02. Zonk

298 36 4
                                    

Hari Senin. Dimana hari yang biasa digunakan untuk upacara bendera. Seperti sekarang, siswa-siswi sedang berdiri dilapangan. Cuaca cukup terik membuat siapapun menyergitkan matanya. Zelya yang kebetulan hari ini tidak sarapan merasa pusing dan mual. Wajahnya tampak memucat. Zefanya yang menyadari hal tersebut langsung menyenggol lengannya.

"Lo kenapa? Ga sarapan ya? Kalo ga sanggup duduk aja. Atau mau gue anterin ke UKS?"

"Ga usah, Zef. Gue baik-baik aja kok. Lagian upacaranya ga lama lagi'kan?"

Zefanya kelihatan khawatir, namun Zelya terus meyakinkannya melalui tatapan. Baiklah, Zefanya menyerah.

Baru 2 menit berlalu, Zelya merasa kepala makin sakit. Tapi dia harus bertahan, upacara akan selesai sesaat lagi. Namun, tampaknya tubuh Zelya tak tahan lagi. Ia jatuh pingsan. Sebelum tubuhnya menubruk tanah, seseorang menahannya. Jeremy yang melakukannya, karena kebetulan ia berdiri tak jauh dari posisi Zelya. Zefanya dan Stefanny terkejut, tetapi Jeremy duluan mengangkat tubuh Zelya menuju ruang UKS.

✯☆✯☆✯☆✯☆

Untuk yang penasaran apa hubungan Jeremy dengan Zelya, bahkan mereka juga tak tau. Aneh, tapi itulah yang terjadi. Mereka cukup lama dekat. Jeremy tak pernah tau jika Zelya terbawa perasaan dengan perlakuannya. Makanya, Zelya ingin jaga jarak dengan Jeremy, ia takut hatinya sakit karena ia yakin bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan.

Zelya terbangun, menatap sekitar. Tak lama netranya menangkap seorang pemuda yang tengah duduk disampingnya. Sedikit terkejut namun ia tetap mempertahankan ekspresinya. "Eumm, Jer! Lo ngapain disini?"

Jeremy baru menyadari, jikalau Zelya telah bangun dari pingsannya. "Nemenin lu'lah!"

"Emang Zefanya sama Stefanny mana? Kenapa harus lo?"

Jeremy menghela napas. "Mereka gue suruh ke kelas aja, gue mau nemenin lo disini."

Cukup lama hening, hanya bunyi detikan jam yang terdengar. Kini Jeremy menatap Zelya, yang ditatap sepertinya tidak ingin melakukannya balik. "Lya, lo kenapa bisa pingsan sih? Lo ga sarapan ya? Makanya sarapan jangan di skip, ga sayang nyawa apa?"

Zelya tak menjawab, ia enggan berbicara. Perlakuan seperti ini yang membuat Zelya baper, sikap perhatian Jeremy selalu membuat Zelya salah paham. Jeremy bersikap seolah-olah ia adalah pacar Zelya. Tetapi dipastikan harapan Zelya akan dihancurkan nant—

"Halo? Iya iya aku kesana sekarang. Tunggu aku ya, bye!" Kan, benar. Jeremy baru saja berbicara melalui telepon genggamnya. Dan pasti apa yang dipikirkan Zelya terjadi.

"Lya, lo udah gapapa'kan? Gue mau ketemu Oliv. Gapapakan gue tinggal sendiri?" Ya, dugaan Zelya tidak meleset.

"Iya, gapapa kok. Bentar lagi gue balik ke kelas."

"Ya udah. Gue duluan ya."

Olivia adalah pacar Jeremy —ntah yang keberapa. Selalu begitu, disaat Jeremy menaruh perhatian padanya, maka saat itu juga perasaannya dipatahkan. Sesuatu yang diharapkan Zelya pasti 'zonk'.

✯☆✯☆✯☆✯☆

Suasana kelas sedikit ricuh dikala guru telah keluar kelas, pergantian pelajaran baru saja berlangsung. Stefanny menaruh atensinya ke Zefanya. "Zef, Zelya kok belum balik ya? Apa masih pingsan?"

Zefanya berpikir sejenak. "Apa kita susul aja ke UKS?"

"KUYLAH." Stefanny berseruh dengan suara lantang. Satu kelas kaget mendengar suara menggelegar Stefanny.

"NGOMONGNYA GA USAH NGEGAS JINGAN!" Jendra baru saja ingin memejamkan mata, tetapi malah tidak jadi disebabkan suara lantang seseorang.

B̶a̶d̶b̶o̶y̶s̶ SadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang