Lagian uang 25 ribu mah, kecil." Ujarnya sambil menunjukkan ibu jari dan telunjuk nya.
"Jadi, lu bayarin dulu ya, Jevano. Hehehe."

Jevano hanya menatap Jendra dengan cuek.

"Yeuuu, gaya aja banyak realita mah kayak gembel. Astaghfirullah." Jeremy yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara, setelah lelah melihat kelakuan Jendra. "Btw Zef, kok lu yang nagih, Zelya mana? Kan dia bendahara."

"Ekhemmm... Kakanda sedang mencari Adindanya. 'Oh Adinda, dimana dirimu?' Aww cocwittt." Jeremy hendak memukul Jendra tetapi ia sudah lelah, kali ini benar-benar lelah dengan Jendra.

Gadis yang sedari tadi menunggu, menghela napas jengah, ia sudah lama berdiri. "Zelya nyuruh gue yang nagih, katanya dia malu. Jadi, CEPETAN MAU BAYAR APA NGGAK?!" Habis sudah kesabaran Zefanya.

Jendra kaget, begitupun yang lainnya. Akhirnya mereka akhirnya membayar uang tersebut daripada mendapat penyataan menggelegar lagi, tapi berbeda dengan Jevano. Ia hanya diam tak berekspresi. Oh tidak, Jevano memang begitu setiap saat. Zefanya yang daritadi sudah lelah pun, menatap Jevano. "Lu mau bayar ga?"

Jevano menatap wajah Zefanya balik, dia hanya berdiam diri —entah keberapa kalinya.
"Bayar apa nggak, anjir?!"

"Ga usah caper sama gue." Ujarnya sambil menjejakan kaki keluar dari ruang kelas. Tidak lupa ia meninggalkan uang sebanyak yang dimintai gadis tersebut.
Jeremy, Jendra, dan Juna yang masih kaget juga mengikuti langkah Jevano.

Zefanya ternganga, 'caper darimana nya coba?' batinnya.

"GUE GA CAPER SAMA LO YA!"

✯☆✯☆✯☆✯☆

Zefanya masih kesal dengan kejadian tadi. Ia bergumam, mengucapkan sumpah serapah. Zelya dan Stefanny menaruh atensinya ke Zefanya. Mereka heran semenjak tadi Zefanya hanya bergumam tidak jelas.

B̶a̶d̶b̶o̶y̶s̶ SadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang