ARACA²

31.1K 2.2K 34
                                    

Happy Reading
epibadeh
Mengandung typo

Ia kemudian mengambil kertas itu. "Apaan nih!" seru Aca seraya membolak-balikkan kertas yang terlipat dua itu, dan perlahan ia membuka kertas itu.

25 Desember

Hai nama aku Ataca Cantika Fredi, Dan aku mempunyai seorang sahabat bernama Agerland Deviano Artaguna, diaa adalah sahabat yang paling aku sayangi, bahkan rasa sayang itu kini menjadi cinta.

Walaupun aku tak tau pasti apa itu cinta. Tetapi berada didekatnya membuat jantungku berdetak tidak karuan.

Gerland adalah seseorang yang berarti bagiku, dengan segala perhatiannya, dan
kekhawatirannya padaku, membuatku semakin mencintainya, Gerland yang selalu ada buatku. Dia sahabat kecilku yang mampu membuatku tersenyum setiap saat.

Tapi itu semua berubah semenjak ada dia, semua perhatian dan kekhawatirannya diberikan kepadanya, bukan lagi kepadaku.

Sakit... Melihat sahabat sekaligus orang yang yang kita cintai lebih mementingkan orang lain daripada diriku. Andaikan aku diberi kesempan untuk....

Tak ada lanjutan dari surat itu, karena kertasnya tersobek.

Diruang keluarga, terlihat empat orang laki-laki sedang bermain game lebih tepatnya sedang Mabar.

"Si Aca ngapa teriak kayak tadi?" tanya Dero.

"Kayaknya amnesia," gumam Delon, yang masih didengar oleh mereka berempat.

"Hah amnesia?" tanya Vito.

"Ho'oh nama gue aja dia ngak inget," ucap Dero.

"Ck, keserempet doang langsung amnesia, mati kagak tuh," celetuk Dero.

"Sembarangan kalo ngomong," ujar Delon sembari duduk di sofa.

Tak lama kemudian suara wanita paruh baya mengalihkan pandangan mereka.
"Del, ayo makan, temen-temen kamu juga di ajak gih, sekalian Dero panggilin Aca ya," ujar Mamanya.

"Iya mah," balas Dero, sebenarnya ia malas memanggil adiknya itu. Dero kemudian berjalan menaikki tangga menuju kamar adiknya.

"Mama mau kebutik dulu," ucap mamanya Dero sembari membenarkan letak tasnya.

"Hati-hati mah/Tante," ucap mereka secara bersamaan.

"Makan yok," ajak Delon pada teman-temannya, kemudian mereka berdiri dan berjalan mengikuti langkah Delon menuju meja makan.

Sedang asik menutup matanya, pintu kamar Aca tiba-tiba terbuka, disana terlihatlah Dero yang sedang memegang knop pintu.

"Bangun dipanggil mama," ujar Dero cuek.
Aca membuka perlahan matanya, lalu menatap kearah pintu.

"Ya," balas dengan seadanya, ia terlalu malas untuk berkata-kata panjang lebar.

"Ngga biasanya dia kayak gitu," gumam Dero. Aca lebih dulu keluar dari kamarnya melewati sang kakak.

Aca berjalan menuruni tangga disusul dengan Dero dibelakangnya, mereka melangkah menuju ruang makan, disana ada empat orang laki-laki yang sedang duduk di kursi meja makan, sudah Aca pastikan itu adalah teman-teman abangnya.

Tanpa menyapa orang yang berada disana, Aca lantas mengambil posisi duduk dikursi yang berada disamping kiri Dero. Mereka dibuat heran biasanya Aca akan duduk disebelah Gerland, tanpa disuruh dan dengan senang hati Aca akan bercerita panjang lebar, hingga semua yang mendengarnya menjadi bosan, namun kali ini Aca memilih untuk tidak duduk didekat Gerland.

"Ca, lu ngak salah tempat duduk tuh?" tanya Delon, Aca menaikkan sebelah alisnya. "Ya engga lah emang kenapa?" tanyanya balik.

"Emm ngapapa," balas Delon.
"Oh," ucap Aca dengan cuek.
"Ca, lu nggak sakit kan?" Tanya Vito.
"Kagak lah," jawabnya.
"Lah ... kata si Delon lu anemia," ujar Dero. Ia melirik kearah Aca.
"Amnesia goblog, anemia itu kekurangan kasih sayang," kata Bagas.
"Sama-sama goblog emang!" seru Delon.
"Woi berisik. Ini mau makan bukan main debat," sahut Aca.

Mereka yang sedari tadi memperhatikannya, menatap tak percaya sebegitu parahnya kah Aca kecelakaan sampai ia sendiri berubah dalam jangka satu hari.

Pikiran mereka. "Aca kesambet apa."

"Ya mau makanlah," ucap Dero seraya mengambil nasi dan lauk dan meletakanmya di piring Aca dan itu secara tak sadar, karena pandangannya tertuju pada Aca.

"Makan ayok," Dero kemudian mengambil sendok.

"Heh lu mau makan angin," kata Delon.

"Hah?" Dero tak mengerti dari perkataan Delon, ia kemudian menatap piringnya, dan ternyata kosong.

"Heh blom makan udah abis!" entah antara Dero yang bodoh atau gimana.

"Goblognya mendarah daging ya Bun," kata Delon.

"Makasih. Udah ngambilin gue makanan," Dero langsung menatap Aca saat mendengar perkataannya, ia lalu menatap piring Aca yang terisi oleh nasi dan lauk.

"Nape nasi gue loncat kesitu weh," ucap Dero.

Plakkk...

Vito memukul kepala Dero dengan pelan. "Lu sendiri yang naroh disitu oon, punya temen nggak ada otak," ucap Vito.

"Iyakah." Dero menatap Vito dengan kebingungan, yang lain menatap Dero dengan malas.

"Auh ah kesel gue." Vito kemudian makan dari pada harus meladeni Dero.

Nextt...
Vote and commen
Gasskeunn 🐘💨

NEW LIFE ARA or ACA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang