[ Chapter 2 ]

72 10 2
                                    


Cast :

Thitiwat Ritprasert

Natouch Siripongthon

Nappakao Dechaphatthanakun

Katsamonnat Namwirote

Warut Chawalitrujiwong

Noppanut Guntachai

.

Lagu Pendukung :

Urban Zakapa (My Love)

Jang Jae In – Auditory Hallucinations

Hyolyn – Become each others tears

Bolbbalgan4 – Dream

Kim Ju Na – Divine Intervention

"Sawadde, Katsamonnat Namwirote atau bisa dipanggil Earth"pemuda cantik itu memperkenalkan diri dengan senyuman lebar yang memperlihatkan gigi putih rata dan sangat cantik dipenglihatan seorang Nappakao.

Gigi kelinci yang putih terlihat, surai lembut setiap helai rambunya memberikan aroma tersendiri dalam penciuman Kao. Pandangan pertama membuat hati Kao berdegup kencang ketika mendengar suara indah Earth. Pemuda cantik itu kembali berinteraksi dengan Santha didepannya. "Apa anda akan kembali pulang sekarang Tuan?" tanya Santha pada Earth yang telag bersiap pergi meninggalkan Host Club. Earth mengangguk sambil mempoutkan bibir kecilnya, suasana hati sedang tidak enak terasa. "Kakek menyuruhku untuk segera kembali dan meminum obatku, menyebalkan" gerutu itu menggemaskan.

"Anda tidak membawa obat anda, tentu saja itu akan membuat Mr. Namwirote khawatir. Sekarang biarkan tuan Nappakao mulai bekerja untuk mengantar anda sampai kediaman"

Earth melirik kearah Kao dan memberikan senyuman cerianya kembali. Salah satu tangan menarik pergelangan Kao dengan manja. Sebenarnya Kao bingung dengan Santha yang sebelumnya menawarkan pekerjaan sebagai Host Club, tapi kenapa dirinya malah disuruh mengantar seperti seorang supir. Tidak lupa Santha menyerahkan kunci mobil kepada Kao saat Earth focus bermain ponsel. Ia berbisik pada Kao "kuserahkan padamu", tidak lupa membungkukan badan pada Earth "aku akan kembali pada pekerjaanku tuan". Pandangan Kao tertuju pada tubuh Santha yang semakin lama menjauh. Kao mengikuti langkah Earth yang memberi tau keberadaan mobil pribadinya. Dan pemuda cantik itu tidak bosan menunjukan senyuman lebar pada Kao yang baru saja dikenali.

.

Fluke duduk di meja makan menunggu kedatangan Kao yang sudah lama meninggalkan Apartement. Makanan yang sejak pagi dibuat telah dingin tidak tersentuh karena Kao mengatakan bahwa dirinya tidak akan lama berada diluar. Namun sampai pukul 8 malam penantian Fluke seakan percuma hingga tertidur di meja makan. Kao membuka pintu Apartement dan melihat Fluke tertidur pulas di tempat yang tidak seharusnya. Wajah lelah Kao berubah ketika melihat malaikat mungil Fluke itu sedang menikmati mimpi indah. Secara perlahan tubuh Fluke diangkat Kao pelan, berusaha untuk tidak membangunkan. Setelah berhasil memindahkan Fluke keranjang tidur, Kao kembali ke meja makan untuk sekedar makan dan membersihkan bekas makanan yang masih utuh dibuatkan Fluke. Rasa bersalah dirasakan seketika, tapi kehidupan lamanya tidak mungkin berpihak pada mereka lagi. Kao harus bisa mengambil keputusan sendiri dan inilah keputusannya.

Keesokan pagi.

Kao membangunkan Fluke untuk segera pergi kesekolah, pemuda manis itu terlonjak kaget ketika wajah Kao begitu dekat untuk sekedar membangunkannya. "Phi! Kau mengejutkanku!" teriak Fluke membuat Kao tertawa, surai poni Fluke dirapihkan Kao secara perlahan, "pergilah kesekolah dan tolong izinkan aku untuk tidak masuk dikelasku. Aku sepertinya kurang sehat untuk mengikuti kegiatan hari ini" pinta Kao manja, mendengar Kao sakit Fluke segera memeriksa suhu tubuhnya dengan telapak tangan. Tangan Fluke menyentuh bagian kening Kao dan menyesuaikan bersamaan kondisi tubuh dirinya. Namun Kao suka menjahili Fluke dengan menginginkan hal lebih dari sekedar sentuhan tangan. Ia menyingkirkan tangan kecil Fluke dan kening Kao didekatkan pada kening Fluke. Itu semua membuat Fluke salah tingkah hingga berdiri diatas tempat tidur mereka. Dengan cepat Fluke berlari ke kamar mandi sambil menutupi kedua telinga memerah yang terlah tercipta sempurna. Dalam kamar mandi Fluke berfikir ia tidak merasakan suhu hangat pada Kao, 'mungkin hanya kelelahan' batin itu meyakinkan. Usai membersihkan diri dan mengenakan seragam sekolah, Fluke kembali mengecek keadaan Kao yang melanjutkan tidurnya dengan selimut menutupi seluruh tubuh. Tidak ingin menganggu istirahat Kao, Fluke segera pergi meninggalkan Apartement tanpa berpamitan.

SAY YES : SIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang