"Jadi sekarang lo sama siapa?"
Pertanyaan bodoh Wonpil selalu saja itu. Seungmin tak habis pikir kenapa laki-laki itu selalu bertanya mengenai itu entah dichat ataupun bertemu secara langsung seperti ini. Tak mau ambil pusing, Seungmin memilih menyeruput es coffenya sampai setengah. Lalu berusaha mengalihkan pembicaraan dengan menanyai roti rasa baru yang Wonpil bilang tadi.
"Mana roti rasa baru lo?"
"Jawab dulu,"
"Gua sama mba Suzy. Udah mana gue mau beli roti rasa baru."
"Yeuh, mimpi lo. Doi gue diambil." ujar Wonpil yang dibalas tawa oleh Seungmin.
Mba Suzy yang dimaksud adalah seorang aktris Korea Selatan yang menjadi idola keduanya. Mereka berdua mengidolakan Suzy berawal dari seorang teman perempuan dikelas mereka yang memaksa keduanya untuk menonton sebuah drama yang kala itu sedang on going. Dari situ Wonpil dan Seungmin mulai mengkepoi Suzy dan menjadikannya seorang idola.
"Tris, roti rasa baru 1 ya." Wonpil pada karyawannya.
"Siap pak."
"Wih sekarang mah udah bisa langsung nyuruh, dulu mah harus buat dulu hahaha."
"Ini kan juga berkat lo sama di--a."
"Bisa aja lo Wonpil, Wonpil."
Sementara itu dikost-an, Felix tengah sibuk membuat sebuah kue brownies untuk menu siang hari ini. Changbin masih tertidur pulas karena semalaman ia tidak tidur, menunggu kekasih nya tertidur.
Tok.. Tok..
"Lix gue minta sabun cuci muka lo dong."
"Ga modal banget lo Hyunjin!"
Pintu kost Felix terbuka. Disana ada Hyunjin sedang yang terkekeh menunggu jawaban "iya" dari Felix yang memperbolehkannya untuk meminta secuil sabun cuci muka. Pasalnya Hyunjin belum dikirimi uang oleh orang tuanya. Makanya sekarang ini ada sedang berhemat meminta apapun pada temannya.
"Lix?hehe." panggil Hyunjin.
Yang di panggil hanya diam sambil mengaduk adonan. "Lix, ya gue minta?"
"Lix janji deh gue bantuin lo bikin brownies!"
Felix langsung menoleh, dan memperbolehkan Hyunjin untuk meminta sabun cuci mukanya. Biarpun sabun cuci mukanya juga tersisa sedikit, bila ada temannya yang bersedia membantunya membuat brownies pasti akan Felix kasih.
Sesudah Hyunjin mencuci mukanya dikamar mandi kost-an Felix, laki-laki itu langsung menepati janjinya membantu Felix.
"Gue harus ngapain ini?" tanya nya.
"Lo masukin tepung, telor, sama gula."
Perintah nya langsung dilaksanakan dengan baik. Membuat Felix tersenyum bahagia. Hari ini ia tidak akan cape seperti biasanya karena ada Hyunjin.
Setelah 25 menit, semua adonan sudah tercampur dan bersiap untuk di kukus. Brownies cokelat keju buatan Felix selalu laris terjual. Seenak itu sampai seharinya bisa masuk 20 pcs. Harga browniesnya relatif murah. Hanya 25 ribu dan itu sudah dapat stiker lucu ala browniesnya.
Tawa Hyunjin dan Felix didapur membuat Changbin yang tertidur harus terbangun. Kedua laki-laki itu memang jika disatukan bisa membangunkan beberapa anak kostan. Kedatangan Changbin ke dapur membuat Hyunjin tak bisa mengontrol rasa terkejutnya.
"Lo berdua berisik banget." omel Changbin yang kini duduk didepan mereka berdua.
"Maap bang, gue kira lo lagi diluar."
"Jam segini dia mah masih tidur. Malemnya baru ngalong."
"Biasa, bucin." Ledek Hyunjin.
"Sialan lo. Nanti juga kalo lo ada cewek lo bakalan ngerasain apa itu bucin."
"Oke siap, suhu."
Drt.. Drt..
"Halo, apaan bang?"
"Anterin gue beli baju."
"Maap bang gabisa, kucing gua hamil."
Changbin dan Felix yang mendengar seketika terbahak-bahak.
"Lo gaada kucing, buruan."
"Li giidi kicing, biriin."
"Hyunjin?"
"Iya bang Minho siap, otw bentar ganti baju dulu."
Click..
"Eh si Lino mah apa-apa minta anterin gue mulu sialan."
"Kan lo doi nya." ledek Felix.
"Jangan-jangan Lino suka sama lo?"
"Bang Abin jangan sampe gue timpuk nih."
Felix hanya tertawa melihat perseteruan Changbin dan Hyunjin. Setelah itu Hyunjin berpamitan untuk segera menemui Lino dikostannya.
Kini dimeja makan tersisa Changbin dan Felix yang sedang menyantap sarapan mereka. Hanya terdengar suara sendok yang bertemu dengan piring tanpa sebuah obrolan.
Drtt..
Ponsel Changbin bergetar membuat Felix menatap ke arah layar. Tertera disana sebuah nama perempuan yang Felix ketahui. Changbin sengaja tak mau mengangkat telepon tersebut sampai beberapa kali ponsel itu kembali berdering.
"Angkat napa Bin." ujar Felix memerahi Changbin.
"Males ah, lo aja yang ngangkat." kata Changbin sambil memberi ponselnya.
Dengan keberanian yang kuat akhirnya Felix mengangkat telepon tersebut.
"Halo?"
"Apaan?ngapain sih telpon pagi-pagi?"
"Bin, lo ga inget kita ada janji hari ini?"
Felix melirik Changbin yang masih menyantap sarapannya.
"Buruan deh Bin, sebelum gue badmood."
"Ga ada janji-janjian! Dia ada acara sama gue."
"Loh, ini buk-"
Tuttt...
Telepon terputus. Felix dengan kesal beranjak ke wastafel membuat Changbin menatapnya dengan heran.
"Kenapa Lix? Ada ngomong apa dia?"
"Lo ada acara sama dia katanya." ucapnya dengan cuek.
"Males ah, paling nemenin nonton."
Tak ada jawaban dari Felix, alias laki-laki itu sekarang sedang rusak moodnya karena sebuah janji antara perempuan itu dengan Changbin. Apa yang akan mereka berdua lakukan Felix tidak peduli sebenarnya. Tapi entah mengapa Felix serasa tidak suka jika Changbin sering keluar dengan perempuan itu.
"Bodo amat lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanmin - Paket
Fanfiction☆ Follow dulu yuk sebelum membaca Kisah ini bermula saat Seungmin membeli sesuatu di online shop langganannya. Awalannya hanya iseng memesan saja, lama-lama menjadi terbiasa dikarenakan Chan, kurir yang biasa mengantar paket nya sampai depan rumah m...