III

374 57 2
                                    

Can’t stop my heart

A love like time travel

Feelings from that time are welling up

At this rate, I should just take you out of here

Or so I wish, I really don’t know what to do

The pain from that great accident haunts me

Really, That’s why I can’t move

Awalnya Oikawa memang tak menyadari siapakah sosok cantik itu sebab wanita blonde dihadapannya memang tampak asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya Oikawa memang tak menyadari siapakah sosok cantik itu sebab wanita blonde dihadapannya memang tampak asing. Fitur wajahnya saat ini tak mengingatkannya pada siapapun dalam pikirannya. Namun begitu lengkungan bibir seindah bulan sabit terlukis di wajahnya, barulah Oikawa sadar.

"(y/n)?" Sebutnya.

Iris si ayu membesar saat lelaki dihadapannya menyebut namanya tanpa hambatan. Ia mengucap syukur dalam hati, "Kau tak lupa ya?"

Malam hari yang dingin dengan lampu jalan yang temaram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari yang dingin dengan lampu jalan yang temaram. Angin berhembus kencang menyibakkan dedaunan dari rantingnya tanpa ampun. Beberapa orang mulai menaikkan payungnya, bersegera kembali ke bangunan tempat mereka pulang untuk kehangatan.

Tapi tidak dengannya. Amarah yang berapi membuatnya mati rasa akan dinginnya malam itu.

Seorang remaja lelaki dengan seragam Aoba Johsai berjalan cepat di jalanan sepi malam itu. Aura yang tak lagi mengenakkan ia tampakkan dengan jelas.

Emosi yang memuncak membuat wajah ramah bak malaikatnya seketika menjelma menjadi angkuh bagai iblis.

Tertatih di belakangnya seorang gadis bersurai hitam yang tak kunjung henti mengikuti dan menyeru namanya hingga suaranya mulai serak.

"Tooru, tunggu aku! Kita bisa bicarakan ini kan?" Wajahnya sudah basah akan air mata namun tak kunjung digubris oleh sang pemilik nama. Oikawa malah berdesis kesal, "Sialan! Kubilang tinggalkan aku!" Bentaknya.

(y/n) menggeleng kuat, "T- tapi aku sudah memaafkanmu! Aku tak peduli jika kau menyelingkuhiku atau menduakanku, asal kau bersamaku aku tak apa!" Ia menarik ujung jemari Oikawa dengan harapan kekasihnya itu mau mendengarkannya. Namun diluar dugaan, tangannya justru ditepis kasar oleh lelaki itu hingga (y/n) jatuh terseungkur ke aspal yang dingin.

Oikawa berbalik lalu menatap gadis dihadapannya dengan sinis dan jijik, "Sudah kubilang jangan sentuh tanganku bodoh! Kau tidak pantas menyentuhku dan aku tidak menginginkanmu lagi jadi menjauhlah! Dan lupakan jika kita pernah ugh, pacaran. Aku menyesalinya!" Geramnya mengepal tangan kemudian melangkah pergi--menjauh dari orang yang dengan mantapnya ia putuskan. 

"Gadis menjijikkan." Decak Oikawa seraya mengelap tangannya yang tersentuh (y/n) dengan sapu tangan rajutan 'mantan' nya lantas melempar kain tipis itu ke tanah tanpa arti.

Gadis malang itu hanya bisa menangis menatap kepergian sang pemilik hati yang mengiris. Sesak rasanya dilepas oleh yang tercinta demi kesenangan masa muda yang sementara. 

"Oikawa Tooru.." Ucapnya sendu.

Lagi, bagai dibawa ke masa lalu nan pahit kali ini Oikawa dapat dengan jelas merasakan sakit hati yang (y/n) rasakan malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi, bagai dibawa ke masa lalu nan pahit kali ini Oikawa dapat dengan jelas merasakan sakit hati yang (y/n) rasakan malam itu. Sesak.

Ia benar-benar dibuat diam seribu bahasa berhadapan dengan tokoh utama dalam memori lamanya yang kini malah duduk manis di hati seorang Oikawa.

Tak satu pun kata mampu diucap olehnya padahal aslinya Oikawa mampu merangkai kata melebihi standar laki-laki pada umumnya.

Ingin sekali rasanya ia membawa lari malaikat dihadapannya dan memeluknya erat di malam sunyi seraya mengungkap perasaan sebenarnya.

Namun.. Oikawa sadar kalau---

"Apa kabar?" Tanya sang gadis ramah, memecah lamunan Oikawa.

Ia tertegun. Apa yang harus ia lakukan? Tersenyum? Membalas sapaannya? Ia bingung. Jantungnya terlalu sibuk memompa arus deras darah yang mengalir dalam diri untuk memikirkan hal sepele semacam itu.

Perasaan cinta nan indah di masa lalu kembali mengetuk pintu hatinya, rasa unik - adiktif memabukkan yang melengkapi porsi rasa dalam hidupnya.

"Tooru?" Tanya sang wanita sekali lagi. Setia menunggu jawaban dari lelaki dihadapannya yang bahkan menghindari kontak mata.

Oikawa mengalihkan pandangannya dari tanah lalu menatap lekat mata indah (y/n), seakan memberi isyarat kepada sang wanita bahwa ia tak akan lagi melepasnya.

Iris gelap yang menatap intens itu berhasil membuat (y/n) diam tak berkutik. Bibirnya terkunci rapat sedangkan hatinya dibuat berdebar tak karuan.

Oikawa menyunggingkan senyuman, "Semenjak hari itu.. Aku tidak pernah baik (y/n). Tidak pernah." Batinnya kemudian melewati wanita cantik itu begitu saja.

Deg.

(y/n) terkejut dengan Oikawa yang tersenyum kemudian pergi begitu saja dari hadapannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaannya, "Too.. Ru?" Sebutnya terbata.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡  || 𝘖𝘪𝘬𝘢𝘸𝘢 𝘛𝘰𝘰𝘳𝘶 𝘟 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang