Pagiiii, aku cuma mau ngasih tahu kalau versi lengkap cerita ini hanya tersedia di apk Dreame & Innovel.
Terima kasih 🙏
*
**
03. Marvin
Sejak beberapa tahun terakhir, Jakarta memang sudah menjadi tempat tinggal utama bagi Marvin. Bukan karena ia tidak betah tinggal di Bali, tapi karena dirinya telah ditugaskan oleh sang ayah untuk mengurusi hotel induk milik keluarga mereka yang memang terletak di Ibu Kota.
Selama menetap di Jakarta, Marvin lebih memilih untuk tinggal sendirian di sebuah apartemen mewah. Meski pada kenyataannya, ia masih memiliki cukup banyak anggota keluarga yang tinggal di sana. Bahkan kedua kakek dan neneknya pun hanya tinggal berduaan saja bersama asisten rumah tangga mereka.
Bukan apa-apa, Marvin hanya tidak ingin terlalu merepotkan. Dan di sisi lain, ia juga ingin lebih leluasa untuk melakukan apa saja. Sama seperti sekarang, ia masih asyik bermalas-malasan di atas ranjang, dan sengaja mangkir dari pekerjaan setelah mengetahui jika dirinya telah bangun kesiangan. Karena kemarin malam, ia sempat pergi berkencan dengan seseorang.
Hingga tak lama kemudian, pintu kamarnya pun terbuka secara tiba-tiba, yang membuat Marvin langsung menolehkan kepalanya ke asal suara pintu yang baru saja terbuka.
"Bagus ya ...." Viona langsung berkacak pinggang sambil menampilkan raut wajah gemas begitu mendapati keponakannya yang masih tengkurap di atas ranjang dengan tubuh yang ditutupi oleh selimut tebal, dan sedikit memamerkan bagian punggungnya yang tidak menggunakan baju atasan. "Tante tadi sempat mencarimu di hotel, dan staf di sana mengatakan kalau hari ini kau tidak datang. Bahkan tidak ada kabar, karena ponselmu sepertinya sengaja tidak diaktifkan."
Marvin langsung tertawa begitu mendengarkan serentetan omelan dari tantenya barusan, lalu segera terduduk di atas ranjang sambil meraih ponselnya yang terletak di atas nakas.
Setelah itu, Marvin pun mulai menampilkan raut wajah tidak enak yang tidak dapat disembunyikan. "Sorry, Tan. Aku lupa men-charger-nya semalam."
Viona langsung menghela napas panjang sambil bergumam, "Tidak apa-apa."
Kemudian, raut wajah Viona pun mulai berubah, dan ia segera duduk di ujung ranjang dengan posisi tubuh menghadap ke arah Marvin yang terlihat sudah menampilkan raut wajah bingungnya.
"Apa Tante sedang memiliki masalah?" tanya Marvin setelah mengamati ekspresi wajahnya Viona dengan saksama, karena raut wajah wanita paruh baya itu terlihat sangat berbeda dari biasanya.
Viona kembali menghela napas panjang. "Sedari tadi Tante mencarimu, karena ingin meminta bantuan darimu."
Marvin kontan bertanya apa yang bisa dibantu olehnya, sehingga Viona pun mulai menceritakan masalahnya, yang diakhiri dengan meminta bantuan kepada Marvin agar keponakannya itu bersedia untuk menjemput Kia di sekolah. Karena kalau Marvin yang menjemput Kia, maka Viona bisa sedikit lebih tenang selama menunggu di rumah, dan Kia pasti akan baik-baik saja.
"Tante cuma takut kalau nanti Kia nekat naik taksi sendirian, dia tidak akan langsung pulang ke rumah, dan malah mampir ke mana-mana."
Marvin langsung menganggukkan kepalanya saat itu juga, karena ia mengerti bagaimana kekhawatiran Viona terhadap Kia.
***
Saat ini Marvin sudah menunggu kedatangan Kia tak jauh dari gerbang sekolah, dan tadi ia sudah sempat mengirimkan sebuah pesan singkat kepada anak itu untuk memberitahunya kalau mereka berdua akan pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laura (Teaser)
RomanceLaura tahu jika mencintai sepupu sendiri adalah sebuah kesalahan. Tetapi, hatinya telah lama menjatuhkan pilihan, bahwa Marvin adalah satu-satunya pria yang ia cinta, dan berhasil membuatnya tidak berselera untuk menjalin hubungan dengan pria di lua...