"Baby it is you
You will always be my boo "△▼△▼△▼
Sinar matahari pagi menerobos masuk ke celah-celah kamar apartemen sederhana itu, sejenak pemuda bersurai hitam legam itu menggerung pelan nampaknya dia enggan bangun dari ranjangnya tangannya sibuk merengkuh tubuh mungil di sampingnya tapi nampaknya pemilik tubuh tersebut merasa risih dan langsung menepis tangan pemuda itu.
"Fei, tanganmu berat"
Feitan terkekeh lalu beralih mengelus surai (h/c) gadis itu lembut, sebuah pagi yang damai bagi mereka setelah rutinitas Feitan sebagai seorang eksekutif mafia.
"Sudah pagi, kau tak ingin bangun?"
"Berisik, aku masih lelah karnamu semalam"
"Tapi kau menikmatinya [Name]"
[Name] mendengus lalu melempar bantalnya kearah Feitan, gadis itu pun duduk sambil membalutkan selimutnya.
"Jadi, kau mau aku memasak apa pagi ini?"
Feitan tersenyum lalu duduk disamping [Name] dan mencium kening gadis itu.
"Apapun itu aku suka".
✨🖤✨
Mata kuliah terasa begitu membosankan bagi Feitan seperti biasa, kalau saja tidak karna paksaan [Name] pasti sudah sangat jelas Feitan akan membolos dan melakukan pembersihan bersama para antek-anteknya.
"[Name]"
"Tutup mulutmu Fei, aku sedang mencatat penjelesan dosen"
Feitan terkekeh, [Name] memang menarik.
Feitan sebenarnya bisa saja membunuh [Name] setiap kali gadis itu bersikap kasar padanya, gadis itu hanyalah gadis biasa yang tak mengerti bela diri apalagi pistol.
Walau begitu, dia tidak pernah takut jika sewaktu-waktu Feitan murka karna sikapnya.
"Fei, malam nanti kau jadi mengajakku ke pestamu?"
"Ah kau masih mengingatnya, kenapa?"
"Hanya bertanya, aku malas mengikuti acara tidak jelas seperti itu"
"Aku akan menjemputmu jam 8 malam"
"Tch, dasar keras kepala"
Beberapa menit kemudian dosen mereka menyudahi mata kuliah hari itu, baik [Name] maupun Feitan segera mengemasi barang-barangnya dan berjalan menuju parkiran.
"Kau ingin makan siang?"
"Aku akan memasak makan siang sendiri"
"Baiklah"
Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk mencapai apartemen [Name], begitu sampai [Name] langsung memasak makanan sedangkan Feitan menunggu di meja makan dekat dapur.
"Apa yang kau masak?"
"Mushroom risotto"
Sejenak kemudian hening hanya ada suara alat memasak yang bersahutan, Feitan mengeluarkan rokoknya bersiap untuk menyalakannya tapi [Name] buru-buru merampas rokoknya dan membuangnya.
"Aku akan membunuhmu jika kau menyalakan rokok di apartemenku"Ancam [Name], Feitan terkekeh.
Membunuh yang dimaksud [Name] adalah gadis itu tidak akan menghubunginya selama berminggu-minggu seakan-akan gadis itu lenyap dari peradaban.
[Name] memang tidak bisa membunuh fisik Feitan, tapi seperti yang Feitan bilang bahwa gadis itu adalah candu baginya.
Feitan akan gila jika gadis itu tak lagi dalam jangkauannya.
Tak lama kemudian, [Name] menyelesaikan masakannya dan menghidangkannya untuk mereka berdua.
"[Name] soal tawaranku"
[Name] tersenyum sinis menunjuk Feitan menggunakan garpunya.
"Kau masih punya 2 tahun untuk menyakinkanku agar aku mengiyakan lamaranmu itu, jangan kau pikir aku akan semudah itu takluk padamu hanya karna kita sudah berpacaran"Cibir [Name], Feitan tertawa gadis ini memang hobi sekali mempersulit hidup Feitan dan itulah kenapa Feitan tak pernah bosan untuk menaklukkan gadis itu.
"Jika kita sudah menikah, aku akan membawamu ke Italia"
"Hah? Kau ini sinting? Hentikan impianmu konyolmu itu"
"Aku tak pernah menghentikan impianku, sekonyol apapun itu"
"Tutup mulutmu sialan! Habiskan makananmu dan cepat pulang"
Feitan terkekeh lalu segera menghabiskan makanannya sesuai perintah [Name] dan pulang.
- Night -
"Kau bilang malas, tapi kau sudah siap bahkan sebelum aku menjemputmu"
"Berisik, aku tidak suka membuat seseorang menunggu"
"Tapi kau selalu membuatku menunggu jawabanmu"
"Aku tidak peduli jika itu kau"
Feitan mempersilahkan [Name] masuk ke mobilnya, di dalam mobil seperti biasanya [Name] maupun Feitan hanya saling bungkam.
Begitu sampai di tempat pesta, Feitan menyodorkan sebuah pistol pada [Name].
"Argh inilah kenapa aku malas mengikuti acaramu"
Feitan tersenyum, walau kesal pada akhirnya gadis itu tetap memasukkan pistol itu ke tas kecilnya.
Pesta yang di adakan hari itu memang jauh dari kata sederhana mengingat hari ini adalah perkumpulan mafia dari berbagai penjuru kota, [Name] sungguh tidak nyaman dengan pesta seperti ini tapi demi menghargai kekasihnya dia rela mengikuti acara seperti ini berjam-jam.
[Name] memang tidak menyukai Feitan tapi gadis itu juga tidak bisa bilang jika dia membencinya.
Walau menyebalkan untuk mengakuinya, Feitan sudah menempati tempat spesial di hatinya.
▀▄▀▄▀▄ L O A D I N G . . . ▄▀▄▀▄▀
KAMU SEDANG MEMBACA
Obession || HxH
Fiksi PenggemarMafiaAU! Tak ada yang lebih candu bagi seorang Feitan Portor selain suara timah panas yang bersahutan dan kamu. Hunter x Hunter © Yoshihiro Togashi Feitan Portor x Readers Inspired by song : Obssesion - Counsoul Trainin feat Steven Aderinto Duo Viol...