a Bakery Boy ?

178 6 2
                                    

Makasih banyak. Buat yang vote R.E.B.E.L.L.I.O.N .di mulmed itu bibi pufh sama harry ya? 
Bibi pufh As barbara

Enjoy guys hope you like this chap and also give the votes and comments Okay!

Chapter 2

Harry menancapkan kunci mobilnya menstater cepat dan menginjak pedal gas perlahan, ia melirik pada jam digital pada dashboard jam menunjukkan pukul 10 pagi cerah sekali hari ini seperti biasa ia akan mampir pada kedai bibi Pufh. Melewati beberapa lampu merah yang membuatnya memukul setir di depannya karena tak sengaja hampir menabrak seorang manula yang tengah menyeberang jalan. Hampir saja batinnya bergeming, jika ia tidak cekatan menginjak rem maka habislah sudah manula itu dan semua orang akan mengerjarnya. Memasuki sebuah jalan yang agak sempit harry mengurangi kecepatannya, melihat sekeliling yang juga memerhatikannya betapa tidak ia sedang berada di tempat dimana para manula menghabiskan sisa hidupnya. Setelah memarkir mobilnya rapi Harry berjalan santai sesekali ia menyingkap rambut keritingnya kebelankang, langkahnya terhenti ketika seorang gadis tiba-tiba saja mendahuluinya ketika ia ingin membuka kenop pintu Kedai. Pun ia mendorong pelan lalu berjalan mengekor di belakang gadis itu.

“Hai, bibi pufh apa aku mendapatkan roti kepang hari ini ?” gadis itu memamerkan senyum cerianya kearah bibi pufh yang sedang menunduk mencari sesuatu

“oh,Hai Love,tentu saja kau mendapatkannya” wanita paruh baya yang mengenakan kacamata agak tebal dengan apron di tubuhnya itu membalas dengan hangat,namun senyumnya terhenti ketika melihat pria keriting yang melipat kedua tanganya di dada

“Harry sejak kapan kau datang?” Tanya bibi pufh

Gadis itu mengikuti tatapan bibi pufh melirik harry dari kaki hingga puncak kepalanya lalu meningglkan senyuman manisnya,tepat di saat harry melangkah masuk ke dalam yang bertuliskan staff only

“semuanya 30$ sayang, di tambah dengan pancake hangat buatan ku jangan khawatir ini gratis untuk mu” bibi pufh memberikan bungkusan berisi  beberapa  roti kepang dan pancake yang masih hangat pula.

“ohh..terimakasih bi,ini uangya ambil saja kembaliannya sampai jumpa” gadis itu mengambil bungkusannya dan bergegas pergi,langkahnya sempat terhenti ketika melihat harry lengkap dengan seragam yang sama seperti bibi pufh ia yang tengah membersihkan meja dan merapikan kursinya.

“what?” harry menatap tajam gadis itu membuatnya bergegas memutar kenop pintu dan menghilang di balik pintu.

Harry berjalan menuju pantry dan meletakkan nampan berisi cangkir-cangkir kotor dengan piringnya pada kitchen set, ia  menumpahkan sabun dan meremas sponge yang mengeluarkan busa. Suara derit pintu pantry menghentikan aktifitas mencucinya membalikkan badan dan menemukan bibi pufh yang tengah membawa nampan berisi cangkir kotor.

“Harry,kau tidak lihat meja 6 dan 9 telah di tinggalkan pengunjung dan kau tidak membersihkannya,apa kau lupa ini hari apa?”

Yang di panggil menoleh dan membentuk mulutnya melengkung kebawah,seperti biasa bukan harry namanya jika ia tak mengacau di pagi hari,bukan masalah baginya jika harus di marahi seperti ini karena terbilang telinganya tengah kebal oleh omelan bibi pufh

“tidak,memangnya ini hari apa,apakah kau berulang tahun,Happy birthday bibi pufh” harry menghambur memeluk bibi pufh dan mencium pipi kanannya.

“stooopped..! harry don’t you dare to kiss me,I’m youre bos okay and yes its my birthday” bibi pufh mengelap pipinya yang basah oleh bibir pink harry,ia hanya terkekeh karena bujukannya tidak berpengaruh sedikitpun terhadap sikap bibi pufh.

“yeaa..are we gonna make a party?” harry mengambil nampan dari tangan bibi pufh menaruh semua gelas kotor pada kitchen set dan menyabuninya satu persatu.

“no,I’m just an old women harry” bibi pufh melangkah perlahan di sela-sela langkahnya ia mengelap air matanya,entah mengapa ulang tahunnya tidak membuatnya merasa bahagia seperti yang di rasakan setiap orang.

