zero

333 34 87
                                    





Let's leave to a far place
It calls to us, that treasure
Hurry, let's leave, let's go find it
Oh every day, every night






Langit biru lebih terlihat membentang luas di atas lautan.

Banyak yang mengatakan bahwa biru adalah warna laut, terlalu serupa dengan warna langit. Tapi sebenarnya tidak. Ada perbedaan diantara mereka, ada perbedaan yang cukup kentara.

Langit dan laut selalu memberikan gradiasi yang indah.

Ketika mereka melihat lautan berwarna biru muda, langit akan terlihat lebih pekat daripada itu. Namun ketika mereka melihat lautan berwarna biru tua, langit akan terlihat sangat muda. Dan itu adalah pertanda bahwa semesta merestui mereka dalam perjalanan.

Karena bagaimanapun juga, yang harus mereka percayai hanyalah semesta. Semesta akan menuntun mereka menuju jalan terbaik, entah melalui arah angin, entah melalui deru ombak, entah melalui langit.

Hongjoong Edward masih ingat, saat-saat pertama kali hanya dirinya seorang diri yang berkelana. Ya, percayalah, ia mengarungi lautan sendirian dengan perahu yang ia buat dengan tangan kosongnya. Hanya berbekal mimpi dan kepercayaan diri, bahwa ada harta karun yang harus ia cari.

Semuanya sulit, jika diingat. Namun, bagaimapun juga, pada akhirnya ia telah berada di titik ini dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun. Tepatnya, dalam jangka waktu tersebut, dia mendapatkan tujuh orang kru, atau mungkin Hongjoong lebih senang menyebutkan keluarga, bersamanya.

Satu-per-satu dari mereka pada akhirnya bersedia untuk mengarungi lautan bersamanya.

Pertama adalah Seonghwa Morgan Park. Pertemuan Hongjoong dengan Seonghwa dapat dikatakan begitu berbekas untuknya. Karena pada saat itu, Hongjoong benar-benar tak memiliki apapun selain perahu kecilnya. Lalu sebuah ombak menghantam kuat, membuat perahunya hancur berkeping-keping dan jika saja Seonghwa tak ada di sekitar kala itu, ia sudah mati tenggelam tanpa siapapun tahu.

Beruntungnya, Seonghwa adalah salah seorang pelaut—ia bilang—ang melarikan diri karena dijatuhi hukuman mati. Sesuatu yang sangat tak setimpal dengan apa yang ia lakukan. Menyelamatkan dua orang paruh baya yang menghadapi hukuman mati karena mencuri untuk makan. Alhasil, ia dihukum karena dianggap melanggar hukum dan pemerintah.

Tapi diantara seluruh kru lainnya, tak ada yang mengetahui perihal ini. Hanya Hongjoong seorang, yang Seonghwa anggap sebagai penyelamat hidupnya. Padahal pada kenyataannya, Seonghwa-lah yang menyelamatkan hidupnya.

Anggota ketiga yang bergabung adalah Yunho Bartholomew

Yunho adalah seorang seniman ukir di sebuah pulau kecil yang Hongjoong dan Seonghwa singgahi, dengan perahu milik Seonghwa kala itu. Sebelumnya mereka hanya mencoba mencari makanan, namun berakhir dengan Hongjoong mengajak Yunho untuk bergabung. Sebuah ajakan frontal, dengan alasan konyol; Hongjoong bilang mereka butuh seseorang yang sangat tinggi untuk memegang teropong.

Tapi, Yunho yang sebenarnya juga adalah tukang kapal, membantu untuk membenarkan perahu mereka. Awalnya. Lalu Yunho menawarkan bahwa ia tahu sebuah pulau, di mana itu adalah tempat asalnya, yang membuat perahu terbaik. Dengan itu, Yunho ikut dan berakhir bergabung bersama.

Di pulau tersebut, mereka bertemu dengan Mingi Pier Gerlofs. Adalah teman masa kecil Yunho, yang terakhir kali mereka berpisah ketika umur tujuh tahun. Pertemuan keduanya cukup mengharukan; Mingi hampir mengakhiri dirinya dengan niat melompat dari tebing. Beruntung, mereka datang di waktu yang benar-benar tepat, sehingga keinginan itu dapat diurungkan dengan pembicaraan pribadi antara kedua teman tersebut.

WONDERLAND (ATEEZ Pirate OT8 Fic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang