Alice sedang mengintai daerah kawasan mansion besar NCT. Ia memarkirkan mobilnya tak jauh dari gerbang tempat itu, ia tak sendiran sedari tadi dia berkomunikasi dengan Wanda menggunakan ear peace.
"Apakah semuanya aman?"
"Ee... yeah, 85% aman kau bisa masuk melalui sisi barat, di sana minim pengawasan dan juga sudah ku rentas CCTV nya jadi tenang lah."
"Baik lah, terimakasih."
Alice keluar dari mobil nya dengan penyamaran yang lumayan, sebuah alat perekam dan juga senapan ia simpan di balik mantel hitamnya.
Merasa aman Alice perlahan memasuki Mansion itu melewati pintu barat.
Berjalan mengendap-ngendap memasang alat pelacak di setiap mobil yang terparkir di sana. Membuka pelan pintu putih besar di depannya Alice mengamati sekitar lalu masuk kedalam.
Ia menutup pintu itu perlahan. Alice menatap interior mansion besar itu, tak seperti milik mereka yang bertemakan eropa dan klasik mansion ini sungguh modern. "Not bad.." Saat sedang melihat-lihat Alice mendengar suara seseorang yang mendekat, dengan cepat ia bersembunyi.
"What?!" Mark terkejut mendengar ucapan Johnny "Bisakah kau tidak berisik Mark?" Mereka berdua berlalu melewati Alice yang bersembunyi.
"Huft..."
Alice memasang lagi alat perekam di tempat tadi.
"Mission one, clear." Alice berujar dengan Wanda dari ear peace nya "Good, now go back."
Alice kembali ke mobilnya, misinya berjalan lancar tanpa ada hambatan walaupun hampir saja ketahuan oleh dua orang tadi.
●●●●
"Jen!! Ada undangan untuk mu!!"
"Dari siapa?"
"Chanel!!"
Jenny yang sedang sibuk melihat majalah Vogue edisi terbaru langsung beranjak dengan cepat mendekati Jivana.
".....FRONT ROW SEAT!!!" Jenny memekik girang, sungguh ia sangat gembira sekali hari ini, walaupun dia sering mendapatkan kursi jajaran depan tapi tetap saja ia merasa senang, mungkin saja Chanel mau mengangkat dia menjadi BA.
"Kecilkan suaramu, tidak lihat aku sedang konsetrasi di sini?" cibir Wanda, huh ia merasa konsentrasinya terganggu untung saja ia masih bisa mendengarkan apa yang Alice katakan di ujung sana. "Alice kau harus berhati-hati, sepertinya ada penjaga yang curiga."
●●●●
Alice memasang earphone yang terhubung dari jauh dengan alat penyadapnya. Ia mendengarkan dengan seksama apa yang orang-orang itu bicarakan.
"Hey watch out! Tidakah kau lihat aku sedang menonton dengan tenang di sini?"
"Guys! Look at Mark's butt, HAHAHAHA I know why people said that you look like spiderman at the halloween party last year."
"DUDE!!"
Alice bisa merasakan telinganya sedikit sakit karena kebisingan di sana, "Tidakah mereka bisa tenang sedikit?"
"Kalian jangan berisik, aku akan membahas rencana kita."
Mendengar itu, Alice menyiapkan pendengarannya.
"Wait, sepertinya jangan di sini Theo."
Alice memukul setirnya. "Sialan..." dengan kekesalan penuh, dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
●●●●
"Gentleman... misi kali ini adalah salah satu yang cukup rumit. Ruby yang ada di London adalah target kita selanjutnya. Tapi di sana adalah markas besar milik Red. Kita harus hati-hati. Karena mereka memiliki koneksi dengan Ratu." Jelas Theo.
"Wah mengesankan. Sepertinya ini akan menyenangkan, mengingat permata yang pernah kita curi hampir saja memakan korban." Ucap Lucas.
"Diam lah, dengan bantuan dari markas di Korea, kita akan melaksanakan misi ini dengan rapih." Lanjut Theo kembali, dia menunjukan layar yang berisi informasi-informasi yang di butuhkan untuk misi kali ini.
"Perjalanan kita ke London akan di lakukan minggu depan, semua anggota akan berpencar menuju lokasi yang ku tandai, kalian akan di susun pertim. Anggota dari korea akan tiba lusa.
"Kalian harus mematikan pengawasan di titik-titik ini. Ingat. Jangan menimbulkan perhatian." Theo menatap orang-orang di hadapannya.
"Akan ada 3 tim yang berpencar. Namun kita akan bertemu di titik tujuan dengan bersama-sama." Lanjutnya.
"Kita juga perlu berhati-hati dengan anggota Red. Mereka ahli dalam menyamar, dan bermain dengan rapih. Namun mereka juga bisa menjadi ganas dan mengerikan, aku harap mereka masih mengincar ini." Theo menunjukan perhiasan era Victorian yang di curi, sangat mewah dan cantik.
"Untuk peralatan kita serahkan ke Mark dan Jeffrey."
●●●●
"Alice!" Seru Wanda, "Apa hasil yang telah kau dapatkan?"Alice yang baru tiba, langsung merebahkan tubuhnya di sofa "Mereka merencanakan sesuatu, namun sayangnya aku tak bisa mendengar lebih jauh karena mereka membahasnya di tempat lain. Maaf aku hanya bisa memasang penyadap itu di beberapa titik saja, karena waktuku tak banyak." Jelasnya panjang.
Wanda mengangguk paham, "Bernafaslah dulu."
"But sister, sepertinya kita harus kembali ke London." Alice berujar serius, yang lebih tua menatapnya bingung "Kenapa?"
"Aku merasa ada yang harus di jaga di sana."
Wanda menatap tepat di obsidian hitam pekat milik Alice, terpancar keyakinan dan kecemasan disana. "Kau bisa bicara langsung dengan Irene."
"Hmmm baiklah."
●●●●
"Capt Lee Jeno and team, wellcome back to New York."
Lima lelaki dengan setelan jas rapih tiba di mansion itu. "Thankyou Theo hyung."
Theo tersenyum, dalam hatinya api semangat memenangkan ruby itu semakin membara bara. Ia selalu yakin dengan rencananya, terlebih sekarang ia bawa seluruh tim untuk misi ini.
●●●●
(p.s mereka semua gak ada yang tau nama kelompok dari blackvelvet, karena mereka sering muncul dengan tanda-tanda kelopak mawar, jadi panggilan "red" muncul.)
Hai all!!
[Wawaa🦋]
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Rouge Noir [BLACKVELVET]
Acciónthe story of 9 girls who run the world under their hands "We the only gang to run the game in hig heals" "le rouge... noir..."