Mengelap tangannya pada serbet yang di gantung pada ujung wastafel harry menyingkap rambutnya berjalan keluar pantry dan meyaksikan beberapa manula yang duduk dengan pasangan mereka masing-masing. Matanya menatap sekeliling pantry,matanya terhenti pada seorang manula tua yang tengah menghisap cerutunya, menhembuskan asap putih dari mulutnya yang keriput ia menyesap kopinya dan tersedak ketika melihat Harry di depannya.

“uuhukk, kau hampir membuatku mati anak muda” ia mengelus dadanya yang kurus dapat terlihat dari mantel yang di pakainya, sangat besar bahkan ia seperti terkesan meminjam mantel itu.

“apa kau tau,jika benda itu akan membunuhmu dengan konyol” harry mengambil cerutu itu lalu melemparnya tepat pada tong sampah di ujung pintu kedai.

“hahaha..apa yang kau bicarakan anak muda, cerutu itu tidak mengandung nikotin” manula itu tertawa membuat tubuhnya yang ringkih bergetar ia juga mengeluarkan bunyi aneh pada setiap hembusan napasnya terdengar seperti ringkisan seorang penderita sesak napas akut.

“apa maksud mu kek,lebih baik kau mati tersedak daripada mati konyol perlahan” harry mengeluarkan dimplenya lalu membawa tanganya menuju rambutnya yang keriting menyigkapnya kebelakang dan mengangkat bokongnya karena ia tertangkap mata oleh bibi pufh tidak bekerja,melangkahkan kaki menuju pantry namun suara kakek itu menghetikan langkahnya.

“apa kau bisa menemaniku anak muda,hanya  sekedar bermain catur” kakek itu meringis melihatkan giginya yang tak lagi lengkap membuat harry menahan tawanya

“baiklah,tapi kau harus menungguku hingga selesai bekerja kek” harry kembali melangkah setelah kakek itu mengacungkan jempolnya ke atas.

Hari ini kedai sangat ramai,bukan karena hari ulang tahun bibi pufh pemilik kedai namun karena hari ini adalah hari minggu dan para manula yang tinggal dekat dengan kedai roti ini akan berdatangan bersama pasangan manula mereka,kebayakan dari mereka banyak yang menghabiskan waktu hingga larut malam bisa dibilang semacam kencan buta para manula, harry sesekali bersiul ketika melihat beberapa manula yang dengan bangganya memamerkan ciuman mesra mereka membuat bibi pufh mencubit bokongnya.dimplenya mengembang ketika melirik kearah jam dinding tua yang menunjukkan bahwa jam kerjanya telah habis.

Harry masuk keruang kerjanya menganti baju seragamnya dan mengunci loker lalu menlangkah menuju pantry

“bibi, aku pulang sekarang”

“apa kau sudah membereskan pekerjaanmu”

“tentu saja,bye bibi pufh love ya..” harry mengecek ponselnya setelah mengambilnya dari kantung skiny jeans hitam yang ia kenakan, ia menemukan beberapa panggilan tak terjawab dari Niall,Liam,dan Zayn. Langkahnya terhenti ketika suara yang tak asing memangilnya sesaat sebelumnya tanganya memutar kenop pintu.

“apa kau lupa janji mu anak muda, kakek itu menatap harry dari kejauhan mata tuanya tak begitu jelas melihat sosok harry namun ia yakin betul jika itu adalah harry.

Harry membalikan tubuhnya cepat menepuk keningnya lalu  mendekat pada meja kakek tua itu menyingkap rambutnya kebelakang dan menarik kursi di depan kakek itu

“maafkan aku kek tapi sepertinya aku belum bisa menepati janji ku kali ini”

“mengapa,apa wanita muda itu kekasihmu” ia meyesap kopinya

“apa,maksud mu kek”

“maksudmu,gadis ingusan itu kek”

“tentu saja,kalian terlihat serasi aku bisa melihatnya dari tatapan matamu padanya”

“Apa! Aku bahkan tidak mengenalnya kek” harry terkekeh menyebabkan dimplenya menyembul keluar.

“ingat saja kata-kata ku ini anak muda,cepat atau lambat kalian akan menjalin suatu hubungan”

“sudahlah kek,sepertinya kopi ini telah membuat pikiranmu menjadi tidak jernih,aku harus pergi kek selamat malam”dan dengan itu harry meningglkan manula tua yang tertawa kecil dibelakangnya, tentu saja itu tidak mungkin baginya hampir sepanjang umurnya ia tak pernah merasakan jatuh cinta pada seorang wanita,  apalagi jika menjalin suatu hubungan itu bahkan tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Tujuan hidupnya hanya satu ya mengembalikan rasa sakit yang menimpanya selama ini,membuatnya hancur berkeping-keping selama bertahun-tahun,sebatang kara di dunia,kehilangan hangatnya kasih sayang seorang ibu, dan yang lebih menyakitkan lagi ia harus meratapi trauma akut yang kerap menganggu tidurnya di malam hari.

R.E.B.E.L.L.I.O.NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang