Fifteen : Bowtruckle and Detension

792 146 4
                                    

Kabar mengenai Sirius Black yang berhasil masuk ke Hogwarts dan menyusup ke asrama Gryffindor, berhasil membuat seluruh warga sekolah dirundung rasa takut dan khawatir. Semalam, seluruh murid langsung dititahkan oleh Profesor Dumbledore untuk tidur bersama di aula beralaskan kasur tipis dan selimut seadanya. Berjejer rapi bak ikan sarden yang siap dikeringkan.

Di saat semua orang sibuk memikirkan nyawa mereka agar tidak dibunuh oleh Sirius Black yang menyandang status sebagai 'Pembunuh Terkejam', aku merasa santai-santai saja dan malah menikmati suasana tidur bersama di aula itu sebagai momen langka yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidupku. Karena di sini, hanya akulah yang tahu siapa Sirius Black itu dan apa tujuannya datang ke Hogwarts. Oh—ralat, sebenarnya ada seseorang lagi yang tahu tentang hal ini selain aku, yakni guru favoritku.

Sial sekali, sepertinya pagi ini dunia sedang tidak berpihak padaku. Aku sudah tahu jika hari ini Profesor Lupin tidak hadir di kelasnya dan akan digantikan oleh Profesor Snape, namun aku malah terlambat masuk ke kelas tersebut. Kau tahu apa sebabnya? Itu semua karena Nox yang entah bagaimana pagi ini bersikap nakal dengan berlari-larian di ruang rekreasi dan mengejar seekor bowtruckle yang entah dari mana datangnya. Sehingga, membuat kursi-kursi kayu yang ada di ruang rekreasi bergeser dari tempatnya dan membuat barang-barang yang ada di atas meja berjatuhan.

Aku yang merasa bertanggung jawab dengan kenakalan Nox pun terpaksa harus mengurusnya terlebih dahulu sebelum keduanya membuat ruang rekreasi kami yang indah ini menjadi seperti kapal pecah. Setelah aku berhasil menyelamatkan bowtruckle yang menjadi korban kenakalan Nox dan menaruhnya di atas pot yang menggantung di atap ruangan, aku kemudian merapikan ruang rekreasi sejenak dengan menggunakan tongkat sihirku. Setelah selesai, aku buru-buru keluar dari ruang rekreasi menuju kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang berada di lantai satu.

Sebenarnya, aku bisa saja membolos kelas daripada mendapatkan pengurangan poin dari Profesor Snape. Tapi, aku sudah terlanjur berada di depan pintu kelas. Pada akhirnya, dengan langkah ragu aku pun membuka pintu dan perlahan masuk ke dalam. Tatapan seluruh murid dan juga Profesor Snape pun dengan kompak langsung tertuju ke arahku.

"Beri aku alasan logis untuk tidak membawamu ke ruang detensi Ms. Diggory," ucap Profesor Snape datar sembari berjalan ke arahku dengan perlahan.

Aku menelan saliva, lidahku rasanya kelu saat ingin menjawab. Aku takut salah bicara dan malah membuat lelaki wajah triplek itu naik pitam dan membuat kesialanku hari ini semakin bertambah. Aku bingung harus beralasan apa, karena sesungguhnya alasanku terlambat sangatlah konyol meski itu memang benar adanya.

"Tidak bisa memberiku alasan logis Ms. Diggory?" tanya Profesor Snape mengintimidasi.

Merasa terpojokkan, aku pun reflek menjawab, "Nox---maksudku, hewan peliharaanku membuat masalah di ruang rekreasi. Jadi, aku---"

"Lalu, bisa kau jelaskan apa yang ada di sakumu Ms. Diggory?" potong Profesor Snape.

Aku mengernyit, seingatku aku tidak membawa apapun di saku jubahku. Namun, aku tetap bergerak merogoh saku jubahku dan mengeluarkan isinya yang ternyata adalah seekor bowtruckle. Oh, tunggu? Bowtruckle? Bukankah aku sudah menaruh hewan seperti tangkai kayu ini di atas pot tadi? Bagaimana bisa ia ada di saku jubahku?

"Aku yakin kau tidak mengira kelasku adalah kelas Satwa Gaib Ms. Diggory. Dan aku masih ingat benar jika kelas Pertahanan Ilmu Hitam tidak mengajari cara melawan bowtruckle," sarkas Profesor Snape yang kemudian menuai tawa tertahan dari para murid yang ada di kelas.

"Maaf, Profesor. Aku tidak tahu sama sekali jika dia berada di saku jubahku," ucapku lirih sembari memberanikan diri untuk menatap netra lelaki di hadapanku.

Namun, rupanya itu adalah pilihan yang salah. Saat aku menatap netra sehitam jelaga itu, aku justru mendapati memori Profesor Snape saat ia sedang berbicara dengan Profesor Dumbledore di ruangannya. Meski hanya beberapa detik, namun aku yakin sekali bahwa mereka sempat menyebut namaku dalam pembicaraan mereka. Aku yakin hal itu terjadi hanya dalam beberapa detik karena Profesor Snape menyadari perbuatanku. Sehingga, mungkin saja ia buru-buru menutup pikirannya dengan mantera occlumency.

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang